Menjarah
Menjarah
Menjarah
Berita

Diduga Keluar Hutan Karena Lapar, Harimau Sumatera Masuk Perangkap BKSDA

2166
×

Diduga Keluar Hutan Karena Lapar, Harimau Sumatera Masuk Perangkap BKSDA

Share this article
harimau sumatera masuk jebakan BKSDA Sumatera Barat. | Foto: Andri Mardiansyah/Xinhua
Harimau sumatera masuk jebakan BKSDA Sumatera Barat. | Foto: Andri Mardiansyah/Xinhua

Gardaanimalia.com – Seekor harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) berhasil dievakuasi oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat pada Selasa (11/1).

Harimau tersebut dievakusasi usai masuk perangkap yang dipasang di kebun sawit yang berjarak 200 meter dari permukiman warga di Jorong Kayu Pasak Timur Nagari Salareh Aie, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Senin (10/1).

pariwara
usap untuk melanjutkan

Sebelumnya, harimau berjenis kelamin betina yang diperkirakan berusia tiga tahun itu telah dilakukan penanganan sejak 30 November 2021 oleh BKSDA bersama Tim Patroli Anak Nagari (PAGARI).

“Penanganan berupa penggiringan dengan bunyi-bunyian selama lebih dari empat puluh hari. Namun tidak membuahkan hasil dan membuat harimau sumatera ini justru mendekat ke permukiman,” ujar Ardi Andono, Kepala BKSDA Sumbar, Selasa (11/1).

Untuk mencegah terjadinya hal yang dapat membahayakan masyarakat dan satwa liar dilindungi tersebut, BKSDA pun memasang kandang jebak sekitar pukul 14.00 WIB.

Dalam melakukan upaya itu, BKSDA Sumbar bekerja sama dengan Polsek Palembayan dan Wali Nagari Salareh Aia untuk melakukan pengamanan terhadap satwa asli dari Pulau Sumatera itu.

Selanjutnya, satwa dilindungi yang sudah masuk jebakan tersebut akan dibawa ke Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera Dhamasraya (PRHSD) guna dilakukan observasi.

Berdasarkan hasil analisis, diduga kemunculan harimau yang keluar dari hutan Cagar Alam Maninjau itu dikarenakan satwa liar kekurangan pakan.

“Hasil analisis penyebab harimau sumatera ini turun dari hutan Cagar Alam Maninjau adalah kekurangan pakan akibat adanya penyakit African Swine Fever (ASF) yang menyebabkan kematian massal babi hutan di Agam sebanyak kurang lebih 50 ekor,” ungkapnya.

Ardi juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu mengevakuasi harimau tersebut, seperti Polsek Palembayan, Wali Nagari Salareh Aia, tim Pagari Baringin serta warga Kampung Maua Hilia.

“Kami ucapkan terima kasih dan apresiasi yang tinggi kepada Polsek Palembayan, Wali Nagari Salareh Aia, tim Pagari Baringin, dan terutama warga Kampung Maua Hilia, yang sejak awal penanganan telah membantu tim BKSDA Sumbar. Kami berharap proses evakuasi dapat berjalan baik hingga ke pusat rehabilitasi Harimau Sumatera,” tutup Ardi.

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments