[caption id="attachment_24229" align="aligncenter" width="928"] Buaya muara yang diserahkan warga Desa Delas, Kecamatan Air Gegas, Kabupaten Bangka Selatan pada Selasa (30/7/2024). | Foto: Andre/Alobi Foundation[/caption]
Gardaanimalia.com - Pusat Penyelamatan Satwa (PPS) Alobi Foundation Bangka Belitung menghentikan penerimaan buaya muara korban konflik untuk sementara waktu.
Manajer PPS Alobi Foundation Endi Yusuf mengatakan, keputusan ini diambil karena kandang rehabilitasi buaya yang mereka kelola sudah melewati batas kapasitas maksimum.
"Kemarin dari internal sudah sepakat disetop [penerimaan buaya]," kata Endi kepada Garda Animalia, Kamis (1/8/2024).
Keputusan ini diambil menyusul adanya penyerahan buaya dari masyarakat Desa Delas, Kecamatan Air Gegas, Kabupaten Bangka Selatan, Selasa (30/7/2024).
Buaya muara sepanjang 3,5 meter itu ditangkap oleh masyarakat satu hari sebelumnya, merespons konflik antara buaya dan manusia pada Minggu (28/7/2024).
Konflik tersebut menimpa seorang warga bernama Asmi (42) yang sedang memancing di Sungai Ulim. Akan tetapi, Endi menyebut, tidak ada bukti bahwa buaya tersebut merupakan individu yang menyerang Asmi.
"Masyarakat cenderung kalau menangkap enggak lihat [buaya] yang [berkonflik], yang penting dapat buaya," kata Endi.
Endi juga tidak membenarkan penangkapan buaya muara (Crocodylus porosus) oleh warga, khususnya jika menggunakan kail pancing.
"Tidak dibenarkan [menangkap buaya] karena sungai itu memang habitat mereka, dan serangan buaya di Bangka Belitung itu banyak sekali karena faktor-faktor lain," tutur Endi.
Desa Delas, Endi mencontohkan, memiliki banyak lokasi bekas tambang ilegal. Lokasi ini ditengarai menjadi salah satu pemicu tingginya angka konflik di desa tersebut.
Konflik yang menimpa Asmi merupakan yang kedua kalinya dalam dua hari berturut-turut.
Sebelumnya, seorang warga bernama Samiun ditemukan tewas karena dugaan berkonflik dengan buaya di Sungai Bukit Layang, Kabupaten Bangka. Sama seperti Asmi, Samiun diserang ketika sedang memancing.
Endi menyampaikan, selama tujuh bulan pertama 2024, sudah ada 11 korban konflik buaya dan manusia di Bangka Belitung. Lima orang di antaranya tewas, sedangkan enam lainnya luka-luka.


Aditya
Belum ada deskripsi