Kesalahan Penanganan Diduga Sebabkan Kematian Orangutan yang Tersengat Listrik

Bayu Nanda
3 min read
2025-02-05 13:07:09
Iklan
Satu individu orangutan jantan kalimantan (Pongo pygmaeus) bergelayut di jaringan listrik di Jalan Tjilik Riwut Kilometer 9, Palangkaraya, Kalimantan tengah pada Jumat (31/1/2025) sore.

Gardaanimalia.com - Satu individu orangutan kalimantan jantan (Pongo pygmaeus) bergelayut di jaringan listrik Jalan Tjilik Riwut Kilometer 9, Palangkaraya, Kalimantan tengah pada Jumat (31/1/2025) sore. 

Saat berada dekat gardu listrik, primata tersebut mencengkeram kabel hingga menimbulkan ledakan dan menyebabkan tubuhnya terjatuh. 

Nahas, nyawa orangutan itu tidak terselamatkan. 

Penyebab kematian satwa langka tersebut dikemukakan Program Manajer Pusat Rehabilitasi Orangutan Nyaru Menteng Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF) Denny Kurniawan dalam wawancara bersama Garda Animalia pada Senin (3/1/2025).

Hasil nekropsi oleh tim medis BOSF menunjukkan, terdapat cairan di saluran pernapasan orangutan. 

“Menurut kawan-kawan medis yang melakukan nekropsi, cairan itulah yang memang menyebabkan kematian dari orangutan tersebut,” ujar Denny.

Denny menjelaskan, tim medis tiba di lokasi saat orangutan sudah tak bernyawa. Pihaknya pun mendapatkan keterangan mengenai kronologi peristiwa dari masyarakat setempat.

Orangutan diketahui jatuh di atas parit yang ditutup oleh papan kayu serta terpal.

Saat masyarakat ingin menyelamatkan dengan cara menarik terpal, orangutan justru jatuh ke parit dengan posisi wajah tertelungkup. 

“Dari rongga perut sampai ke atas, kondisinya sudah kering [karena tersengat listrik], lengan bagian kiri dan kanan, [tubuh] bagian atasnya juga kering dan kaku. Tapi memang itu bukan penyebab kematian. Karena yang ditemukan oleh kami ada cairan di rongga pernapasan,” jelasnya.

Denny pun mengatakan, jasad orangutan masih disimpan, beberapa sampel tubuhnya akan diperiksa lebih lanjut di laboratorium. 

Dari Mana Orangutan Berasal?

Rekaman orangutan melewati kabel tersebut menunjukkan satwa berada di tengah kota dengan jalanan ramai dan dekat dengan permukiman. Namun, Denny serta pihak BKSDA Kalimantan Tengah belum dapat memastikan dari mana satwa tersebut berasal. 

“Tim kami masih melacak bersama BKSDA, orangutan ini berasal dari mana,” ungkapnya. 

Meskipun belum mengetahui asal satwa, Kepala SKW I BKSDA Kalimantan Tengah, Junet, mengatakan bahwa lokasi kejadian tidak jauh dari hutan.

“Memang jarak satu kilometer dari jalan raya itu ada hutan masih banyak. Itu yang ramai kan hanya di pinggir jalan, sedangkan di belakangnya itu kan masih banyak hutan. … hutan di sekitar Sungai Rungan,” kata Junet kepada Garda Animalia, Senin (3/1/2025).

Sungai Rungan merupakan salah satu anak Sungai Kahayan. Mengecek dari citra satelit, sungai ini terletak di arah timur dari titik lokasi kejadian. Sementara, arah barat dari lokasi kejadian tampak lebih jauh dari hutan.

Orangutan Keluar Hutan: Penyelamatan Habitat juga Penting

Selama Januari hingga awal Februari 2025, BKSDA Kalimantan Tengah sudah mendapatkan empat kali laporan kasus orangutan. Dua di antaranya adalah orangutan yang dilaporkan memakan buah-buahan milik masyarakat, satu orangutan tersengat listrik, serta satu orangutan yang tangannya terlilit tali. 

Merespons beberapa kasus tersebut, Junet menyebutkan bahwa wilayah jelajah orangutan memang luas, terlebih kebun buah warga berada terlalu dekat dengan hutan. 

“Dengan jelajah orangutan, itu kan masih bisa masuk [ke permukiman atau kota],” ucap Junet. 

Sementara, menyoal mitigasi satwa agar tak lagi tersengat listrik, Junet mengatakan masih membutuhkan kajian lebih lanjut. 

Di sisi lain, Denny melihat kasus orangutan bergelayut di kabel listrik menunjukkan bahwa orangutan sudah keluar dari habitat. 

“Ini bahkan sampai ke tempat umum, tempat manusia beraktivitas bahkan ke jalan raya. Jadi, penyelamatan habitat juga lebih penting,” tuturnya. 

Edukasi dan Penyadartahuan agar Tak Terjadi Kesalahan Penanganan

Kematian orangutan di Palangkaraya yang baru terjadi beberapa hari lalu menunjukkan betapa penting edukasi dan penyadartahuan kepada masyarakat terkait satwa liar, termasuk dalam mitigasi konflik. 

Jika tak dilakukan dengan benar, fatalitas justru dapat menimpa satwa yang ingin diselamatkan. 

BKSDA mengatakan bahwa masyarakat tidak dibekali dengan pengetahuan penanganan teknis, melainkan masyarakat dapat segera melapor ke BKSDA atau lembaga lain yang berwenang jika terjadi peristiwa serupa. 

Saat melaporkan, pastikan masyarakat memantau satwa dari jarak jauh agar satwa tidak semakin menjauh ataupun terjadi konflik. 

“Karena saat ini yang paling efektif dalam penanganan adalah bius. Kalau otot dengan otot (ada perlawanan dari manusia), jelas bukan tandingan,” tutup Junet.


Tags :
orangutan kalimantan Pongo pygmaeus kalimantan tengah BOSF BKSDA Kalteng orangutan mati
Writer: Bayu Nanda
Pos Terbaru
Menyoroti Kaburnya Monyet di BPBD Kabupaten Tangerang dan Pentingnya Kesejahteraan Satwa Liar
Menyoroti Kaburnya Monyet di BPBD Kabupaten Tangerang dan Pentingnya Kesejahteraan Satwa Liar
Berita
18/04/25
Seri Macan Tutul Jawa: Agung Ganthar Kusumanto, Macan Tutul itu Keren!
Seri Macan Tutul Jawa: Agung Ganthar Kusumanto, Macan Tutul itu Keren!
Liputan Khusus
16/04/25
[Infografis] Hiu Tutul dan Kemunculannya di Jawa Timur
[Infografis] Hiu Tutul dan Kemunculannya di Jawa Timur
Berita
16/04/25
Uji Lab Buktikan Keaslian Cula Badak asal Tiongkok yang Disita di Manado
Uji Lab Buktikan Keaslian Cula Badak asal Tiongkok yang Disita di Manado
Berita
16/04/25
Seri Macan Tutul Jawa: Mengamati Macan Tutul dari Prau sampai Sanggabuana
Seri Macan Tutul Jawa: Mengamati Macan Tutul dari Prau sampai Sanggabuana
Liputan Khusus
15/04/25
Hendak Jual Cula Badak dan "Kerupuk Udang", Empat Tersangka Diringkus Polisi
Hendak Jual Cula Badak dan "Kerupuk Udang", Empat Tersangka Diringkus Polisi
Berita
15/04/25
Orangutan Terpotret di Jendela Rumah di Thailand, Polisi Rencanakan Investigasi
Orangutan Terpotret di Jendela Rumah di Thailand, Polisi Rencanakan Investigasi
Berita
14/04/25
Jejak Buaya Muara Pulau Bacan: Didagangkan Hidup-Hidup ke Negeri Singa
Jejak Buaya Muara Pulau Bacan: Didagangkan Hidup-Hidup ke Negeri Singa
Liputan Khusus
14/04/25
Puluhan Anak Penyu Belimbing Dilepas di Pantai Along, Aceh
Puluhan Anak Penyu Belimbing Dilepas di Pantai Along, Aceh
Berita
11/04/25
FATWA: Evolusi Ubur-Ubur di Danau Kakaban
FATWA: Evolusi Ubur-Ubur di Danau Kakaban
Edukasi
11/04/25
Gajah Mati di Sawah Warga, Kabel Listrik Ditemukan di Sekitar Lokasi
Gajah Mati di Sawah Warga, Kabel Listrik Ditemukan di Sekitar Lokasi
Berita
11/04/25
Berkarya dengan Visi: Merekam Kekerasan di Balik Topeng
Berkarya dengan Visi: Merekam Kekerasan di Balik Topeng
Feature
07/04/25
FATWA: Taring Babirusa dapat Membunuh Dirinya Sendiri!
FATWA: Taring Babirusa dapat Membunuh Dirinya Sendiri!
Edukasi
07/04/25
Bangkai Gajah Ditemukan di Perbatasan Kebun Sawit dan TN Gunung Leuser
Bangkai Gajah Ditemukan di Perbatasan Kebun Sawit dan TN Gunung Leuser
Berita
07/04/25
Tiga Opsetan Tanduk Rusa Diamankan saat Arus Balik Mudik
Tiga Opsetan Tanduk Rusa Diamankan saat Arus Balik Mudik
Berita
05/04/25
Seorang Pria Paruh Baya Ditangkap setelah Ketahuan Berdagang Penyu
Seorang Pria Paruh Baya Ditangkap setelah Ketahuan Berdagang Penyu
Berita
26/03/25
Macan Dahan yang Masuk Gudang di OKU sudah Dievakuasi
Macan Dahan yang Masuk Gudang di OKU sudah Dievakuasi
Berita
26/03/25
Berpacu dengan Kepunahan [3]
Berpacu dengan Kepunahan [3]
Liputan Khusus
25/03/25
Ambulans untuk Harimau Sumatera [2]
Ambulans untuk Harimau Sumatera [2]
Liputan Khusus
25/03/25
Bisnis Cuan Berbalut Kepahlawanan [1]
Bisnis Cuan Berbalut Kepahlawanan [1]
Liputan Khusus
25/03/25