Alap-Alap Kawah, Burung dengan Kemampuan Terbang Sekilat Mobil F1

3 min read
2022-02-21 12:14:47
Iklan
Belum ada deskripsim Lorem ipsum dolor sit amet, corrupti tempore omnis esse rem.



Gardaanimalia.com - Ngomongin soal hewan tercepat di dunia, apa yang langsung terlintas di benak kalian? Mayoritas orang mungkin akan memilih cheetah sebagai jawabannya.

Memang tidak salah, cheetah atau dalam Bahasa Indonesia disebut citah merupakan satwa yang masih memegang rekor tertinggi untuk kategori hewan tercepat di darat.((https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5889484/5-hewan-tercepat-di-darat-air-dan-udara-siapa-paling-cepat#:~:text=Cheetah%20%2D%20Hewan%20Darat%20Tercepat,waktu%20kurang%20dari%20tiga%20detik.))

Namun, tahukah kalian bahwa terdapat jenis hewan udara yang berkecepatan melebihi cheetah? Ya betul, alap-alap kawah namanya. Hewan satu ini memiliki kecepatan setara dengan mobil pembalap, loh! Menarik bukan?

Alap-alap juga sering disangka mirip dengan burung elang. Meskipun sama-sama berasal dari ordo Falconiformes, namun keduanya berbeda famili.

Jika elang termasuk dalam famili Accipitridae, maka alap-alap kawah termasuk dalam famili Falconidae.

Perbedaan lainnya dapat dilihat dari ukuran tubuhnya, elang cenderung bertubuh lebih besar dibandingkan dengan alap-alap kawah. Oleh sebab itu, elang mampu memangsa hewan hingga berukuran besar seperti serigala, sedangkan alap-alap hanya mampu memburu hewan-hewan dengan ukuran kecil.((https://www.edubio.info/2019/04/perbedaan-elang-dan-alap-alap.html))

Penasaran dengan sosok hewan unik ini, yuk simak fakta-faktanya di bawah!

1. Merupakan Satwa Tercepat di Dunia




Kerangka tubuh burung langka tersebut seperti sudah dirancang untuk dapat terbang cepat. Burung dengan nama ilmiah Falco peregrinus ini memiliki sayap dengan rentang mencapai 74-120 cm.

Panjang tubuhnya berkisar antara 33-38 cm dengan varian berat mulai dari 330 gram hingga 1,5 kilogram. Berbekal otot dada yang kuat serta bulu yang ramping, sehingga memudahkan tubuh alap-alap kawah terbang dengan bebas.

Untuk menemukan mangsa, burung tercepat ini akan memantau keadaan sambil terbang di langit. Ketika sudah menemukan buruannya, hewan ini akan langsung menukik untuk menyerang mangsa dengan kecepatan mencapai 320 km/jam.((https://bobo.grid.id/read/081785815/jadi-burung-tercepat-di-dunia-kenalan-dengan-alap-alap-kawah-yuk?page=all))

Bahkan Universitas Belanda dan Universitas Oxford dengan menggunakan simulasi komputer 3D mencatatkan, bahwa pada 2018 kecepatan alap-alap kawah mencapai 390 km/jam (242 mph).((https://www.pinhome.id/blog/alap-alap-kawah-peregrine-falcon/#Ciri-ciri_alap-alap_kawah_atau_peregrine_falcon))

2. Berteman Baik dengan Petani


Jika biasanya hewan datang ke sawah untuk memakan tanaman sawah dan membuat petani kesal, berbeda dengan alap-alap kawah yang hadir untuk membantu petani.

Burung yang bernamakan inggris peregrine falcon ini memfungsikan paruhnya yang pendek dan sedikit melengkung untuk mencabik tikus-tikus sawah.

Lain daripada itu, alap-alap kawah juga senang memburu mangsa yang terbang dengan menabraknya mengggunakan sayap terlipat dan cakar tajam. Contoh hewan yang menjadi santapannya yaitu seperti merpati, burung-burung pantai, burung hantu, jalak, gagak, dan kelelawar.

3. Memiliki Sarang Warisan serta Tak Lupa dengan Rumah




Ketika memasuki usia satu hingga tiga tahun, pasangan betina dan jantan burung pemangsa ini siap untuk melakukan reproduksi. Dalam kasus alap-alap kawah, sang betina memiliki ukuran lebih besar 30% dari ukuran sang jantan.((https://www.pinhome.id/blog/alap-alap-kawah-peregrine-falcon/#Ciri-ciri_alap-alap_kawah_atau_peregrine_falcon))

Musim kawin mereka terjadi pada bulan Februari-Maret untuk satwa yang berada di Belahan Bumi Utara, dan Juli-Agustus untuk yang berada di Belahan Bumi Selatan.

Sekali bertelur, burung ini dapat menetaskan satu hingga lima butir telur berwarna putih dengan tanda merah dan cokelat.

Telur tersebut nantinya akan dierami selama 29-33 hari di sarangnya. Tempat yang digunakan untuk bersarang biasanya akan digunakan kembali secara turun temurun hingga berlangsung selama ratusan tahun.((https://kumparan.com/kumparansains/mengenal-peregrine-falcon-burung-elang-yang-terbang-ngebut-sekencang-motogp-1uCiFtjLqsj/4))

National Geographic menjelaskan bahwa di luar musim kawin, alap-alap kawah biasa melakukan perjalanan jauh atau berimigrasi sejauh puluhan ribu kilometer.

Seperti contoh di AS, total perjalanan yang dapat dilakukan oleh burung dengan dominan bulu berwarna putih dan cokelat gelap ini dalam setahun bisa mencapai 24 ribu kilometer.

Kendati demikian, sejauh apapun alap-alap kawah merentangkan sayapnya, mereka seperti memiliki insting untuk dapat kembali ke tempat asalnya.

4. Termasuk dalam Daftar Satwa yang Dilindungi




Disebutkan dalam daftar merah IUCN, bahwa persebaran alap-alap kawah terus mengalami peningkatan secara global. Total dari populasi dewasa berkisar antara 100.000-499.999 individu.

Menelisik balik kisah alap-alap kawah yang mengalami penurunan drastis di Amerika, burung ini sempat terancam punah pada tahun 1970-an akibat dari penggunaan DDT (Dichoro Diphenyl Trichlorethane) dan pestisida.

Namun setelah muncul larangan penggunaan DDT, serta adanya program penangkaran yang digalakkan oleh pemerintah Amerika yang kemudian berhasil terjadi peningkatan pada jumlah individu secara signifikan, yaitu sebanyak 127% dalam satu dekade di wilayah Amerika Utara.((data from: Breeding Bird Survey and/or Christmas Bird Count: Butcher and Niven 2007))

Di Indonesia sendiri, alap-alap kawah masuk ke dalam daftar burung yang dilindungi oleh pemerintah berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018.

Meskipun individunya masih dapat kita jumpai di banyak ruang terbuka seperti lahan pertanian, atap gedung perkotaan, jembatan, dan lain sebagainya.

Namun, bukan tidak mungkin keberadaannya juga terancam. Dikarenakan, tren terhadap pemeliharaan burung pemangsa masih menjadi salah satu ancaman serius apabila aktivitas ini terus dilakukan tanpa ada upaya untuk melakukan pengembangbiakan.

Selain itu, perubahan ekosistem serta tercemarnya habitat juga menjadi penyebab populasi satwa dilindungi tersebut mengalami penurunan. Untuk itu, mari kita terus menjaga dan melestarikan satwa liar di Indonesia, bahkan dunia!

Tags :
satwa dilindungi alap-alap alap-alap kawah
Writer:
Pos Terbaru
Persidangan Ungkap Fakta, 1,2 Ton Sisik Diduga Berasal dari Gudang Polres
Persidangan Ungkap Fakta, 1,2 Ton Sisik Diduga Berasal dari Gudang Polres
Berita
18/04/25
Menyoroti Kaburnya Monyet di BPBD Kabupaten Tangerang dan Pentingnya Kesejahteraan Satwa Liar
Menyoroti Kaburnya Monyet di BPBD Kabupaten Tangerang dan Pentingnya Kesejahteraan Satwa Liar
Berita
18/04/25
Seri Macan Tutul Jawa: Agung Ganthar Kusumanto, Macan Tutul itu Keren!
Seri Macan Tutul Jawa: Agung Ganthar Kusumanto, Macan Tutul itu Keren!
Liputan Khusus
16/04/25
[Infografis] Hiu Tutul dan Kemunculannya di Jawa Timur
[Infografis] Hiu Tutul dan Kemunculannya di Jawa Timur
Berita
16/04/25
Uji Lab Buktikan Keaslian Cula Badak asal Tiongkok yang Disita di Manado
Uji Lab Buktikan Keaslian Cula Badak asal Tiongkok yang Disita di Manado
Berita
16/04/25
Seri Macan Tutul Jawa: Mengamati Macan Tutul dari Prau sampai Sanggabuana
Seri Macan Tutul Jawa: Mengamati Macan Tutul dari Prau sampai Sanggabuana
Liputan Khusus
15/04/25
Hendak Jual Cula Badak dan "Kerupuk Udang", Empat Tersangka Diringkus Polisi
Hendak Jual Cula Badak dan "Kerupuk Udang", Empat Tersangka Diringkus Polisi
Berita
15/04/25
Orangutan Terpotret di Jendela Rumah di Thailand, Polisi Rencanakan Investigasi
Orangutan Terpotret di Jendela Rumah di Thailand, Polisi Rencanakan Investigasi
Berita
14/04/25
Jejak Buaya Muara Pulau Bacan: Didagangkan Hidup-Hidup ke Negeri Singa
Jejak Buaya Muara Pulau Bacan: Didagangkan Hidup-Hidup ke Negeri Singa
Liputan Khusus
14/04/25
Puluhan Anak Penyu Belimbing Dilepas di Pantai Along, Aceh
Puluhan Anak Penyu Belimbing Dilepas di Pantai Along, Aceh
Berita
11/04/25
FATWA: Evolusi Ubur-Ubur di Danau Kakaban
FATWA: Evolusi Ubur-Ubur di Danau Kakaban
Edukasi
11/04/25
Gajah Mati di Sawah Warga, Kabel Listrik Ditemukan di Sekitar Lokasi
Gajah Mati di Sawah Warga, Kabel Listrik Ditemukan di Sekitar Lokasi
Berita
11/04/25
Berkarya dengan Visi: Merekam Kekerasan di Balik Topeng
Berkarya dengan Visi: Merekam Kekerasan di Balik Topeng
Feature
07/04/25
FATWA: Taring Babirusa dapat Membunuh Dirinya Sendiri!
FATWA: Taring Babirusa dapat Membunuh Dirinya Sendiri!
Edukasi
07/04/25
Bangkai Gajah Ditemukan di Perbatasan Kebun Sawit dan TN Gunung Leuser
Bangkai Gajah Ditemukan di Perbatasan Kebun Sawit dan TN Gunung Leuser
Berita
07/04/25
Tiga Opsetan Tanduk Rusa Diamankan saat Arus Balik Mudik
Tiga Opsetan Tanduk Rusa Diamankan saat Arus Balik Mudik
Berita
05/04/25
Seorang Pria Paruh Baya Ditangkap setelah Ketahuan Berdagang Penyu
Seorang Pria Paruh Baya Ditangkap setelah Ketahuan Berdagang Penyu
Berita
26/03/25
Macan Dahan yang Masuk Gudang di OKU sudah Dievakuasi
Macan Dahan yang Masuk Gudang di OKU sudah Dievakuasi
Berita
26/03/25
Berpacu dengan Kepunahan [3]
Berpacu dengan Kepunahan [3]
Liputan Khusus
25/03/25
Ambulans untuk Harimau Sumatera [2]
Ambulans untuk Harimau Sumatera [2]
Liputan Khusus
25/03/25