Konflik Buaya Tinggi, BKSDA Kalteng Imbau Masyarakat Tak Buang Sampah ke Sungai

3 min read
2021-01-06 13:11:19
Iklan
Belum ada deskripsim Lorem ipsum dolor sit amet, corrupti tempore omnis esse rem.



Gardaanimalia.com - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah mencatat sebanyak 11 kali serangan buaya terjadi sepanjang tahun 2020. Komandan Jaga BKSDA Kalteng Pos Sampit, Muriansyah, menyebutkan selama bulan Januari hingga Juni 2020 sudah ada empat kasus serangan buaya di perairan sungai Desa Handil Sohor. Konflik ini menyebabkan dua orang mengalami luka-luka.

Muriansyah menambahkan kasus serangan juga terjadi di perairan sungai Desa Lampuyang pada Maret 2020. Total ada dua kasus serangan dengan dua korban yang terluka.

Pada bulan September 2020, peristiwa serupa kembali terjadi. Ada dua kasus serangan buaya di daerah perairan muara sungai Desa Lampuyangan. Dua korban juga mengalami luka-luka. Di lokasi yang sama, terjadi serangan lagi pada Oktober 2020. Satu korban yang digigit buaya mengalami luka di tangan dan kakinya.

Akhir tahun 2020, daftar kasus serangan buaya kembali bertambah. Dua serangan terjadi di perairan sungai Desa Bagendang Hulu dan di Sungai Hambawang, Desa Ganepo, Kecamatan Seranau.

Menurut Muriansyah, munculnya buaya hingga ke dekat pemukiman dikarenakan buaya kesulitan mendapat makanan di hutan atau habitat aslinya.

Baca juga: Selamatkan Satwa Lewat Pendidikan Konservasi Sejak Dini

"Selain makan sampah bangkai binatang yang dibuang ke sungai, buaya juga mengincar ternak yang dikandangkan di dekat sungai," jelas Muriansyah, dilansir dari Antara, Rabu (6/1/2021).

Atas peristiwa ini, Muriansyah mengimbau agar masyarakat tidak lagi membuang sampah ke sungai. Tindakan ini dikhawatirkan dapat menjadi pemicu buaya datang.

"Kami minta masyarakat jangan membuang sampah ke sungai, khususnya bangkai binatang, seperti ayam, tikus, dan lainnya. Itu menjadi makanan buaya sehingga itu juga yang memancing buaya banyak menyasar ke permukiman warga," paparnya.

BKSDA juga memasang papan imbuan di titik-titik yang dinilai rawan. Papan itu untuk mengingatkan masyarakat agar lebih waspada dan berhati-hati. Terlebih, buaya biasanya akan semakin agresif di akhir tahun hingga awal tahun karena itu adalah masa kawin.

"Akhir tahun yaitu Oktober, November, dan Desember, serta pada awal tahun, yaitu Januari, Februari, dan Maret, biasanya merupakan masa kawin dan bertelur buaya. Itu yang menyebabkan buaya semakin agresif," papar Muriansyah.

Selain melalui imbauan, BKSDA Kalteng juga berupaya untuk menangkap buaya tersebut. BKSDA sudah memasang jerat dengan umpan ayam dan bebek.

Tags :
kalimantan tengah serangan buaya
Writer:
Pos Terbaru
Telaga Paring, Orangutan yang Terjebak Banjir Besar di Kalteng Berhasil Dilepasliarkan
Telaga Paring, Orangutan yang Terjebak Banjir Besar di Kalteng Berhasil Dilepasliarkan
Berita
09/05/25
Sebelum Indonesia Merdeka, Ternyata Trenggiling Sudah Jadi Satwa Dilindungi
Sebelum Indonesia Merdeka, Ternyata Trenggiling Sudah Jadi Satwa Dilindungi
Berita
09/05/25
Tiga Individu Baru Badak Jawa Terdeteksi di Ujung Kulon
Tiga Individu Baru Badak Jawa Terdeteksi di Ujung Kulon
Berita
06/05/25
Ternyata Amir Simatupang Pernah Tawarkan Taring Harimau Seharga Rp50 Juta
Ternyata Amir Simatupang Pernah Tawarkan Taring Harimau Seharga Rp50 Juta
Berita
06/05/25
Kabar Baik, Dua Ekor Harimau Lahir di Suaka Barumun!
Kabar Baik, Dua Ekor Harimau Lahir di Suaka Barumun!
Berita
06/05/25
Hampir setiap Malam Beruang Madu Berkeliaran di Kabupaten Abdya
Hampir setiap Malam Beruang Madu Berkeliaran di Kabupaten Abdya
Berita
05/05/25
WN Tiongkok jadi Tersangka Perdagangan Cula Badak di Manado
WN Tiongkok jadi Tersangka Perdagangan Cula Badak di Manado
Berita
02/05/25
Pembangunan Suaka Badak Sumatera di Aceh Timur Segera Rampung
Pembangunan Suaka Badak Sumatera di Aceh Timur Segera Rampung
Berita
02/05/25
Saksi Nyatakan Sisik Trenggiling Tidak Terdaftar sebagai Barbuk di Polres Asahan
Saksi Nyatakan Sisik Trenggiling Tidak Terdaftar sebagai Barbuk di Polres Asahan
Berita
02/05/25
Bukan hanya Sisik, Alex Tanyakan Kulit Harimau pada 2 Anggota TNI
Bukan hanya Sisik, Alex Tanyakan Kulit Harimau pada 2 Anggota TNI
Berita
02/05/25
Tahap Kedua Pelepasliaran, 182 Ekor Kura-Kura Moncong Babi kembali ke Alam
Tahap Kedua Pelepasliaran, 182 Ekor Kura-Kura Moncong Babi kembali ke Alam
Berita
30/04/25
Dua Pelaku Perdagangan Organ Satwa Dilindungi Diserahkan ke JPU
Dua Pelaku Perdagangan Organ Satwa Dilindungi Diserahkan ke JPU
Berita
30/04/25
Seri Macan Tutul Jawa: Upaya Yayasan SINTAS Selamatkan Predator Puncak Tersisa di Jawa
Seri Macan Tutul Jawa: Upaya Yayasan SINTAS Selamatkan Predator Puncak Tersisa di Jawa
Liputan Khusus
29/04/25
Perburuan Burung di TN Ujung Kulon Berujung 2 Tahun Pidana
Perburuan Burung di TN Ujung Kulon Berujung 2 Tahun Pidana
Berita
29/04/25
Bripka Alfi Siregar ‘Amnesia’ di Pengadilan, Hakim Dorong Penetapannya jadi Tersangka
Bripka Alfi Siregar ‘Amnesia’ di Pengadilan, Hakim Dorong Penetapannya jadi Tersangka
Berita
28/04/25
Batal Vonis Bebas, Willy Pembeli Cula Badak Dibui 1 Tahun
Batal Vonis Bebas, Willy Pembeli Cula Badak Dibui 1 Tahun
Berita
28/04/25
Kabar Baru, Pria asal AS Dijatuhkan Hukuman atas Kasus Penyiksaan Monyet
Kabar Baru, Pria asal AS Dijatuhkan Hukuman atas Kasus Penyiksaan Monyet
Berita
27/04/25
Jadi Saksi Ahli, Hinca Panjaitan Pakai Kaos Save Trenggiling ke Pengadilan
Jadi Saksi Ahli, Hinca Panjaitan Pakai Kaos Save Trenggiling ke Pengadilan
Berita
26/04/25
Konflik kembali Terjadi, Ternak Warga Ditemukan Mati di Area Sawah
Konflik kembali Terjadi, Ternak Warga Ditemukan Mati di Area Sawah
Berita
25/04/25
Disebut Dapat ‘Bagian’ dari Perdagangan Sisik Trenggiling, Hakim Minta Kanit Polres Asahan Dipanggil
Disebut Dapat ‘Bagian’ dari Perdagangan Sisik Trenggiling, Hakim Minta Kanit Polres Asahan Dipanggil
Berita
25/04/25