Menjarah
Menjarah
Menjarah
Berita

BKSDA Turunkan Ahli Atasi Konflik Warga dan Monyet

1640
×

BKSDA Turunkan Ahli Atasi Konflik Warga dan Monyet

Share this article
Ilustrasi monyet ekor panjang (Macaca fascicularis). | Foto: Jungle Sumatra
Ilustrasi monyet ekor panjang (Macaca fascicularis). | Foto: Jungle Sumatra

Gardaanimalia.com – BBKSDA Sumatra Utara (Sumut) merespon konflik antara monyet ekor panjang dan petani yang terjadi di Kabupaten Tapanuli Utara.

Kepala Seksi Wilayah IV Tarutung, BBKSDA Sumut, Manigor Lumbantoruan mengatakan, pihaknya akan segera menindaklanjuti hal itu dengan menurunkan tim ahli.

pariwara
usap untuk melanjutkan

“Setelah kami diskusikan, kami putuskan untuk segera berkoodinasi dengan Yayasan Scorpion guna mencari solusi,” ujar Manigor, Selasa (7/2/2023).

Dilansir dari Medanbisnisdaily, Dirinya menambahkan, pihak BKSDA bersama Yayasan Scorpion akan turun ke lokasi dalam minggu ini.

Untuk sementara, Manigor memberikan saran kepada para petani untuk mengusir kawanan monyet dengan menggunakan bunyian petasan.

“Menunggu tim ahli datang ke lokasi, kami sarankan kepada petani untuk membunyikan petasan,” sambungnya.

Tanaman nanas milik petani di Desa Pohan Jae, Kecamatan Siborongborong, Tapanuli Utara. | Foto: Metro Rakyat
Tanaman nanas milik petani di Desa Pohan Jae, Kecamatan Siborongborong, Tapanuli Utara. | Foto: Metro Rakyat

Sebelumnya, ratusan hektare tanaman jagung dan nanas milik masyarakat rusak karena interaksi negatif dengan mamalia bernama latin Macaca fascicularis tersebut.

Kerusakan itu tersebar di sejumlah wilayah di Kabupaten Tapanuli Utara, seperti di Kecamatan Siborongborong dan Kecamatan Sipahutar.

Kepala Desa Pohan Jae, Kecamatan Siborongborong, Demas Simanjuntak mengaku kedatangan kawanan primata itu mulai terasa sejak dua tahun terakhir. Namun, semakin masif pada setahun belakangan ini.

Demas juga mengungkapkan, jika dikalkulasi kerusakan ladang jagung dan nanas di Desa Pohan Jae mencapai lebih dari 200 hektare.

Angka itu belum termasuk kerusakan yang terjadi di Desa Pohon Julu yang berbatasan dengan Desa Pohon Jae.

Ia menyebut, desanya juga berbatasan dengan Kecamatan Sipatuhar. Kecamatan itu, ungkapnya, merupakan sentral produksi nanas.

“Desa kami berbatasan dengan Kecamatan Sipahutar, juga merupakan sentral produksi nanas. Warga petani di kecamatan tetangga juga mengalami hal yang sama,” kata Demas.

4 1 vote
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments