Menjarah
Menjarah
Menjarah
Berita

Kangkareng Hitam Masuk Kebun Segera Dilepasliarkan

412
×

Kangkareng Hitam Masuk Kebun Segera Dilepasliarkan

Share this article
Ilustrasi kangkareng hitam (Anthracoceros malayanus). | Foto: Nigel Voaden/eBird
Ilustrasi kangkareng hitam (Anthracoceros malayanus). | Foto: Nigel Voaden/eBird

Gardaanimalia.com – Seekor kangkareng hitam diserahkan warga kepada Seksi Wilayah Konservasi (SKW) I Berau BKSDA Kalimantan Timur, Selasa (9/1/2024).

Di hari itu, warga Desa Labanan Makmur, Kecamatan Teluk Bayur, Kabupaten Berau, Rukmiatun melihat seekor kangkareng hitam di kebunnya.

pariwara
usap untuk melanjutkan

Rukmiatun pun segera melaporkan keberadaan satwa dengan nama latin Anthracoceros malayanus tersebut ke petugas BKSDA yang tinggal di Labanan.

Setelah itu, kangkareng hitam langsung diserahkan kepada pihak BKSDA untuk diperiksa dan dilakukan pelepasliaran.

Menurut Kepala SKW I Berau Muhammad Ilyas, hasil cek kesehatan oleh perawat satwa menyatakan kangkareng sehat, tidak ada luka, dan aktif.

“Setelah diperiksa dan dalam kondisi baik, kangkareng hitam dilepasliarkan pada sore hari, tanggal 9,” jelas Ilyas kepada Garda Animalia, Jumat (12/1/2024).

Pelepasliaran dilakukan BKSDA di Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Labanan. Kawasan ini dikelola oleh Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Ekosisten Hutan Dipterokarpa.

KHTDK Labanan memiliki tipe hutan dataran rendah dengan vegetasi yang masih baik.

BKSDA pun masih sering menemukan spesies kangkareng di wilayah tersebut, meski menurut Ilyas, belum ada informasi jumlah populasi di sana.

Kangkareng hitam yang berada di kebun warga dan dilepasliarkan oleh BKSDA. | Foto: SKW I Berau
Kangkareng hitam yang berada di kebun warga dan dilepasliarkan oleh BKSDA. | Foto: SKW I Berau

Kangkareng Membutuhkan Pohon Besar Berkanopi

Ilyas menuturkan, kangkareng berhabitat di area hutan primer, hutan dataran rendah, hutan tepi sungai, hutan rawa pasang surut, serta hutan sekunder (bekas hutan).

Ia menduga, kebun tempat ditemukannya burung itu terdapat pohon besar atau pohon biji sebagai tempat bermain, berjemur, atau mencari makan.

Mengenai makanan, Ia menerangkan bahwa makanan kangkareng adalah biji buah beringin (Ficus spp.), biji buah pala (Myristica spp.), atau hewan kecil seperti kumbang, kupu-kupu, dan serangga lain.

“Bisa saja kangkareng hitam itu hidup di daerah tersebut atau hutan sekunder yang menjadi ladang, selama ada pohon besar yang berkanopi sebagai tempat mencari makan dan berjemur,” katanya.

Pihaknya mengapresiasi tindakan masyarakat yang melaporkan keberadaan satwa liar ke BKSDA. Namun, dirinya juga mengatakan, tingkat kesadaran masyarakat masih harus ditingkatkan lagi dengan upaya sosialisasi dan penyuluhan.

“Tentunya ancaman perburuan masih ada, meskipun di 2023 kami tidak menemukan adanya peredaran bagian dari satwa liar ini di bandara atau pun pelabuhan,” pungkas Ilyas.

Kangkareng Hitam Berstatus Rentan

Satwa yang dalam bahasa Inggris disebut black hornbill itu berstatus rentan atau vulnerable dalam IUCN Red List.

Selain itu, satwa berbulu hitam ini masuk jenis dilindungi di Indonesia. Ini tercantum dalam Permen LHK Nomor P.106 Tahun 2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi.

Secara global, satwa bernama latin Anthracoceros malayanus tersebar tidak hanya di Indonesia, melainkan juga Brunei Darussalam, Thailand, dan Malaysia.

Meski disebutkan dalam IUCN Red List bahwa satwa memiliki toleransi terhadap degradasi di tingkat sedang, tetapi ancaman utama terhadap burung ini adalah perusakan hutan.

Sebab, kecenderungan mereka terhadap hutan dataran rendah tetap menempatkannya pada risiko di mana dataran rendah menjadi wilayah yang paling terdampak deforestasi.

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments