Menjarah
Menjarah
Menjarah
Berita

Ratusan Burung Termasuk Jenis Pleci Mendadak Mati di Pasar Depok

3443
×

Ratusan Burung Termasuk Jenis Pleci Mendadak Mati di Pasar Depok

Share this article
Ratusan burung mendadak mati di Pasar Depok, Solo, Jawa Tengah. | Nicolous Irawan/Solopos
Ratusan burung mendadak mati di Pasar Depok, Solo, Jawa Tengah. | Foto: Nicolous Irawan/Solopos

Gardaanimalia.com – Ratusan burung dari berbagai jenis termasuk burung pleci milik pedagang mendadak mati di Pasar Depok, Solo, Jawa Tengah pada Selasa (22/2).

Sebelumnya, sekitar 200-an ekor burung yang dikirim dari Bali tersebut sempat tertahan karena adanya razia di Lumajang, Jawa Timur.

pariwara
usap untuk melanjutkan

Suwarjono, Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Depok mengatakan bahwa ratusan jenis burung yang mati mendadak itu di antaranya ialah burung pleci, kutilang, anis merah, dan jenis burung lainnya.

Sejumlah burung yang mati secara misterius tersebut diduga akibat dari perjalanan yang terlalu lama. “Hingga akhirnya burung-burung itu mati secara tiba tiba,” ungkapnya, Selasa (22/2) dikutip dari Suara Surakarta.

“Faktornya ya itu, pengiriman telat biasanya. Biasanya dua hari sampai. Tapi kali ini hari ke empat baru sampai di Pasar Depok,” kata Suwarjono.

Menurutnya, selain akibat dari perjalanan yang panjang, kematian satwa liar tersebut juga dimungkinkan karena suhu atau cuaca yang kerap berubah-ubah seperti saat ini.

Perubahan suhu dan cuaca itulah, ujarnya, bisa jadi membuat ratusan burung tersebut kemudian menjadi kelelahan dan akhirnya mati. “Hingga sampai di pasar mareka mati karena cuaca di Solo sendiri saat ini juga belum menentu.”

Lebih lanjut, Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Depok tersebut juga menduga ratusan satwa liar itu mati lantaran kehabisan makan dan minum.

Saat ini, ujarnya, setidaknya terdapat empat kios yang mengalami sejumlah burung dagangannya mati secara tiba-tiba. Mayoritas dari burung yang mati itu dijual untuk koleksi.

“Meski kecil tapi cukup digemari, dengan harga yang lumayan tinggi dalam penjualannya dari Rp100 ribu-Rp300 ribu per ekor,” terang Suwarjono.

Mengetahui hal itu, pedagang pun hanya bisa menerima, kemudian melakukan pendataan terkait kerugian yang tengah mereka alami.

Ia menambahkan, bahwa sampai saat ini pedagang masih melakukan penghitungan, namun diperkirakan kerugiannya mencapai hingga puluhan juta rupiah.

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments