Menjarah
Menjarah
Menjarah
Berita

Warga Resah Dua Harimau Sumatera Muncul di Permukiman

990
×

Warga Resah Dua Harimau Sumatera Muncul di Permukiman

Share this article
Ilustrasi seekor harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae). | Foto: PPID MENLHK
Ilustrasi seekor harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae). | Foto: PPID MENLHK

Gardaanimalia.com – Sejumlah dua ekor harimau sumatera muncul dan membuat resah warga Desa Renah Kayu Embun, Kecamatan Kumun Debai, Kota Sungai Penuh, Jambi.

Kepala Desa Renah Kayu Embun, Antorudin mengatakan, bahwa memang benar ada harimau yang menampakkan diri di sekitar desanya.

pariwara
usap untuk melanjutkan

“Selama beberapa hari ini, kami dicemaskan penampakan dua ekor harimau sumatera di wilayah Renah Kayu Embun. Bahkan harimau tersebut sudah memangsa tujuh ekor anjing warga,” ungkapnya, Selasa (28/6).

Terkait kemunculan satwa liar di wilayah permukiman warga, Antorudin mengaku telah melaporkan potensi konflik tersebut kepada Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jambi.

“Saya sebagai kepala desa sudah melaporkan masalah ini ke Kepala BKSDA Provinsi Jambi,” paparnya, dilansir dari tvOne.

Menurut Kepala Balai Besar TNKS Kerinci melalui Pelaksana Kasubag Data Evaluasi Pelaporan dan Kehumasan, Dian mengatakan, pihaknya sudah menerima laporan atas kemunculan satwa itu.

Ia menjelaskan, bahwa tim sudah turun ke lapangan untuk melakukan pemantauan keberadaan satwa yang memiliki nama ilmiah Panthera tigris sumatrae tersebut.

“Kami mendapat laporan bahwa di Renah Kayu Embun ada penampakan harimau. Kami dari balai sudah sejak hari Sabtu (25/6) kemarin menurunkan tim untuk memantau keberadaan harimau sumatera,” kata Dian.

Ujar Dian, tim juga melakukan pengumpulan data, informasi, sosialisasi dan penyuluhan kepada masyarakat setempat untuk mengurangi risiko terjadinya konflik dan kerugian.

Harapan warga, tuturnya, harimau yang berkeliaran di area perkebunan dan memangsa ternak agar segera ditangkap dan direlokasi jauh dari area domisili dan perkebunan masyarakat.

Karena saat ini, masyarakat merasa takut dan cemas sampai tidak berani mengambil hasil pertanian. Sementara, ekonomi mereka berasal dari hasil tani di kawasan tersebut.

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments