Gardaanimalia.com – Pada Juni 2021 tim peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan peneliti dari Perancis yang terdiri dari Hidayat Ashari (Indonesia) dan Borja Milá, Jade Bruxaux, Guillermo Friis, Katerina Sam, Christophe Thébaud (Perancis) berhasil menemukan jenis burungbuah baru di kawasan pegunungan Kumawa, Papua Barat. Burung temuan ini diberi nama Melanocharis citreola, sp. nov. Milá, Ashari & Thébaud. Dalam Bahasa Indonesia disebut burungbuah satin dan dalam Bahasa Inggris disebut satin berrypecker. Penelitian ini telah dipublikasikan dalam jurnal ilmiah IBIS pada 11 Juni 2021.
Hidayat Ashari menyebut ini merupakan sebuah temuan yang menggembirakan mengingat penemuan jenis burung baru di Papua terakhir kali terjadi pada 2007 silam. Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa jenis baru berrypecker sebagai salah satu dari enam jenis baru burung yang ditemukan di dunia selama tahun 2021 ini.
Kesukesan ini merupakan hasil kerjasama yang telah dilakukan sebanyak dua kali pada tahun 2014 dan 2017. Proyek ini juga masuk dalam kerangka besar Lengguru Project yang diselenggarakan oleh French Institute de Recherche pour le Développement (IRD), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Universitas Papua (UNIPA), Universitas Cendrawasih (UNCEN), Universitas Musamus (UNMUS) dan Politeknik KP Sorong.
Penelitian pertama kali dilakukan pada November 2014 dimana selama empat hari tim berhasil menangkap seekor burung jantan di ketinggian 1100 sampai 1200 mdpl. Namun, dalam penelitian pertama kali ini, tim belum bisa mengidentifikasi secara jelas hanya dapat teridentifikasi bahwa butung tersebut jenis Melanocharis.
Baca juga: Pelanduk Kancil, Satwa Kecil dengan Status Data Deficient
“Kemudian Oktober-November 2017, kami kembali ke sana dengan peralatan dan logistik yang lebih baik, dan selama 22 hari pada ketinggian 1200 mdpl itu kami berhasil menangkap tiga individu lagi,” jelas Hidayat dalam keterangan tertulis yang dirilis oleh LIPI.
Penemuan burungbuah jenis baru ini dimasukkan dalam Melanocharis dikarenakan memiliki ciri khas berupa paruh kokoh berwarna hitam serta memiliki warna tubuh bagian atas biru-hitam yang terlihat sangat kontras dengan bagian bawah dengan warna lebih terang. Bagian bawah tersebut berwarna putih satin dengan sedikit warna kuning lemon. Inilah yang membedakan genus Melanocharis dengan genus lainnya.
Ukuran burungbuah satin cukup kecil dengan panjang sayap 62 milimeter, panjang tarsus 19,4 milimeter, panjang ekor 49,5 milimeter, panjang paruh dari dasar tengkorak kepala 11,2 milimeter, panjang paruh dari ujung lubang hidung sekitar 7,3 milimeter, lebar paruh pada ujung lubang hidung 4,1 milimeter dan tinggi paruh di ujung lubang hidungnya 3,5 milimeter.
Makanan burungbuah secara umum adalah buah beri dan buah kecil lainnya sehingga membuat burungbuah atau berrypecker ini sebagai penyebar biji-bijian. Burung ini aktif di bawah kanopi hutan. Sayangnya, burungbuah satin masih jarang dijumpai sehingga perilaku burung ini belum diketahui secara pasti dan perlu dilakukan kembali penenlitian terkait burungbuah satin.