Lumba-lumba Tak Bersirip, Si Mamalia Laut yang Nasibnya Kian Memprihatinkan
3 min read

Belum ada deskripsim Lorem ipsum dolor sit amet, corrupti tempore omnis esse rem.
Gardaanimalia.com - Neophocaena phocaenoides atau lumba-lumba tak bersirip (Indo-Pasific Finless Porpoise), merupakan salah satu jenis lumba-lumba dari famili Phocoenidae, ordo Cetacea dan subordo Odontoceti. Hewan ini tergolong Rentan (Vulnerable) dalam daftar merah IUCN. Tren populasinya menurun dan termasuk dalam daftar Apendiks I berdasarkan CITES. Di Indonesia, lumba-lumba tak bersirip masuk dalam jenis satwa dilindungi berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia No.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018.
Morfologi dan Sebaran
Hewan ini memiliki bentuk tubuh yang tidak terlalu besar dengan panjang 1,5 - 2 meter dan berat sekitar 120 kilogram. Seperti namanya, lumba-lumba ini tidak mempunyai sirip di bagian punggungnya, namun ada bubung punggung yang rendah dan sempit. Lumba-lumba ini juga tidak punya moncong dengan sirip dada lebar yang meruncing pada bagian ujung. Matanya bulat berwarna hitam dan bentuk ekornya agak lebar dengan ujung tepi yang cekung.
Lumba-lumba jenis ini didominasi warna abu-abu dan warna abu pucat pada bagian tenggorokan dan kelamin. Belum banyak diketahui apa makanannya. Namun, diduga lumba-lumba tak bersirip memakan cumi-cumi kecil, udang dan sepia kecil serta beberapa jenis ikan lainnya.
Baca juga: Jenis Rusa dan Kijang Langka yang Hidup di Indonesia
Pada umumnya, hewan ini tersebar di perairan pesisir yang dangkal (di bawah 50 meter) dan beberapa muara sungai di sekitar tepi utara Samudra Hindia. Bisa juga dijumpai di Samudra Pasifik barat dari Laut Persia ke arah timur di sekitar tepian Samudra Hindia hingga wilayah Indo-Melayu dan Indonesia, dan ke arah utara ke Selat Taiwan dan perairan Cina tengah. Di Indonesia, lumba-lumba tak bersirip ini tersebar di Sumatera, Kalimantan, Jawa, Maluku, Papua, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Timor.
Ancaman yang Dihadapi
Lumba-lumba tak bersirip juga tidak luput dari ancaman tangkapan sengaja dan juga bycatch atau tangkapan tidak sengaja. Hewan ini sering ditangkap dengan sengaja menggunakan jaring insang, pukat, gillnet dan alat tangkapan lainnya di perairan pantai Iran, India, Pakistan, Malaysia, dan China. Terdapat banyak kasus mengenai penangkapan hewan ini, salah satunya yang terjadi di perairan China pada awal tahun 1990. Saat itu penangkapan dilakukan dengan menggunakan lebih dari 3,5 juta jaring insang. Di Malaysia Timur, diduga spesies ini mengalami penurunan populasi akibat dari bycatch dan penangkapan ikan secara komersil yang intensif di Semenanjung Malaysia.
Selain tangkapan, ancaman yang dihadapi oleh spesies ini yaitu degradasi habitat pesisir pantai, lalu lintas kapal dan juga polusi meliputi limbah industri, militer, pertanian dan kehutanan. Di perairan Thailand, hewan ini mengalami penurunan populasi atau menghilang akibat dari degradasi habitat dan bycatch. Pada tahun 1980-an dan 1990-an terdapat kematian dua spesies ini yang diduga akibat dari tumpahan minyak besar di Teluk Persia/Arab. Selain itu pada tahun 1970-an di Pakistan, spesies ini terlihat mengalami penurunan populasi, dan pada tahun 1990-an spesies ini hampir menghilang dari daerah yang terdegradasi ini. Bahkan, di beberapa daerah, daging lumba-lumba tak bersirip dikonsumsi sebagai makanan.
Tags :
Lumba-lumba lumba-lumba tak berisirip
Writer:
Pos Terkait
Pos Terbaru

Orangutan Viral di Kawasan Tambang Akhirnya Dievakuasi
Berita
17/02/25
Beruang Madu di Perbebunan, BKSDA: Itu Habitatnya
Berita
17/02/25
Konflik Gajah di Aceh Barat Terulang, Perubahan Habitat Menyulitkan Penghalauan
Berita
15/02/25
Akhirnya, Enam Pemburu Badak Jawa Divonis 11 dan 12 Tahun Penjara
Berita
15/02/25
Dikirim Tanpa Dokumen, 67 Satwa Diamankan di Pelabuhan Tanjung Priok
Berita
14/02/25
Memisahkan dengan Jelas: Pemeliharaan Satwa Liar Bukan Penyelamatan!
Opini
13/02/25
Tiga Orangutan Kelaparan Mencari Makan di Kebun Sawit, BKSDA Lakukan Pemantauan
Berita
13/02/25
Harimau yang Masuk Kandang Jebak di Aceh Timur akan Direlokasi
Berita
13/02/25
Lagi, Seekor Dugong Mati Terdampar di Kupang
Berita
10/02/25
Relasi Harmonis Gajah-Manusia dalam Sejarah dan Tradisi Budaya di Aceh
Edukasi
07/02/25
Pagar Terbuka! 15 Rusa Timor Berlari Bebas di TN Baluran
Berita
07/02/25
Dagangkan Cula Badak dan Gading Gajah, Dua Terdakwa Divonis 4 Tahun
Berita
06/02/25
Terjerat Jaring, Lumba-Lumba di Kenjeran Berhasil Kembali ke Laut
Berita
06/02/25
Bayi Bekantan Terpisah dari Induk, Diduga karena Habitat Rusak
Berita
06/02/25
Kesalahan Penanganan Diduga Sebabkan Kematian Orangutan yang Tersengat Listrik
Berita
05/02/25
Cegah Zoonosis, Pengamatan Tidak Langsung Manfaatkan Ekolokasi Kelelawar Pemakan Serangga
Edukasi
05/02/25
Petugas Amankan 30 Kilogram Sisik Trenggiling di Atas Kapal Cepat
Berita
04/02/25
Soa Payung, Kadal dengan Leher Berjumbai yang Unik
Edukasi
03/02/25
Dugong Fitri yang Terjerat Jaring Berhasil Dilepasliarkan
Berita
03/02/25
Gajah Betina Berusia 8 Tahun Ditemukan Mati di Aceh Timur
Berita
03/02/25Bacaan Populer
Baca berita terbaru seputar satwa liar di sini

1
Wajib Tahu! 13 Jenis Biawak Dilindungi di Indonesia
09/03/20
2
Pemilik Kura-kura Impor yang Ditangkap Tipidter Bareskrim Mabes Polri Dijerat UU Karantina Hewan
01/08/18
19525
3
Selundupkan Murai Batu ke Malaysia, Patrum Dihukum 3 Bulan Penjara dan Denda 100 juta
11/10/19
17029
4
5 Jenis Burung Takur Dilindungi di Indonesia yang Masih Diperdagangkan
15/04/21
15845
5
Sering Dianggap Sama, Inilah Perbedaan Rusa dan Kijang
03/08/21
14580
6
Kejanggalan Penangkaran Harimau Benggala Milik Alshad Ahmad
14/01/20
14203
7
Kenali Jenis Otter yang Tidak Boleh Dipelihara di Indonesia
10/12/20
13803
8
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P106 Tahun 2018
30/01/19
13385
9
Binturong, Musang Besar yang Menjadi Spesies Kunci Ekosistem
07/12/18
12132
10
Kenali 4 Jenis Ikan Belida yang Dilindungi
15/03/21
12035