Lima Burung Langka Dikirim ke Laboratorium Karantina

Gardaanimalia,com - Karantina Papua Barat Daya menerima lima ekor burung langka dari Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Papua Barat.
Penyerahan burung ke laboratorium karantina tersebut disampaikan melalui Instagram resmi Karantina Papua Barat Daya, pada Kamis (8/12/2023) lalu.
Kelima ekor burung itu akan menjalani serangkaian pemeriksaan oleh pejabat karantina sebelum dikembalikan ke alam liar, yaitu Maluku dan Ternate.
Tujuan pemeriksaan yang dilakukan tak hanya untuk memastikan kesehatan burung, tapi juga guna mencegah penyebaran penyakit, seperti flu burung.
Dilansir pada Jumat (9/12/2023), Balai Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan Papua Barat Daya merincikan jenis-jenis burung langka yang diterima oleh pihaknya.
Yaitu, 1 ekor kakatua putih (Cacatua alba), 2 ekor kasturi ternate (Lorius garrulus), 1 ekor kakatua maluku (Cacatua moluccensis), dan 1 ekor nuri maluku (Eos bornea).
Dokter hewan karantina Nilam Madina Siregar menerangkan, langkah pemeriksaan yang dilakukan pihaknya tersebut sesuai dengan tugas dan fungsi pokok karantina.
Berdasarkan hal tersebut, maka burung-burung yang akan dikembalikan ke wilayah asalnya harus melalui rangkaian pemeriksaan.
"Kami lakukan pemeriksaan fisik dan laboratoris terhadap media pembawa HPHK tersebut untuk mencegah penyebaran penyakit, terutama flu burung," kata Nilam.
Burung langka kakatua putih, kasturi ternate, kakatua maluku, dan nuri maluku tersebut adalah hasil tangkapan BBKSDA Papua Barat dalam beberapa operasi.
"Sebelumnya, burung-burung ini juga sudah menjalani proses rehabilitasi di kandang satwa milik BBKSDA Papua Barat. Tujuannya untuk memunculkan naluri dan sifat alaminya," imbuh Nilam.
Pada lokasi berbeda, pejabat Karantina Papua Barat Daya I Wayan Kertanegara menegaskan dukungan penuh terhadap upaya pelestarian dan perlindungan sumber daya alam.
"Kami selalu mendukung langkah-langkah pelestarian seperti ini demi menjaga keragaman hayati," tutur I Wayan Kertanegara.

Tiga Ekor Kanguru Tanah Diselundupkan di Pelabuhan Jayapura
09/05/25
Tahap Kedua Pelepasliaran, 182 Ekor Kura-Kura Moncong Babi kembali ke Alam
30/04/25
Dua Pelaku Perdagangan Organ Satwa Dilindungi Diserahkan ke JPU
30/04/25![[Infografis] Hiu Tutul dan Kemunculannya di Jawa Timur](https://gardaanimalia.cloudapp.web.id/uploads/1744790117_ebae26a40ee2dbd50796.jpg)
[Infografis] Hiu Tutul dan Kemunculannya di Jawa Timur
16/04/25
Gakkum Beroperasi, Puluhan Tengkorak Satwa Liar jadi Barang Bukti
20/03/25
Berang-Berang Bukan Peliharaan! Kenali 4 Jenis yang Hidup di Indonesia
14/03/25
Belum Disetujui Kejati, Tuntutan Kasus Penjualan Sisik Trenggiling di PN Kisaran Batal Dibacakan

Di Balik Layar "Lobi-Lobi Lobster", Merekam Kebijakan Tutup-Buka Ekspor BBL

Bagaimana, sih, Kondisi Burung di Indonesia Saat Ini?

Celah Menahun Pelabuhan Tanjung Perak, 19 Elang Paria Gagal Diselundupkan

Ingin Ungkap Penyalahgunaan Elpiji, Polisi malah Temukan 10 Satwa Dilindungi

Seorang Pria di Thailand Ditangkap karena Jual Dua Bayi Orangutan

Tanah Haram untuk Kawanan Gajah di Kebun Ban Michelin

Penjara Gajah di Tepi Kebun Karet Ban Michelin

Kasus Anak Gajah Tertabrak Truk di Malaysia, Pembangunan Tak Boleh Hambat Pergerakan Gajah

Seri Macan Tutul Jawa: Riwayat para Kucing Besar Tanah Jawa

FATWA: Burung Wiwik yang Enggan Menetaskan Telurnya

Seri Macan Tutul Jawa: Gunung Favorit Para Pendaki di Habitat Macan Tutul Jawa

Perdagangkan Siamang, Pelaku Ditangkap di Bojonggede

Tiga Ekor Kanguru Tanah Diselundupkan di Pelabuhan Jayapura

Telaga Paring, Orangutan yang Terjebak Banjir Besar di Kalteng Berhasil Dilepasliarkan

Sebelum Indonesia Merdeka, Ternyata Trenggiling Sudah Jadi Satwa Dilindungi

Tiga Individu Baru Badak Jawa Terdeteksi di Ujung Kulon

Ternyata Amir Simatupang Pernah Tawarkan Taring Harimau Seharga Rp50 Juta

Kabar Baik, Dua Ekor Harimau Lahir di Suaka Barumun!

Hampir setiap Malam Beruang Madu Berkeliaran di Kabupaten Abdya
