Menjarah
Menjarah
Menjarah
Berita

Harimau Sumatera Kian Langka, Mengapa Perdagangannya Masih Tinggi?

1953
×

Harimau Sumatera Kian Langka, Mengapa Perdagangannya Masih Tinggi?

Share this article
Harimau Sumatera Kian Langka, Mengapa Perdagangannya Masih Tinggi?
Salah satu barang bukti kasus perdagangan kulit harimau sumatera. Foto: Tribunnews

Gardaanimalia.com Meski statusnya telah ditetapkan sebagai satwa terancam kritis sejak 30 Juni 2008 oleh IUCN, angka kasus perdagangan harimau sumatera  (Phantera tigris sumatrae) tetap tinggi. Dwi Nugroho Adhiasto, pengamat perdagangan satwa liar, mengungkapkan selama lima tahun terakhir angka kasus perdagangan harimau menyentuh hingga 84 kasus yang melibatkan perdagangan 122 individu harimau (termasuk harimau utuh dan bagian tubuh).

Dalam acara Bincang Alam oleh Mongabay Indonesia, Dwi mengatakan perdagangan ilegal ini terus terjadi karena permintaan pasar yang tinggi. Tak hanya dilakukan oleh kelompok kriminal yang telah profesional dalam perdagangan ilegal, kasus jual beli bagian tubuh harimau ini juga kerap dilakukan oleh oknum yang bekerja di lembaga konservasi di Indonesia.

pariwara
usap untuk melanjutkan

“Misalnya seperti kasus yang terjadi pada tahun 2016 di kebun binatang garut,” tutur Dwi.

Tak hanya terjadi di habitat asli harimau sumatera, perdagangan ilegal  juga banyak ditemukan di daerah lain seperti DKI Jakarta, Banten, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Lampung, Riau, dan Bengkulu. Bagian tubuh harimau yang paling banyak diperdagangkan di Indonesia adalah kulitnya yang kemudian diolah sedemikian rupa untuk dijadikan furnitur atau pajangan.

“Kepemilikan pajangan yang dibuat dari harimau ini biasanya mampu menunjukkan status sosial seseorang, makanya banyak yang beli,” tambah Dwi.

Baca juga: Penjual Anakan Orang Utan Divonis 2 Tahun Penjara

Selain kulit, bagian tubuh harimau yang juga banyak diperjualbelikan adalah taring, tulang, cakar, tengkorak, ekor, dan kaki. Ada banyak alasan yang melatarbelakangi pembelian bagian tubuh harimau, seperti latar belakang kepercayaan misalnya jimat dari kumis harimau, upacara adat, atau bisa juga dipengaruhi oleh tokoh terkenal seperti selebritas ataupun komunitas yang mengklaim dirinya pecinta satwa akan tetapi tetap memelihara satwa dilindungi dan percaya bahwa harimau dapat didomestikasi.

Di luar negeri, terutama Thailand dan China, yang paling banyak diminati adalah daging dan tulang harimau untuk dikonsumsi. Salah satu produk olahan yang paling terkenal adalah tiger bone glue buatan Thailand. Tiger bone glue adalah produk herbal yang dibuat dari tulang harimau yang direbus bersama tumbuhan herbal. Selain di Thailand produk ini juga laku dipasarkan ke Vietnam dan China.

Hal ini tentu sangat disayangkan mengingat harimau sumatera adalah hewan yang dilindungi oleh Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan nomor P.106 tahun 2018. Hingga saat ini populasinya terus menurun dan tengah menghadapi ancaman kepunahan di alam liar.

5 1 vote
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
1 Comment
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Bramantio
Bramantio
2 years ago

Pantesan aja Harimau China Selatan populasinya tinggal puluhan ekor ?? wong habis diburu kaya gitu nah ketika Harimau China Selatan sebentar lagi punah ya mereka cari spesies lain kaya Harimau Sumatera