Menjarah
Menjarah
Menjarah
Berita

Sempat Dianggap Punah, Ekidna Ditemukan di Papua

1383
×

Sempat Dianggap Punah, Ekidna Ditemukan di Papua

Share this article
Temuan ekidna paruh panjang attenborough di Pegunungan Cyclops, Papua. | Foto: Reuters/Expedition Cyclops
Temuan ekidna paruh panjang attenborough di Pegunungan Cycloop, Papua. | Foto: Reuters/Expedition Cyclops

Gardaanimalia.com – Seekor ekidna paruh panjang attenborough (Zaglossus attenboroughi) ditemukan di Pegunungan Cycloop Papua setelah 62 tahun menghilang.

Mamalia unik tersebut ditemukan oleh tim gabungan BRIN, BBKSDA Papua, Universitas Cenderawasih, dan Universitas Oxford saat melaksanakan pelatihan biodiversitas pada Juni dan Juli lalu.

pariwara
usap untuk melanjutkan

Biologis Universitas Oxford James Kempton mengatakan, rekaman ekidna tersebut timnya dapatkan dari kartu memori terakhir, di kamera perangkap terakhir, pada ekspedisi terakhir.

“Saya sangat senang, seluruh tim sangat senang,” ucap James Kempton, mengutip BBC pada 13 November 2023.

Ia juga mengatakan, penemuan spesies tersebut diverifikasi oleh pernyataan dua ahli mamalia Australasia, yaitu Kris Helgen dan Tim Flannery.

Keduanya mengonfirmasi bahwa satwa yang tertangkap di dalam kamera perangkap memang merupakan ekidna paruh panjang attenborough.

Sekretariat Kewenangan Ilmiah Keanekaragaman Hayati BRIN Amir Hamidy mengatakan, spesies tersebut masuk ke dalam daftar satwa kritis (critically endangered) menurut Daftar Merah IUCN.

Namun, ekidna paruh panjang attenborough belum masuk ke dalam daftar satwa dilindungi di Indonesia.

Hanya Dua Spesies Ekidna yang Dilindungi di Indonesia

Amir menyebut, ada dua spesies ekidna yang dilindungi berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.106 Tahun 2018.

“Hanya ada dua spesies mamalia monotremata yang masuk sebagai jenis dilindungi di Indonesia, yaitu Tachyglossus aculeatus dan Zaglossus bruijnii,” ujar Amir, Sabtu (11/11/2023), mengutip CNN Indonesia.

Sebelumnya, satwa ini hanya diketahui dari satu spesimen yang dikoleksi oleh botanis Belanda Pieter van Royen pada 1961.

Ekidna paruh panjang attenborough sempat dianggap punah sampai 2007, ketika satu ekspedisi di Papua Nugini menemukan lubang bekas galian hidungnya.

Pada 2017, ekidna paruh panjang attenborough masuk ke dalam daftar 25 spesies “paling dicari” oleh lembaga internasional Global Wildlife Conservation.

Ekidna merupakan satwa yang masuk ke dalam ordo monotremata, yaitu mamalia yang tidak mempunyai puting susu dan memiliki kloaka.

Karakteristik lain yang menarik dari satwa monotremata adalah mereka merupakan satu-satunya kelompok mamalia yang bertelur.

Selain Zaglossus attenboroughi, terdapat empat spesies lain yang masuk ke dalam ordo monotremata.

Keempatnya adalah platipus (Ornithorhynchus anatinus), ekidna paruh pendek (Tachyglossus aculeatus), ekidna paruh panjang barat (Zaglossus bruijnii), dan ekidna paruh panjang timur (Zaglossus bartoni).

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments