Konflik Satwa Liar: Perambahan Hutan Buat Gajah Masuk Perkebunan

3 min read
2022-10-11 12:57:25
Iklan
Belum ada deskripsim Lorem ipsum dolor sit amet, corrupti tempore omnis esse rem.



Gardaanimalia.com - Sejumlah 30 ekor gajah sumatera masuk ke kawasan perkebunan di Blang Kemeuy, Gampong Alue, Kecamatan Titeu, Pidie, Sabtu (8/10).

Kawanan satwa liar itu diperkirakan sudah 16 hari berada di areal dekat persawahan tersebut. Akibatnya, puluhan hekatre tanaman padi milik warga mengalami kerusakan.

Hal tersebut dipaparkan oleh Fakhruddin selaku Camat Titeue. Ia mengatakan, bahwa kawasan yang rusak merupakan tanaman padi yang dua pekan kemudian akan dipanen.

Meski puluhan gajah liar itu telah dihalau oleh BKSDA, ranger, dan masyarakat, namun rupanya satwa kembali datang pada malam hari. Hingga kini, sebanyak 30 ekor gajah masih bertahan di perkebunan warga.

"Pantauan warga ada sekitar 30 ekor gajah liar yang merusak tanaman padi warga yang siap dipanen. Lokasinya di dekat waduk di Titeue," kata Fakhruddin, Sabtu (8/10).

Dia menyebut, kemunculan satwa yang dilindungi oleh negara tersebut menimbulkan keresahan bagi masyarakat. Pasalnya, tanaman padi dan tanaman produktif lainnya menjadi rusak.

Selain itu, dirinya menambahkan, bahwa di Kecamatan Sakti, Pidie, makanan yang menjadi sasaran satwa dilindungi itu adalah tanaman semangka.

"Kerugian dampak gangguan gajah sangat dirasakan, sebab petani gagal panen," tuturnya kepada Serambinews.

BKSDA Ingin Manusia dan Gajah Hidup Berdampingan


Sebelumnya, menanggapi konflik di Kecamatan Sakti pada Jumat (30/9), Kepala Seksi Konservasi Wilayah I BKSDA Aceh, Kamaruzzaman, berharap masyarakat Pidie dapat berbagi ruang dengan satwa liar.

"Konflik satwa liar dan manusia sering terjadi di Kabupaten Pidie. Sehingga perlu adanya pembagian ruang dengan satwa liar gajah," ujarnya, Sabtu (1/10) dilansir dari Antara.

Harapannya adalah agar satwa dan manusia bisa hidup berdampingan dengan bagiannya masing-masing tanpa saling merugikan satu sama lain.

Menurutnya, kondisi kawasan hutan sebagai tempat yang kerap dilintasi oleh satwa dilindungi itu, kini sedang tidak baik-baik saja.

Keadaan tersebut tercipta karena manusia tidak lagi mengurus alam. Sebaliknya, mereka justru melakukan tindakan-tindakan yang merusak seperti illegal logging, perambahan dan perubahan fungsi lahan.

Sehingga, jalur yang dilalui gajah sumatera untuk mencari makan semakin sempit. Karena ekosistem alam tidak dijaga dan rusak.

Hal itulah yang menurut Kamaruzzaman menjadi salah satu pemicu terjadinya konflik antara manusia dan satwa liar. Sebab habitat yang biasa dihuni gajah terganggu dan sudah tidak ada lagi.

Tempat tinggal yang nyaman bagi keberlangsungan hidup satwa bernama ilmiah Elephas maximus sumatrensis tersebut sudah tercemar oleh para pihak yang tidak bertanggung jawab.

Tags :
bksda satwa liar gajah satwa dilindungi aceh gajah sumatera konflik gajah liar
Writer:
Pos Terbaru
Persidangan Ungkap Fakta, 1,2 Ton Sisik Diduga Berasal dari Gudang Polres
Persidangan Ungkap Fakta, 1,2 Ton Sisik Diduga Berasal dari Gudang Polres
Berita
18/04/25
Menyoroti Kaburnya Monyet di BPBD Kabupaten Tangerang dan Pentingnya Kesejahteraan Satwa Liar
Menyoroti Kaburnya Monyet di BPBD Kabupaten Tangerang dan Pentingnya Kesejahteraan Satwa Liar
Berita
18/04/25
Seri Macan Tutul Jawa: Agung Ganthar Kusumanto, Macan Tutul itu Keren!
Seri Macan Tutul Jawa: Agung Ganthar Kusumanto, Macan Tutul itu Keren!
Liputan Khusus
16/04/25
[Infografis] Hiu Tutul dan Kemunculannya di Jawa Timur
[Infografis] Hiu Tutul dan Kemunculannya di Jawa Timur
Berita
16/04/25
Uji Lab Buktikan Keaslian Cula Badak asal Tiongkok yang Disita di Manado
Uji Lab Buktikan Keaslian Cula Badak asal Tiongkok yang Disita di Manado
Berita
16/04/25
Seri Macan Tutul Jawa: Mengamati Macan Tutul dari Prau sampai Sanggabuana
Seri Macan Tutul Jawa: Mengamati Macan Tutul dari Prau sampai Sanggabuana
Liputan Khusus
15/04/25
Hendak Jual Cula Badak dan "Kerupuk Udang", Empat Tersangka Diringkus Polisi
Hendak Jual Cula Badak dan "Kerupuk Udang", Empat Tersangka Diringkus Polisi
Berita
15/04/25
Orangutan Terpotret di Jendela Rumah di Thailand, Polisi Rencanakan Investigasi
Orangutan Terpotret di Jendela Rumah di Thailand, Polisi Rencanakan Investigasi
Berita
14/04/25
Jejak Buaya Muara Pulau Bacan: Didagangkan Hidup-Hidup ke Negeri Singa
Jejak Buaya Muara Pulau Bacan: Didagangkan Hidup-Hidup ke Negeri Singa
Liputan Khusus
14/04/25
Puluhan Anak Penyu Belimbing Dilepas di Pantai Along, Aceh
Puluhan Anak Penyu Belimbing Dilepas di Pantai Along, Aceh
Berita
11/04/25
FATWA: Evolusi Ubur-Ubur di Danau Kakaban
FATWA: Evolusi Ubur-Ubur di Danau Kakaban
Edukasi
11/04/25
Gajah Mati di Sawah Warga, Kabel Listrik Ditemukan di Sekitar Lokasi
Gajah Mati di Sawah Warga, Kabel Listrik Ditemukan di Sekitar Lokasi
Berita
11/04/25
Berkarya dengan Visi: Merekam Kekerasan di Balik Topeng
Berkarya dengan Visi: Merekam Kekerasan di Balik Topeng
Feature
07/04/25
FATWA: Taring Babirusa dapat Membunuh Dirinya Sendiri!
FATWA: Taring Babirusa dapat Membunuh Dirinya Sendiri!
Edukasi
07/04/25
Bangkai Gajah Ditemukan di Perbatasan Kebun Sawit dan TN Gunung Leuser
Bangkai Gajah Ditemukan di Perbatasan Kebun Sawit dan TN Gunung Leuser
Berita
07/04/25
Tiga Opsetan Tanduk Rusa Diamankan saat Arus Balik Mudik
Tiga Opsetan Tanduk Rusa Diamankan saat Arus Balik Mudik
Berita
05/04/25
Seorang Pria Paruh Baya Ditangkap setelah Ketahuan Berdagang Penyu
Seorang Pria Paruh Baya Ditangkap setelah Ketahuan Berdagang Penyu
Berita
26/03/25
Macan Dahan yang Masuk Gudang di OKU sudah Dievakuasi
Macan Dahan yang Masuk Gudang di OKU sudah Dievakuasi
Berita
26/03/25
Berpacu dengan Kepunahan [3]
Berpacu dengan Kepunahan [3]
Liputan Khusus
25/03/25
Ambulans untuk Harimau Sumatera [2]
Ambulans untuk Harimau Sumatera [2]
Liputan Khusus
25/03/25