Menjarah
Menjarah
Menjarah
Berita

BKSDA Sintas Berdayakan Masyarakat Lestarikan Satwa Liar

804
×

BKSDA Sintas Berdayakan Masyarakat Lestarikan Satwa Liar

Share this article
Seorang peserta sedang memasang kamera trap, pada pelatihan yang diadakan oleh BKSDA Sumatra Barat dan Yayasan Sintas Indonesia. | Foto: Yusrizal/Antara
Seorang peserta sedang memasang kamera trap, pada pelatihan yang diadakan oleh BKSDA Sumatra Barat dan Yayasan Sintas Indonesia. | Foto: Yusrizal/Antara

Gardaanimalia.com – BKSDA Sumatra Barat dan Yayasan Sintas Indonesia membentuk Tim Patroli Anak Nagari (Pagari) dengan harapan turut melestarikan satwa liar.

Selain itu, mereka juga memberikan pelatihan kepada masyarakat Nagari Salareh Aia, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam, guna menyokong harapan tersebut.

pariwara
usap untuk melanjutkan

Kepala Resor KSDA Maninjau, Ade Putra menyebut, pelatihan berlangsung di Kantor Wali Nagari Salareh Aia, pada 6-8 Desember 2022.

“Peserta merupakan warga setempat yang ditunjuk oleh wali nagari. Dan kelompok masyarakat itu langsung dibentuk satu wadah dengan nama Tim Pagari,” ujarnya, Kamis (8/12).

Menurut penjelasan Ade Putra, beberapa materi yang diberikan, seperti tentang navigasi darat, pengamanan dan perlindungan hutan.

Kemudian, materi lainnya, yaitu konservasi satwa liar, bioekologi harimau, navigasi konflik satwa liar, deteksi dini dan monitoring menggunakan kamera trap.

Ujarnya, materi-materi disampaikan oleh petugas BKSDA melalui Resor Maninjau dan Yayasan Sintas Indonesia. Selanjutnya, di hari terakhir, ada simulasi penanganan konflik.

MulaiĀ dari melakukan proses verifikasi laporan, verifikasi lapangan, hingga bagaimana cara untuk melakukan penghalauan satwa liar.

“Masing-masingnya peserta menjalankan tugas yang telah kita berikan. Setelah pelatihan, maka bakal diterbitkan surat keputusan Tim Pagari dari Kepala BKSDA Sumatra Barat dan dikukuhkan oleh wali nagari setempat”.

Dia menyebut, bahwa pembentukan Tim Pagari di Nagari Salareh Aia dikarenakan lokasi tersebut pernah ada konflik harimau sumatera. Sedangkan, masyarakat hidup di dekat kawasan hutan.

BKSDA Sudah Bentuk 4 Tim Pagari

Sebelum itu, konflik manusia dengan harimau terjadi di Maua Hilia, Jorong Kayu Pasak Timur, Nagari Salareh Aia, pada 30 November 2021.

Usai menerima laporan, BKSDA melalui Resor Maninjau menangani konflik dan memasang kandang jebak. Sampai akhirnya, harimau betina berhasilĀ masuk kandang jebak.

“Dengan adanya Tim Pagari ini, maka mereka bakal melakukan penanganan satwa liar dan ini bentuk keterlibatan masyarakat dalam melindungi satwa,” paparnya.

Dirinya mengaku, Tim Pagari Salareh AiaĀ merupakan tim keempat yang telah dibentuk oleh BKSDA Sumatra Barat.

Tiga lainnya, yaitu Tim Pagari Baringin Kecamatan Palembayan Agam, Tim Pagari Sontang Kabupaten Pasaman dan Tim Pagari Batang Barus Kabupaten Solok.

“Pembentukan Tim Pagari ini dimulai semenjak 2021 sampai 2022,” terang Ade Putra.

Atas upaya tersebut, Wali Nagari Salareh Aia, Iron Maria Edi mengucapkan terima kasih kepada BKSDA Sumatra Barat dan Yayasan Sintas Indonesia.

“Kami merasa bangga yang telah ditunjuk sebagai Tim Pagari dan kami juga memiliki kearifan lokal dalam menjaga kelestarian harimau,” ungkapnya.

Dia mengatakan, tim tersebut akan menjadi garda terdepan BKSDA dalam mengelola sumber daya alam yang ada. Terutama karena Salareh Aia dekat kawasan hutan.

Kegiatan Tim Pagari, lanjut Iron Maria, tidak hanya ini saja. Tetapi, masih banyak kegiatan dalam melakukan eksplorasi terhadap sumber daya alam.

“Saya berharap tidak ada lagi konflik antara satwa dengan manusia di Salareh Aia. Karena kita harus berdampingan dengan satwa dan pakannya harus terjaga,” tutupnya.

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments