[caption id="attachment_23644" align="aligncenter" width="941"] Satu individu macan tutul jawa terdokumentasi melalui kamera jebak di dalam kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. | Foto: Dok. Balai Besar TNGGP[/caption]
Gardaanimalia.com - Kamera jebak terpasang sekurangnya 60 buah untuk mengawasi keberadaan satwa liar di kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP), Jawa Barat.
Dilakukannya pemantauan tersebut tak lain dikhususkan untuk mengetahui kehadiran margasatwa yang berstatus dilindungi, terutama spesies kunci atau key species.
Terdapat tiga spesies kunci di dalam kawasan TNGGP, yaitu owa jawa (Hylobates moloch), elang jawa (Nisaetus bartelsi), dan macan tutul jawa (Panthera pardus melas).
Sapto Aji Prabowo, Kepala Balai Besar TNGGP mengatakan bahwa pemantauan tersebut merupakan bagian dari upaya pelestarian satwa yang keberadaannya kini terancam punah.
Berdasarkan IUCN Red List, status konservasi Hylobates moloch dan Nisaetus bartelsi adalah endangered atau terancam punah. Sementara, Panthera pardus melas berstatus vulnerable atau rentan.
Menurut Sapto, keberadaan tiga spesies kunci itu, utamanya elang jawa dan macan tutul adalah parameter kelestarian alam di kawasan TNGGP karena keduanya merupakan top predator.
"Kenyataan itu kan mengindikasikan kalau mamalia di bawahnya, seperti kancil, rusa, babi hutan dan satwa lainnya sebagai buruan mereka masih eksis," jelasnya kepada Kompas.com, Senin (3/6/2024).


Yaning
Belum ada deskripsi