Masuk Permukiman di Sampit, Beruang Madu Diamankan ke Pangkalan Bun

Gardaanimalia.com – Seekor beruang madu (Helarctos malayanus) yang diamankan BKSDA Resor Sampit, kini diserahkan ke BKSDA Kalimantan Tengah Seksi Konservasi Wilayah (SKW) II Pangkalan Bun.
Satwa tersebut dijemput oleh SKW II Pangkalan Bun pada Selasa (1/10/2024) sekitar pukul 17.10 WIB.
Informasi itu disampaikan Komandan BKSDA Resor Sampit Muriansyah kepada Garda Animalia, Rabu (2/10/2024).
"Di Pangkalan Bun ada dokter yang melakukan pemeriksaan awal dan ada tempat lepas liarnya, di Suaka Margasatwa Lamandau atau Taman Nasional Tanjung Puting," ujar Muriansyah.
Diberitakan sebelumnya, BKSDA Resor Sampit telah menerima laporan dari Budiyanto, warga yang resah karena munculnya beruang madu di sekitar rumahnya.
Satwa berambut hitam itu diakui Budiyanto sudah muncul sejak Kamis siang (26/9/2024).
Sempat mengira seekor kucing, Budiyanto lalu terkejut karena satwa yang ia dekati adalah beruang madu.
"Saya melihatnya muncul di siang hari. Saat itu, beruang sempat melarikan diri setelah saya mendekatinya," ungkapnya, dilansir Catatan.co.id.
Beruang tersebut kembali muncul di malam hari untuk memakan ayam peliharaannya di dalam kandang.
Tidak berhenti di situ, keesokan harinya, beruang madu sempat menggaruk jendela rumah adik Budianto yang bersebelahan dengan rumahnya.
Pada 28 September, mamalia itu pun memasuki kamar mandi yang terletak di bagian paling belakang rumah Budiyanto. Namun, beruang berhasil kabur.
Proses Evakuasi Dilakukan secara Manual
Mendengar laporan tersebut, BKSDA Resort Sampit dibantu dua anggota Manggala Agni langsung melakukan observasi ke lokasi.
Mereka memasang satu unit perangkap beruang berbentuk drum berukuran sedang ke Jalan Kapten Mulyono Gang Mawar, Sampit, lokasi rumah Budiyanto.
Dua buah nanas diletakkan dalam perangkap sebagai umpan beruang.
"Kami telah memasang perangkap sejak kemarin di sekitar lokasi rumah Budiyanto yang berbatasan dengan kantor PDIP. Namun, beruang tidak tertangkap hingga pagi tadi saat saya menghubungi pelapor," ucap Muriansyah, mengutip borneonews.co.id.
Pada Senin (30/10/2024), sore hari, Muriansyah kembali menerima laporan dari anggota DPRD Koltim Paliansyah bahwa beruang berada di belakang kantor DPC PDIP.
Tim gabungan pun bekerja sama dan mencoba mengevakuasi beruang tersebut dengan cara manual menggunakan bantuan tali laso selama dua jam.
Muriansyah mengungkap, sebaiknya penangkapan satwa dilindungi harus menggunakan obat bius yang dibawa oleh tim rescue dari Pangkalan Bun.
Namun, mengingat kemunculan beruang berada di permukiman padat penduduk dan memugkinkan satwa melarikan diri, maka Muriansyah memutuskan untuk menangkap beruang secara manual.
Proses evakuasi akhirnya membuahkan hasil saat petugas menggunakan tudung saji berwarna merah untuk menangkap beruang yang hendak lari.
"Ukuran beruang tersebut masih kecil, diperkirakan berusia antara anak hingga remaja. Melihat situasi di lapangan, kami memutuskan untuk bertindak cepat," ucapnya.
Tim penyelamat tersebut terdiri dari 1 anggota petugas BKSDA, 1 anggota Manggala Agni, dan 7 anggota Dinas Damkar dan Penyelamatan Kabupaten Kotim. Tidak ada korban yang terluka dalam proses evakuasi tersebut.
Kepemilikan Beruang Madu
Beruang madu diduga kuat merupakan satwa peliharaan warga yang lepas.
Dugaan itu timbul karena lokasi kemunculannya merupakan area semak belukar yang luasnya sekitar 30 kali 30 meter, bersebelahan dengan rumah warga.
Kawasan permukiman padat penduduk ini jauh dari habitat alami beruang madu, yaitu hutan.
"Kemungkinan beruang ini adalah peliharaan warga sekitar yang terlepas, mengingat perilakunya yang tidak takut mendekati manusia dan terus berkeliaran di sekitar permukiman," ucap Muriansyah.
Dugaan ini diperkuat dari informasi petugas keamanan setempat. Petugas keamamanan melaporkan bahwa ada dua orang yang terlihat sedang mencari sesuatu, diduga beruang, beberapa hari lalu.
Di Indonesia, beruang madu merupakan salah satu jenis satwa yang dilindungi berdasarkan Permen LHK Nomor P.106 Tahun 2018.
Penting untuk diketahui bahwa satwa dilindungi dilarang untuk dipelihara.
Statusnya rentan punah atau vulnerable menurut IUCN Red List.
Beruang madu juga masuk ke dalam status Appendiks I CITES (Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora), yang berarti satwa ini sudah terancam punah dan tidak boleh dimanfaatkan sama sekali untuk perdagangan internasional.

Orangutan Viral di Kawasan Tambang Akhirnya Dievakuasi

Beruang Madu di Perbebunan, BKSDA: Itu Habitatnya

Konflik Gajah di Aceh Barat Terulang, Perubahan Habitat Menyulitkan Penghalauan

Akhirnya, Enam Pemburu Badak Jawa Divonis 11 dan 12 Tahun Penjara

Dikirim Tanpa Dokumen, 67 Satwa Diamankan di Pelabuhan Tanjung Priok

Memisahkan dengan Jelas: Pemeliharaan Satwa Liar Bukan Penyelamatan!

Tiga Orangutan Kelaparan Mencari Makan di Kebun Sawit, BKSDA Lakukan Pemantauan

Harimau yang Masuk Kandang Jebak di Aceh Timur akan Direlokasi

Lagi, Seekor Dugong Mati Terdampar di Kupang

Relasi Harmonis Gajah-Manusia dalam Sejarah dan Tradisi Budaya di Aceh

Pagar Terbuka! 15 Rusa Timor Berlari Bebas di TN Baluran

Dagangkan Cula Badak dan Gading Gajah, Dua Terdakwa Divonis 4 Tahun

Terjerat Jaring, Lumba-Lumba di Kenjeran Berhasil Kembali ke Laut

Bayi Bekantan Terpisah dari Induk, Diduga karena Habitat Rusak

Kesalahan Penanganan Diduga Sebabkan Kematian Orangutan yang Tersengat Listrik

Cegah Zoonosis, Pengamatan Tidak Langsung Manfaatkan Ekolokasi Kelelawar Pemakan Serangga

Petugas Amankan 30 Kilogram Sisik Trenggiling di Atas Kapal Cepat

Soa Payung, Kadal dengan Leher Berjumbai yang Unik

Dugong Fitri yang Terjerat Jaring Berhasil Dilepasliarkan

Gajah Betina Berusia 8 Tahun Ditemukan Mati di Aceh Timur
