Menjarah
Menjarah
Menjarah
Berita

Tahura Terbakar Diduga Ulah Pemburu, Petugas Tingkatkan Patroli

589
×

Tahura Terbakar Diduga Ulah Pemburu, Petugas Tingkatkan Patroli

Share this article
Kegiatan patroli yang dilakukan oleh petugas Tahura R Soerjo. | Foto: Istimewa/Medcom
Kegiatan patroli yang dilakukan oleh petugas Tahura R Soerjo. | Foto: Istimewa/Medcom

Gardaanimalia.com – Dalam beberapa waktu terakhir, terjadi kebakaran hutan di kawasan seluas 244 hektare Tahura R (Raden) Soerjo di Jawa Timur.

Dikutip dari CNN Indonesia, Kepala UPT Tahura R Soerjo Ahmad Wahyudi menduga bahwa kebakaran terjadi akibat aktivitas pemburuan satwa liar.

pariwara
usap untuk melanjutkan

“Kami sudah laporkan ke polisi terkait aktivitas perburuan hewan liar di Tahura R Soerjo,” ujarnya, pada Senin (7/8/2023).

Pemburu diperkirakan membakar kawasan hutan guna mempermudah lakukan aktivitas membidik satwa liar seperti rusa ataupun babi.

Hal ini dikarenakan satwa tersebut akan keluar dari wilayah hutan dan pergi ke wilayah yang lebih terbuka, sehingga bakal lebih terlihat.

“Setelah hewan yang diburu teridentifikasi, baru kemudian ditembak,” ungkap Wahyudi.

Selain membakar kawasan untuk mengeluarkan satwa dari hutan, pemburu juga diduga membakar area agar padang rumput baru tumbuh kembali guna menarik satwa untuk datang.

Tahura R Soerjo adalah rumah bagi banyak jenis satwa serta tumbuhan seperti rusa timor (Cervus timorensis), elang jawa (Nisaetus bartelsi), dan lutung jawa (Trachypithecus auratus).

Kebakaran Hutan Ganggu Stabilitas Ekosistem

Menurutnya, kebakaran hutan berisiko mengancam kestabilan ekosistem yang ada. Selain satwa yang menjadi korban perburuan, satwa lain yang bukan target buruan juga kena dampak dari kebakaran hutan.

Wahyudi memberi contoh akibat yang diderita satwa, di antaranya yaitu kehilangan tempat tinggal serta kehilangan sumber makanan.

Ia menyebut, kebakaran hutan akibat aktivitas perburuan hewan liar seperti ini telah terjadi sebanyak empat kali sejak masuk musim kemarau tahun 2023.

“Kami mencatat sebanyak empat kali di wilayah Pasuruan dan Mojokerto,” kata Wahyudi.

Akan tetapi, Ia menyampaikan bahwa dirinya tak tahu secara pasti dari mana para pemburu hewan liar tersebut berasal.

“Bisa dari orang luar, bisa dari warga sekitar. Atau orang luar yang didampingi warga sekitar sebagai penunjuk jalan,” ungkapnya.

Ujar Wahyudi, pihaknya lakukan peningkatan pengawasan dalam wilayah Tahura R Soerjo. “Kami terus meningkatkan patroli hutan, dan sosialisasi kepada masyarakat”.

Hal tersebut dikerjakan guna mengantisipasi adanya kebakaran hutan akibat perburuan hewan liar, ucap Wahyudi.

5 2 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments