Menjarah
Menjarah
Menjarah
Berita

BKSDA Sumbar Lepasliarkan 16 Ekor Owa Ungko

621
×

BKSDA Sumbar Lepasliarkan 16 Ekor Owa Ungko

Share this article
Salah seekor owa ungko yang dilepasliarkan oleh BKSDA Sumatra Barat di salah satu kawasan konservasi Sumatra Barat pada Kamis (16/11/2023). | Sumber: Dok. BKSDA Sumatra Barat
Salah seekor owa ungko yang dilepasliarkan oleh BKSDA Sumatra Barat di salah satu kawasan konservasi Sumatra Barat pada Kamis (16/11/2023). | Sumber: Dok. BKSDA Sumatra Barat

Gardaanimalia.com – Sejumlah 16 ekor owa ungko dilepasliarkan di salah satu kawasan konservasi di Sumatra Barat oleh BKSDA Sumatra Barat (Sumbar), Kamis (16/11/2023).

Sebelum dilepasliarkan ke habitatnya, seluruh owa ungko (Hylobates agilis) telah melewati proses rehabilitasi yang panjang.

pariwara
usap untuk melanjutkan

“Enam belas ekor yang dilepasliarkan telah melalui proses rehabilitasi selama kurang lebih tiga sampai tujuh tahun,” kata pihak BKSDA Sumbar dalam keterangan tertulis.

Owa tersebut merupakan hasil sitaan dan penyerahan masyarakat ke BKSDA Sumbar. Seluruhnya kemudian dititiprawatkan di Yayasan Kalaweit, Kabupaten Solok, Sumatra Barat.

Rangkaian rehabilitasi itu bertujuan untuk mengembalikan sifat liar dan memastikan bahwa seluruh individu memiliki kemampuan untuk bertahan hidup di alam liar.

Pihak BKSDA Sumbar menerangkan, salah satu bagian penting dari proses rehabilitasi satwa tersebut adalah memasangkan satu owa jantan dengan satu owa betina.

“[Owa ungko] merupakan hewan monogami yang hidupnya berkelompok, di mana proses memasangkannya menjadi salah satu tahapan yang penting,” tulis BKSDA.

Setelah melalui proses rehabilitasi, owa tersebut melewati proses habituasi selama kurang lebih dua bulan di dekat lokasi pelepasliaran.

Pihaknya juga telah melakukan kajian kelayakan lokasi kawasan konservasi. Hal itu dilakukan sebelum proses pelepasliaran bersama Universitas Andalas dan Universitas Muhammadiyah Sumatra Barat.

Owa Ungko Dipastikan Sehat

Sebelum pelepasliaran, seluruh owa melewati pengecekan medis untuk memastikan bahwa seluruh individu tidak membawa penyakit yang dapat mengancam populasi owa liar.

“Delapan pasang owa ungko tersebut telah dinyatakan sehat secara fisik dan dapat beradaptasi di habitat barunya,” tulis mereka.

Pada tahun pertama pelepasliaran, tim masih akan melakukan pengecekan rutin terhadap seluruh owa. Ini untuk memastikan mampu bertahan hidup dan menemukan teritori masing-masing.

Hal tersebut disampaikan oleh Plt. Kepala BKSDA Sumatra Barat Lugi Hartanto. Menurutnya, tugas penting yang perlu dilakukan adalah pemantauan dan monitoring pasca-pelepasliaran.

“Untuk memastikan owa-owa ini dapat beradaptasi secara penuh dan nyaman di ‘rumah baru’-nya,” kata Lugi Hartanto, Kamis (16/11/2023).

IUCN Red List mengategorikan Hylobates agilis dalam kategori genting (endangered). Salah satu ancaman utama yang dihadapi spesies ini adalah perburuan.

BKSDA Sumbar juga mengakui bahwa ancaman tersebut merupakan tantangan terbesar dalam usaha konservasi uwa ungko.

“Mengingat pentingnya fungsi owa ungko di alam, salah satunya sebagai pendistribusian biji-biji pohon di hutan. Guna menjaga hutan tetap lestari, menjaga kelestarian owa ungko menjadi penting,” tutup mereka.

5 1 vote
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments