Aktivis Bengkulu Desak Pemerintah Cabut Izin Tambang PT Inmas Abadi

Gardaanimalia.com – Sebanyak 47 komunitas yang tergabung dalam Koalisi Selamatkan Bentang Alam Seblat di Provinsi Bengkulu meminta Presiden Joko Widodo untuk cabut izin tambang batubara PT Inmas Abadi.
Aksi menggelar kemah selama 3 hari pun dilakukan sebab lokasi tambang merupakan kawasan Taman Wisata Alam (TWA) Seblat sekaligus menjadi tempat terakhir gajah sumatera di Provinsi Bengkulu.
Sekitar 788 hektare lahan, di antaranya masuk ke dalam kawasan TWA menjadi tapak rencana aktivitas pertambangan. Yang diketahui tidak hanya mengancam habitat gajah sumatera dan kawasan, namun juga merusak badan Sungai Seblat.
Joni Iskandar, salah satu komunitas Pekal mendesak agar dilakukan tindakan tegas mengenai permasalahan PT Inmas Abadi.
“Kami meyakini ketika aktivitas pertambangan itu sampai terjadi, bukan hanya mengancam kelestarian kawasan hutan di TWA Seblat saja tetapi juga mengancam badan Sungai Seblat. Padahal sebagaian masyarakat sekitar masih menggantungkan hidupnya ke sungai untuk memenuhi kebutuhan air bersih,” ucap Joni, Minggu (7/11).
Olan Rahayu, perwakilan Kanopi Hijau Indonesia mengatakan bahwa aksi kemah yang dilakukan adalah wujud komitmen mereka untuk menolak adanya pertambangan oleh PT Inmas Abadi.
"Apalagi dalam UU Nomor 5 tahun 1990 tentang konservasi SDA hayati dan ekosistemnya, TWA itu tidak dapat digunakan untuk kegiatan pertambangan batu bara. Jangan sampai dengan adanya aktivitas pertambangan, malah mengancam kelestarian gajah sumatera yang saat ini diambang kepunahan " ujar Olan.
Sampai saat ini diketahui bahwa PT Inmas Abadi tidak memiliki izin pinjam untuk memakai kawasan TWA Seblat dan di HPT (Hutan Produksi Terbatas) Lebong Kandis seluas 1.917 hektar.
Kemudian Olan melanjutkan, kegiatan kemah tolak tambang ini bertepatan dengan penyelenggaraan KTT Iklim di Glasglow, Skotlandia. Olan berharap Presiden COP-26 dapat membantu untuk meminta Presiden Joko Widodo agar mencabut izin PT Inmas Abadi.
Kepala Kesatuan Pemangku Hutan Konservasi (KPHK) Seblat, Asep Nasir menerangkan, saat ini populasi gajah liar di wilayah bentang alam Seblat hanya tersisa 30 hingga 40 ekor.
Penurunan populasi gajah tersebut disebabkan karena habitat mereka terganggu ditambah adanya aktivitas pertambangan di Bentang Seblat.
“Jangan sampai nantinya akibat aktivitas seperti pertambangan, keberadaan gajah sumatera ke depannya hanya menjadi cerita bagi generasi penerus,” ungkap Asep.

Lagi, Seekor Gajah Liar Sumatera Mati di Way Kambas
09/10/24
Konflik Terjadi Diduga karena Terpotongnya Jalur Jelajah Gajah
03/10/24
Gajah Gandi Mendadak Ngamuk, Penjaga Satwa Bali Safari Meninggal!
24/09/24
Gajah Liar Diduga Cari Makan ke Musi Rawas Utara
05/08/24
Gajah Sumatra: si Kecil Penghuni Baru PKG Riau
09/04/24
Kronologi Kematian Anak Gajah dengan Kaki Terlilit Nilon
30/11/23
Tiga Ekor Kanguru Tanah Diselundupkan di Pelabuhan Jayapura

Telaga Paring, Orangutan yang Terjebak Banjir Besar di Kalteng Berhasil Dilepasliarkan

Sebelum Indonesia Merdeka, Ternyata Trenggiling Sudah Jadi Satwa Dilindungi

Tiga Individu Baru Badak Jawa Terdeteksi di Ujung Kulon

Ternyata Amir Simatupang Pernah Tawarkan Taring Harimau Seharga Rp50 Juta

Kabar Baik, Dua Ekor Harimau Lahir di Suaka Barumun!

Hampir setiap Malam Beruang Madu Berkeliaran di Kabupaten Abdya

WN Tiongkok jadi Tersangka Perdagangan Cula Badak di Manado

Pembangunan Suaka Badak Sumatera di Aceh Timur Segera Rampung

Saksi Nyatakan Sisik Trenggiling Tidak Terdaftar sebagai Barbuk di Polres Asahan

Bukan hanya Sisik, Alex Tanyakan Kulit Harimau pada 2 Anggota TNI

Tahap Kedua Pelepasliaran, 182 Ekor Kura-Kura Moncong Babi kembali ke Alam

Dua Pelaku Perdagangan Organ Satwa Dilindungi Diserahkan ke JPU

Seri Macan Tutul Jawa: Upaya Yayasan SINTAS Selamatkan Predator Puncak Tersisa di Jawa

Perburuan Burung di TN Ujung Kulon Berujung 2 Tahun Pidana

Bripka Alfi Siregar ‘Amnesia’ di Pengadilan, Hakim Dorong Penetapannya jadi Tersangka

Batal Vonis Bebas, Willy Pembeli Cula Badak Dibui 1 Tahun

Kabar Baru, Pria asal AS Dijatuhkan Hukuman atas Kasus Penyiksaan Monyet

Jadi Saksi Ahli, Hinca Panjaitan Pakai Kaos Save Trenggiling ke Pengadilan

Konflik kembali Terjadi, Ternak Warga Ditemukan Mati di Area Sawah
