Menjarah
Menjarah
Menjarah
Berita

Habitat Rusak Memicu Macan Tutul Keluar Hutan

2732
×

Habitat Rusak Memicu Macan Tutul Keluar Hutan

Share this article
Warga saat menunjukkan jejak kaki seperti macan di area perkebunan, Kabupaten Banyumas pada Rabu (5/1). | Foto: Kompas/Handuot
Warga saat menunjukkan jejak kaki satwa liar seperti macan di area perkebunan, Kabupaten Banyumas pada Rabu (5/1). | Foto: Kompas/Handuot

Gardaanimalia.com – Diyakini suara macan, auman satwa liar terdengar di sekitar permukiman warga Grumbul Kepetek, Desa Windunegara, Kecamatan Wangon, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Selasa (4/1).

Tawin, salah seorang warga mengatakan sekilas ia melihat satwa itu melompat ke parit. “Saya sempat melempar dengan batu dan hewan itu mengaum keras banget,” kata Tawin, Rabu (5/1) dilansir dari Kompas.

pariwara
usap untuk melanjutkan

Ia mengungkapkan satwa berukuran besar berwarna cokelat itu adalah macan. “Saya bisa bedakan mana suara auman kucing hutan dan macan. Ini benar-benar suaranya besar, bukan suara kucing hutan,” ujarnya.

Terkait peristiwa tersebut, Ari Hidayat, Koordinator Pengamat Satwa Liar, Biodiversity Society Kabupaten Banyumas menyebut ada beberapa penyebab mengapa satwa liar keluar dari habitat aslinya.

Menurut beberapa pengalaman pihaknya, Ari mengungkapkan bahwa jika satwa liar keluar habitat bahkan sampai ke permukiman warga, maka itu karena habitatnya terganggu, kemudian satwa tersebut kekurangan suplai makanan utama.

“Bisa jadi rantai makanan putus, karena babi hutan sekarang marak untuk ditembak. Babi hutan sebagai makanan utama predator itu, kalau babi hutan habis semakin susah dicari, maka binatang-binatang yang menjadi predatornya akan keluar,” jelas Ari, Kamis (6/1) dikutip dari Serayunews.

Lain daripada itu, Ari melanjutkan, hal berikutnya ada juga yang disebabkan ulah manusia yang melakukan perburuan dengan membawa senapan ke hutan.

“Yang namanya insting satwa kalau ada senapan mereka akan melindungi diri, semakin banyak yang membawa senapan ke hutan akan merasa terganggu di habitat mereka, sehingga mereka akan mencari tempat yang aman,” tuturnya.

Selain itu, imbuh Ari, pembangunan yang tidak mempertimbangkan habitat satwa juga menjadi salah satu pemicunya. Karena dengan adanya pembangunan tersebut maka lahan teritorial satwa liar akan turut berkurang.

“Jadi mereka seperti tidak memperhatikan analisis mengenai dampak lingkungan dan lainnya, kalau hewan itu otomatis mencari tempat yang aman, dan ketika merasa aman dan nyaman di lingkungan manusia mereka akan lebih memilih di sana,” ungkapnya.

Ari juga menyampaikan bahwa bagi warga yang melihat satwa liar seperti macan, tidak perlu diserang, hanya perlu melakukan penghalauan dengan cara-cara yang tidak menyakiti satwanya.

“Bisa saja membunyikan berbagai peralatan yang menimbulkan suara keras, kentongan bisa dan sebagainya,” jelasnya.

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments