Akankah Macan Tutul Jawa Bernasib Sama Seperti Harimau Jawa?

3 min read
2021-04-01 12:08:50
Iklan
Belum ada deskripsim Lorem ipsum dolor sit amet, corrupti tempore omnis esse rem.



Gardaanimalia.com - Macan tutul jawa (Panthera pardus melas) adalah salah satu spesies kucing besar yang masuk dalam kategori satwa dengan tingkat ancaman kepunahan tinggi. Satwa ini menjadi karnivora besar terakhir yang tersisa di Jawa setelah kepunahan harimau jawa. Meski populasinya kian menurun, konflik antara manusia dengan satwa dilindungi ini masih terus ada.

Save the Indonesia Nature and Threatened Species (Sintas) mencatat setidaknya terjadi 87 konflik macan tutul jawa dengan manusia selama periode 2008-2020. Akibat dari konflik tersebut, setidaknya 29 individu terpaksa harus dievakuasi. Bahkan, ada yang kemudian mengalami cacat permanen. Sintas juga mencatat 18 macan tutul jawa yang mati karena konflik.

Hilangnya habitat menjadi salah satu penyebab tingginya konflik antara satwa dan manusia sekaligus menjadi ancaman. Peneliti ahli utama Pusat Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Hutan, Prof. Ris. Dr Hendra Gunawan, menyampaikan bahwa saat ini satwa yang masuk dalam famili ‘Felidae’ ini hidup dengan habitat yang padat yakni 332 jiwa per kilometer persegi.

Senada dengan Hendra, Erwin Wilianto yang merupakan Pendiri Yayasan Sintas, mengungkapkan bahwa pertumbuhan populasi manusia yang terus meningkat di Pulau Jawa menjadi faktor utama yang memicu terjadinya konflik satwa dan manusia.

Baca juga: Urgensi Penerapan Sanksi Pemulihan Bagi Pelaku Kejahatan di Revisi UU Konservasi

"Pertumbuhan manusia jelas meningkatkan kebutuhan akan ruang. Luas hutan di Pulau Jawa yang tadinya hampir memenuhi daratan Jawa, kini tinggal sekitar 24 persen saja," ungkapnya sebagaimana dikutip dari laman Kumparan, Kamis (1/4/2021).

Selain penyempitan hutan, Erwin juga menyebut tentang ternak warga di sekitar kawasan hutan. Selama ini banyak sekali kasus-kasus satwa liar yang memangsa ternak warga. Ini terjadi karena sumber daya di dalam hutan. Ternak adalah alternatif pakan bagi hewan karnivora.

Dikutip dari laman Indonesia.go.id, macan tutul jawa bahkan sudah mengalami kepunahan lokal. Dari penelitian yang dilakukan sejak tahun 1998 sampai 2008, tercatat adanya kepunahan lokal macan tutul jawa di 17 lokasi yang berbeda. Sebagian besar lokasi kepunahan adalah kawasan hutan produksi. Jika penyempitan area hutan dan konflik terus terjadi, bukan tidak mungkin satwa dengan nama latin Pathera pardus melas ini punah seperti harimau jawa.

Ancaman lain juga datang dari perburuan. Macan tutul jawa yang mati diburu dan diperdagangkan, ada 19 individu dalam kurun waktu 2007-2019.((Adhiasto DN, Wilianto E, Wibisono HT. (2020) Uncover the unrevealed data: the magnitude of Javan leopard removal from the wild, CATnews No. 71. 2020, IUCN/SSC Cat Specialist Group.) Menurut IUCN, status satwa ini juga sudah Kritis (Critically Endangered). Itu artinya hanya satu langkah lagi menuju kepunahan di alam liar.

Tags :
jawa konflik satwa macan tutul jawa
Writer:
Pos Terbaru
Persidangan Ungkap Fakta, 1,2 Ton Sisik Diduga Berasal dari Gudang Polres
Persidangan Ungkap Fakta, 1,2 Ton Sisik Diduga Berasal dari Gudang Polres
Berita
18/04/25
Menyoroti Kaburnya Monyet di BPBD Kabupaten Tangerang dan Pentingnya Kesejahteraan Satwa Liar
Menyoroti Kaburnya Monyet di BPBD Kabupaten Tangerang dan Pentingnya Kesejahteraan Satwa Liar
Berita
18/04/25
Seri Macan Tutul Jawa: Agung Ganthar Kusumanto, Macan Tutul itu Keren!
Seri Macan Tutul Jawa: Agung Ganthar Kusumanto, Macan Tutul itu Keren!
Liputan Khusus
16/04/25
[Infografis] Hiu Tutul dan Kemunculannya di Jawa Timur
[Infografis] Hiu Tutul dan Kemunculannya di Jawa Timur
Berita
16/04/25
Uji Lab Buktikan Keaslian Cula Badak asal Tiongkok yang Disita di Manado
Uji Lab Buktikan Keaslian Cula Badak asal Tiongkok yang Disita di Manado
Berita
16/04/25
Seri Macan Tutul Jawa: Mengamati Macan Tutul dari Prau sampai Sanggabuana
Seri Macan Tutul Jawa: Mengamati Macan Tutul dari Prau sampai Sanggabuana
Liputan Khusus
15/04/25
Hendak Jual Cula Badak dan "Kerupuk Udang", Empat Tersangka Diringkus Polisi
Hendak Jual Cula Badak dan "Kerupuk Udang", Empat Tersangka Diringkus Polisi
Berita
15/04/25
Orangutan Terpotret di Jendela Rumah di Thailand, Polisi Rencanakan Investigasi
Orangutan Terpotret di Jendela Rumah di Thailand, Polisi Rencanakan Investigasi
Berita
14/04/25
Jejak Buaya Muara Pulau Bacan: Didagangkan Hidup-Hidup ke Negeri Singa
Jejak Buaya Muara Pulau Bacan: Didagangkan Hidup-Hidup ke Negeri Singa
Liputan Khusus
14/04/25
Puluhan Anak Penyu Belimbing Dilepas di Pantai Along, Aceh
Puluhan Anak Penyu Belimbing Dilepas di Pantai Along, Aceh
Berita
11/04/25
FATWA: Evolusi Ubur-Ubur di Danau Kakaban
FATWA: Evolusi Ubur-Ubur di Danau Kakaban
Edukasi
11/04/25
Gajah Mati di Sawah Warga, Kabel Listrik Ditemukan di Sekitar Lokasi
Gajah Mati di Sawah Warga, Kabel Listrik Ditemukan di Sekitar Lokasi
Berita
11/04/25
Berkarya dengan Visi: Merekam Kekerasan di Balik Topeng
Berkarya dengan Visi: Merekam Kekerasan di Balik Topeng
Feature
07/04/25
FATWA: Taring Babirusa dapat Membunuh Dirinya Sendiri!
FATWA: Taring Babirusa dapat Membunuh Dirinya Sendiri!
Edukasi
07/04/25
Bangkai Gajah Ditemukan di Perbatasan Kebun Sawit dan TN Gunung Leuser
Bangkai Gajah Ditemukan di Perbatasan Kebun Sawit dan TN Gunung Leuser
Berita
07/04/25
Tiga Opsetan Tanduk Rusa Diamankan saat Arus Balik Mudik
Tiga Opsetan Tanduk Rusa Diamankan saat Arus Balik Mudik
Berita
05/04/25
Seorang Pria Paruh Baya Ditangkap setelah Ketahuan Berdagang Penyu
Seorang Pria Paruh Baya Ditangkap setelah Ketahuan Berdagang Penyu
Berita
26/03/25
Macan Dahan yang Masuk Gudang di OKU sudah Dievakuasi
Macan Dahan yang Masuk Gudang di OKU sudah Dievakuasi
Berita
26/03/25
Berpacu dengan Kepunahan [3]
Berpacu dengan Kepunahan [3]
Liputan Khusus
25/03/25
Ambulans untuk Harimau Sumatera [2]
Ambulans untuk Harimau Sumatera [2]
Liputan Khusus
25/03/25