Ambulans untuk Harimau Sumatera

Betty Herlina
3 min read
2024-03-26 12:13:46
Iklan
Jerat harimau sumatera yang ditemukan di dalam kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat. Ratusan jerat masih kerap ditemukan setiap tahunnya. Sebarannya bahkan sudah memasuki jantung hutan. | Foto: Harry Siswoyo/Ekuatorial



Gardaanimalia.com - Tak sulit mencari Sam (bukan nama sebenarnya). Sehari-harinya, pria yang tinggal di Sarolangun, Jambi ini bekerja sebagai petani kelapa sawit dan karet.

Namun, dia punya bisnis sampingan yang tak kalah menggiurkan: berdagang produk turunan satwa liar hasil buruan.

Produk turunan ular, trenggiling, hingga macan ditadahnya. Sam punya jejaring pemasok dan pengepul yang tersebar di belasan wilayah di Sumatra Barat dan Jambi.

Sepuluh tahun lebih menggeluti bisnis ini, berbagai trik dikembangkannya agar bisnis berjalan mulus.

Cara paling sederhana adalah turun langsung ke lapangan. Ia mengajak seorang sopir untuk berkeliling dan mengumpulkan barang dari para pemburu.

Adakalanya, Sam meminta pedagang sayur untuk menjadi kurir. Gerobak pun dialihgunakan jadi wadah penyimpanan kulit harimau dan trenggiling.

Setelah terkumpul, barang dikirim ke Pelabuhan Kuala Tungkai, Jambi, dengan menggunakan mobil boks atau ambulans. "Lebih aman, siapa yang mau curiga dan memeriksa ambulans," ujarnya.

Dari sana, dagangan Sam diseberangkan ke Batam. Rute ini dipilih lantaran lalu lintas yang ramai membuat aparat kesulitan mengawasi setiap kapal. Ada juga jalur tikus yang bisa digunakan agar lolos dari pengawasan.

"Banyak dan aman sekali di jalur tikus," kata Sam.

Di Batam, klien Sam tak cuma berasal dari dalam negeri, tetapi juga Malaysia dan Singapura. Agar aman dari pelacakan, transaksi hanya dilakukan secara tunai.

"Ada barang maka ada uang. Tidak pakai transfer-transferan," terangnya.

Sam mengaku berhenti dari bisnis haramnya lantaran pandemi Covid-19 merebak. Permintaan seret hingga barang dagangan sempat menumpuk di gudang. Sisik trenggiling miliknya bahkan mesti dimusnahkan karena telah membusuk.



Ketua Yayasan Lingkar Inisiatif Iswadi menyebut, barang-barang turunan satwa liar punya pasar yang beragam. Tulang, taring, dan trenggiling biasanya dipasarkan di luar negeri dan digunakan untuk kebutuhan medis. Beberapa negara yang dituju adalah Vietnam, Thailand, Korea Selatan, dan China.

"Kulit cenderung larinya ke domestik. Barangnya untuk dibuat karpet, hiasan, atau kerajinan," imbuhnya.

Berdasarkan riset yang mereka lakukan, pasokan barang-barang tersebut biasanya terkait dengan para pencari gaharu. Sembari mencari kayu yang terkenal dengan wanginya tersebut, mereka juga berburu atau mengumpulkan informasi mengenai satwa liar, termasuk harimau sumatera.

"Satu informasi, entah itu berupa sekadar lisan atau foto jejak, cakar, kotoran, bisa mereka tukar dengan uang ke pemburu," kata Iswadi.

Iswadi menambahkan kalau jejaring perdagangan juga dipengaruhi jenis barang turunan harimau sumatera. Pencari gaharu misalnya, cenderung terhubung dengan penampung dan pembeli kulit harimau.

Sementara itu, pemburu trenggiling cenderung terhubung dengan penampung atau pembeli taring dan tulang harimau.

Kepala Seksi Konservasi Wilayah I Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu-Lampung Said Jauhari mengaku, pihaknya terus melakukan sosialisasi untuk mencegah perburuan harimau.

Jauhari juga menyebut, tak lagi mendapatkan laporan mengenai adanya perburuan pada 2021.

"Belum ada lagi laporan, kalau ada di mana? Rata-rata perburuannya orang-orang itu saja, dan beberapa sudah mengaku bertobat. Kita gencar melakukan sosialisasi dan beberapa tim siaga di tempat seperti di Mukomuko dan TNKS. BKSDA juga bekerja sama dengan NGO untuk mengantisipasi perburuan ini," terangnya.

Berdasarkan riset yang dilakukan di 33 bentang alam pada 2010, diketahui bahwa harimau hidup di 27 bentang alam. Hanya berselang enam tahun, tanda keberadaan harimau hanya tersisa di 23 bentang alam.

Di tengah perburuan yang tak lagi sekerap dulu, ada faktor-faktor lain yang masih mengancam keberadaan harimau sumatera. Apa saja? Simak tulisan terakhir dari serial Penjagal Raja Rimba: Berpacu dengan Kepunahan.

***

*Liputan investigasi ini merupakan hasil kolaborasi dalam Program Bela Satwa Project yang diinisiasi oleh Garda Animalia dan Auriga Nusantara.

Tags :
harimau sumatera perdagangan satwa liar panthera tigris sumatrae ambulans
Writer: Betty Herlina
Pos Terbaru
Orangutan Viral di Kawasan Tambang Akhirnya Dievakuasi
Orangutan Viral di Kawasan Tambang Akhirnya Dievakuasi
Berita
17/02/25
Beruang Madu di Perbebunan, BKSDA: Itu Habitatnya
Beruang Madu di Perbebunan, BKSDA: Itu Habitatnya
Berita
17/02/25
Konflik Gajah di Aceh Barat Terulang, Perubahan Habitat Menyulitkan Penghalauan
Konflik Gajah di Aceh Barat Terulang, Perubahan Habitat Menyulitkan Penghalauan
Berita
15/02/25
Akhirnya, Enam Pemburu Badak Jawa Divonis 11 dan 12 Tahun Penjara
Akhirnya, Enam Pemburu Badak Jawa Divonis 11 dan 12 Tahun Penjara
Berita
15/02/25
Dikirim Tanpa Dokumen, 67 Satwa Diamankan di Pelabuhan Tanjung Priok
Dikirim Tanpa Dokumen, 67 Satwa Diamankan di Pelabuhan Tanjung Priok
Berita
14/02/25
Memisahkan dengan Jelas: Pemeliharaan Satwa Liar Bukan Penyelamatan!
Memisahkan dengan Jelas: Pemeliharaan Satwa Liar Bukan Penyelamatan!
Opini
13/02/25
Tiga Orangutan Kelaparan Mencari Makan di Kebun Sawit, BKSDA Lakukan Pemantauan
Tiga Orangutan Kelaparan Mencari Makan di Kebun Sawit, BKSDA Lakukan Pemantauan
Berita
13/02/25
Harimau yang Masuk Kandang Jebak di Aceh Timur akan Direlokasi
Harimau yang Masuk Kandang Jebak di Aceh Timur akan Direlokasi
Berita
13/02/25
Lagi, Seekor Dugong Mati Terdampar di Kupang
Lagi, Seekor Dugong Mati Terdampar di Kupang
Berita
10/02/25
Relasi Harmonis Gajah-Manusia dalam Sejarah dan Tradisi Budaya di Aceh
Relasi Harmonis Gajah-Manusia dalam Sejarah dan Tradisi Budaya di Aceh
Edukasi
07/02/25
Pagar Terbuka! 15 Rusa Timor Berlari Bebas di TN Baluran
Pagar Terbuka! 15 Rusa Timor Berlari Bebas di TN Baluran
Berita
07/02/25
Dagangkan Cula Badak dan Gading Gajah, Dua Terdakwa Divonis 4 Tahun
Dagangkan Cula Badak dan Gading Gajah, Dua Terdakwa Divonis 4 Tahun
Berita
06/02/25
Terjerat Jaring, Lumba-Lumba di Kenjeran Berhasil Kembali ke Laut
Terjerat Jaring, Lumba-Lumba di Kenjeran Berhasil Kembali ke Laut
Berita
06/02/25
Bayi Bekantan Terpisah dari Induk, Diduga karena Habitat Rusak
Bayi Bekantan Terpisah dari Induk, Diduga karena Habitat Rusak
Berita
06/02/25
Kesalahan Penanganan Diduga Sebabkan Kematian Orangutan yang Tersengat Listrik
Kesalahan Penanganan Diduga Sebabkan Kematian Orangutan yang Tersengat Listrik
Berita
05/02/25
Cegah Zoonosis, Pengamatan Tidak Langsung Manfaatkan Ekolokasi Kelelawar Pemakan Serangga
Cegah Zoonosis, Pengamatan Tidak Langsung Manfaatkan Ekolokasi Kelelawar Pemakan Serangga
Edukasi
05/02/25
Petugas Amankan 30 Kilogram Sisik Trenggiling di Atas Kapal Cepat
Petugas Amankan 30 Kilogram Sisik Trenggiling di Atas Kapal Cepat
Berita
04/02/25
Soa Payung, Kadal dengan Leher Berjumbai yang Unik
Soa Payung, Kadal dengan Leher Berjumbai yang Unik
Edukasi
03/02/25
Dugong Fitri yang Terjerat Jaring Berhasil Dilepasliarkan
Dugong Fitri yang Terjerat Jaring Berhasil Dilepasliarkan
Berita
03/02/25
Gajah Betina Berusia 8 Tahun Ditemukan Mati di Aceh Timur
Gajah Betina Berusia 8 Tahun Ditemukan Mati di Aceh Timur
Berita
03/02/25