Lagi, Ratusan Burung Diselundupkan! 90 Ekor di Antaranya Satwa Dilindungi

Gardaanimalia.com - Ratusan burung liar di antaranya satwa endemik Kalimantan Tengah yang gagal diselundupkan akhirnya tiba di Bandara Tjilik Riwut Palangka Raya, Selasa (8/2).
Sebelumnya, lebih dari seratus burung tersebut digagalkan oleh Balai Penegakan Hukum LHK Wilayah Jawa, Bali dan Nusa Tenggara bersama Balai Besar Karantina Pertanian Kota Surabaya di Pelabuhan Paciran, Lamongan.
Usai melalui proses translokasi dan beberapa tahapan lainnya, ratusan satwa liar itupun langsung diberangkatkan kembali menuju Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah (Kalteng).
Menurut penuturan Nur Patria, Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalteng, kejadian tersebut bermula ketika petugas gabungan melakukan penangkapan terduga pelaku yang diketahui mengangkut sebanyak 122 ekor burung.
"Jadi ratusan ekor burung tersebut dikirim dari Kalteng melalui Pelabuhan Bahaur, Kabupaten Pulang Pisau menggunakan kapal perintis untuk dikirimkan ke seseorang yang ada di Jatim,” ungkapnya, Rabu (9/2).
Adapun jenis burung yang disita, 90 ekor di antaranya merupakan burung dilindungi dan 32 lainnya merupakan satwa lair yang tidak dilindungi.
Sebanyak 122 ekor burung tersebut terdiri dari tiong emas (Gracula religiosa) 11 ekor, cica daun besar (Chloropsis sonnerati) 14 ekor, tangkar ongklet (Platylophus galericulatus) 2 ekor, anis kembang (Zoothera interpres) 11 ekor, dan kucica hutan (Copsychus malabaricus) 5 ekor.
Selain itu, ada kacamata biasa (Zosterops melanurus) 11 ekor, sikatan cacing (Cyornis banyumas) 8 ekor, merbah belukar (Pycnonotus plumosus) 14, serindit melayu ( Loriculus galgulus) 44 ekor, dan perling kumbang (Aplonis panayensis) 2 ekor.
Dari semua satwa yang dikirim, Patria mengungkapkan bahwa tidak semuanya tiba di Palangka Raya dalam keadaan hidup. Hal itu dikarenakan perjalanan satwa melalui jalur udara.
"Tapi memang namanya yang naik pesawat ada yang mati ya, ada sekitar 4 ekor yang mati. Tetapi tetap kita lakukan BAP atau serah terima,” jelasnya.
Ia juga menjelaskan bahwa maraknya penyelundupan burung yang berasal dari Kalteng itu sebagian besar diduga karena adanya permintaan konsumen.
“Yang pasti kalau jenis-jenis burung yang diselundupkan itu pasti karena ada permintaan, misalnya ada tertarik karena kicau, warna dan sebagainya. Karena tidak mungkin burung itu dibawa kesana kalau tidak ada permintaan atau nilai ekonomi,” kata Patria.
Selama ini, lanjutnya, penyelundupan yang dilakukan biasa menggunakan kapal-kapal perintis melalui pelabuhan kecil yang jarang dideteksi atau dilakukan pemeriksaan oleh petugas.
“Kalau untuk bandara dan pelabuhan umum sudah dapat dipastikan ada petugas yang mengawal. Namun, penyelundupan sering kali dilakukan di pelabuhan kecil yang belum ada petugas,” imbuh Kepala BKSDA Kalteng.
Berkaitan dengan satwa liar yang telah diterima oleh pihaknya, Patria mengatakan bahwa satwa tersebut akan dikembalikan ke habitatnya di Bukit Kalaweit di Tangkiling.
“Rencana besok akan kami lepas liarkan di Bukit Kalaweit, di Tangkiling. Untuk itu kita diamkan dulu sehari di BKSDA Kalteng, agar burung ini tidak stres usai dikirim melalui pesawat,” tutupnya.

Bagaimana, sih, Kondisi Burung di Indonesia Saat Ini?
19/05/25
FATWA: Burung Wiwik yang Enggan Menetaskan Telurnya
14/05/25
Perburuan Burung di TN Ujung Kulon Berujung 2 Tahun Pidana
29/04/25
Akan Dibawa ke Pulau Jawa, 34 Burung Diamankan di Sampit
24/03/25
Teka-Teki Keberadaan Baza Hitam si Predator Cilik
21/03/25
FLIGHT: Penyelundupan Burung Kicau sudah Seperti Minum Obat, Tiga Kali Sehari!
13/03/25
Di Balik Layar "Lobi-Lobi Lobster", Merekam Kebijakan Tutup-Buka Ekspor BBL

Bagaimana, sih, Kondisi Burung di Indonesia Saat Ini?

Celah Menahun Pelabuhan Tanjung Perak, 19 Elang Paria Gagal Diselundupkan

Ingin Ungkap Penyalahgunaan Elpiji, Polisi malah Temukan 10 Satwa Dilindungi

Seorang Pria di Thailand Ditangkap karena Jual Dua Bayi Orangutan

Tanah Haram untuk Kawanan Gajah di Kebun Ban Michelin

Penjara Gajah di Tepi Kebun Karet Ban Michelin

Kasus Anak Gajah Tertabrak Truk di Malaysia, Pembangunan Tak Boleh Hambat Pergerakan Gajah

Seri Macan Tutul Jawa: Riwayat para Kucing Besar Tanah Jawa

FATWA: Burung Wiwik yang Enggan Menetaskan Telurnya

Seri Macan Tutul Jawa: Gunung Favorit Para Pendaki di Habitat Macan Tutul Jawa

Perdagangkan Siamang, Pelaku Ditangkap di Bojonggede

Tiga Ekor Kanguru Tanah Diselundupkan di Pelabuhan Jayapura

Telaga Paring, Orangutan yang Terjebak Banjir Besar di Kalteng Berhasil Dilepasliarkan

Sebelum Indonesia Merdeka, Ternyata Trenggiling Sudah Jadi Satwa Dilindungi

Tiga Individu Baru Badak Jawa Terdeteksi di Ujung Kulon

Ternyata Amir Simatupang Pernah Tawarkan Taring Harimau Seharga Rp50 Juta

Kabar Baik, Dua Ekor Harimau Lahir di Suaka Barumun!

Hampir setiap Malam Beruang Madu Berkeliaran di Kabupaten Abdya

WN Tiongkok jadi Tersangka Perdagangan Cula Badak di Manado
