Cucak Rawa: Eksis di Gantangan, Selangkah menuju Punah di Alam

Hasbi
3 min read
2024-08-27 16:25:55
Iklan
Belum ada deskripsim Lorem ipsum dolor sit amet, corrupti tempore omnis esse rem.



Gardaanimalia.com - Sebagian orang mungkin mengenal cucak rawa lewat lirik lagu Cucak Rowo karya “The godfather of broken hearts” Didi Kempot.

Namun, sebagian lainnya mungkin justru mengenal cucak rawa sebagai burung kicau yang lebih sering dilihat di gantangan dibandingkan di alam, atau juga burung yang kerap ditemui di etalase-etalase pasar burung.

Lantas menjadi pertanyaan, apa itu burung cucak rawa dan bagaimana kondisinya sekarang?

Burung cucak rawa–cucak rowo dalam bahasa Jawa–atau disebut barau-barau dalam bahasa melayu, memiliki nama ilmiah Pycnonotus zeylanicus.

Ia termasuk dalam ordo Passeriformes atau burung pengicau dengan marga Pycnonotus.

Tubuhnya berukuran 28 sampai 29 sentimeter, dengan ciri-ciri bulu di sisi atas seperti penutup kepala dan penutup telinga berwarna jingga, paruh hitam dengan dagu putih, dan ekor kehijauan. Sementara dadanya berwarna abu-abu bergaris putih.

Berdasarkan daerah sebarannya, burung ini biasa ditemukan di Pulau Sumatra, Kalimantan, dan Jawa bagian barat.

Konon, dahulu ia dapat dijumpai secara bergerombol dan bersembunyi di hutan tua, sekunder, semak belukar yang dekat dengan air, sungai, rawa atau alang-alang.

Di alam, satwa liar ini suaranya lebih berat dan keras ketimbang cucak atau merbah yang lain.

Ia hidup dengan memangsa aneka serangga, siput air dan buah-buahan.

Kini, karena rusaknya habitat dan eksploitasi yang berlebihan, menurut Sri Panujo Karso (2006), burung cucak rawa menjadi semakin langka dan punah jika terus diburu((Iswantoro. 2008. Jurnal Aplikasi Ilmu-ilmu Agama. Konservasi dan Peluang Bisnis dalam Penangkaran Burung Cucakrawa. Vol IX No. 1. Hal. 57-70.)).

Dianggap Bernilai lewat Nominal Rupiah




Pada 16 Februari 2023, dua pria berinisial SUR dan DH dihajar massa di Yogyakarta.

Bukan tanpa sebab, keduanya mencuri burung cucak rawa yang dijemur oleh pemiliknya((Paribowo, Wisang Seto, Dita Angga Rusiana. 2023. Curi Burung Cucak Rowo Seharga Rp 25 Juta, Pria di Yogyakarta Dihajar Massa. Diakses pada 27 Agustus 2024.)).

"Korban menjemur beberapa burung di halaman rumahnya, salah satunya, yaitu burung cucak rawa ini. Kemudian dua orang pelaku itu mendekat ke halaman dan mengambil burung tersebut," kata Kapolsek Mantrijeron Yogyakarta Kompol Rapiqoh kepada Kompas.

Ropiqoh menjelaskan bahwa kedua pelaku ini merupakan spesialis pencuri burung dan pernah mendekam di LP Pajangan Bantul karena sebelumnya juga mencuri burung.

Menurut penuturan korban Sunarso, burung cucak rawa yang ia miliki itu bernilai Rp25 juta.

Popularitas burung ini menjadikannya komoditas yang terus menerus diburu.

Handy Tyan Aristya, seorang pedagang burung cucak rawa asal Mojokerto mengaku bahwa di antara burung-burung yang ia punya, cucak rawa yang paling menguntungkan.

"Dari cucak rawa yang saya pelihara sejak 2016, setiap 8 sampai 10 hari saya bisa memanen telurnya," kata Tyan kepada Radar Mojokerto, 2020 silam((Chariris, Moch. 2020. Telur Cucakrawa Baru Menetas, Para Pembeli Sudah Mengantre. Diakses pada 27 Agustus 2024.)).

"Setelah menggunakan perangkat oven selama 15 hari, anakan cucak rawa sudah ditunggu pembeli."

Tyan mengaku harga satu jodoh anakan cucak rawa senilai Rp10 juta. Tak jarang telur yang baru menetas, langsung dibeli oleh pelanggan yang antri.

"Saya banderol Rp1,5 juta sampai Rp2 juta," tukasnya.

Tingginya permintaan pasar membuat nasib cucak rawa di alam semakin pelik.

Di Pulau Jawa bagian barat, dalam jurnal Iswantoro (2008), cucak rawa sudah sangat langka dan mungkin sudah punah.

Jika menemukan salah satunya di Pulau Jawa, maka dapat dipastikan ia berasal dari tempat lain.

Cucak Rawa dan Budaya Jawa


Menurut Biodiversity Conservation Officer Burung Indonesia Achmad Ridha Junaid, alasan cucak rawa marak dicari karena ia memiliki suara merdu yang memikat penghobi burung sangkar.

"Sejarah pemeliharaan burung cucak rawa ini sudah mengakar sekali di budaya orang Jawa sehingga sulit dilepaskan dari kebiasaan orang Indonesia juga. Karena banyak yang meminatinya, akhirnya cucak rawa diburu, ditangkarkan, dan diperdagangkan," kata pria yang akrab disapa Ridha kepada Garda Animalia.

Di sisi lain, terdapat asosiasi kuat dengan status sosial seseorang di masa lalu jika memeliharanya.

"Konon, orang-orang yang pelihara cucak rawa cuma orang-orang yang punya status sosial tinggi. Dari sini pun akhirnya popularitas cucak rawa naik," katanya.

Ia menjelaskan dengan adanya keterkaitan budaya yang mengakar, dan pelakunya adalah orang-orang di Pulau Jawa, maka tidak heran populasi cucak rawa di Pulau Jawa punah terlebih dahulu.

"Di Indonesia, cucak rawa ini cuma bisa ditemukan secara alami di Pulau Sumatra, pun sudah langka sekali," tukasnya.

Musuh alami sang burung adalah ular dan binatang hutan. Namun, di era sekarang, musuh paling berbahaya adalah ulah manusia, kata Ridha.

Critically endangered, tetapi Tidak Dilindungi


Di Indonesia, burung cucak rawa tidak termasuk burung yang dilindungi.

Padahal menurut rilis IUCN Red List tahun 2021, Pycnonotus zeylanicus berstatus critically endangered atau terancam punah dengan hanya tersisa 600 sampai 1.700 individu saja dengan penurunan populasi melebihi 80 persen dalam 15 tahun saja.

Ridha menjelaskan, dalam kategori IUCN Red List, burung ini sudah masuk ke dalam tahapan akhir sebelum kategori punah di alam.

"Dari lima kriteria umum, setidaknya burung cucak rawa ini memenuhi dua kriteria, yakni penurunan populasi yang signifikan dan distribusi geografis yang terbatas." kata Ridha.

Penangkapan liar untuk perdagangan burung kicau yang sangat populer di Asia Tenggara menyebabkan penurunan populasi spesies lebih dari 50 persen.

"Tekanan dari perburuan ilegal terus berlangsung dan menempatkan spesies ini pada risiko tinggi untuk punah, jika tidak ada upaya konservasi yang efektif," katanya.

Belum lagi ancaman dari hilangnya habitat di alam. Hutan dan rawa yang merupakan habitat alaminya telah berkurang karena konversi lahan menjadi pertanian dan pembangunan.

Keluar-Masuk Status Perlindungan




Status perlindungan burung cucak rawa pun cukup pelik dan menimbulkan kontroversi.

Sejak awal penerbitan daftar tumbuhan dan satwa liar dilindungi melalui PP Nomor 7 Tahun 1999, burung ini tidak termasuk dilindungi.

Namun, dalam revisi pertama undang-undang ini pada 2018 lalu, cucak rawa sempat masuk dalam satwa dilindungi.

"Tapi tidak berlangsung lama, cuma berselang dua bulan, peraturan baru ini kemudian langsung direvisi lagi oleh KLHK menjadi Peraturan Menteri LHK Nomor P.92 Tahun 2018. Di peraturan ini ada lima spesies burung yang dikeluarkan dari daftar dilindungi, salah satunya cucak rawa," jelas Ridha.

Alasan dikeluarkannya cucak rawa dan empat spesies burung lain, menurut Ridha, karena ada penolakan besar-besaran dari kalangan penangkar burung, penyelenggara lomba burung kicau, dan pengiat lomba burung kicau.

"Mereka khawatir kalau cucak rawa dan beberapa spesies lainnya dilindungi, maka mereka tidak bisa lagi melombakan spesies itu. Karena KLHK tidak kuat argumennya, mereka akhirnya kalah dari kalangan yang layangkan penolakan itu. akhirnya diubah deh menjadi P92."

Tags :
burung berkicau burung cucak rawa Pycnonotus zeylanicus gantangan burung pengicau
Writer: Hasbi
Pos Terbaru
Kasus Anak Gajah Tertabrak Truk di Malaysia, Pembangunan Tak Boleh Hambat Pergerakan Gajah
Kasus Anak Gajah Tertabrak Truk di Malaysia, Pembangunan Tak Boleh Hambat Pergerakan Gajah
Berita
15/05/25
Seri Macan Tutul Jawa: Riwayat para Kucing Besar Tanah Jawa
Seri Macan Tutul Jawa: Riwayat para Kucing Besar Tanah Jawa
Liputan Khusus
14/05/25
FATWA: Burung Wiwik yang Enggan Menetaskan Telurnya
FATWA: Burung Wiwik yang Enggan Menetaskan Telurnya
Edukasi
14/05/25
Seri Macan Tutul Jawa: Gunung Favorit Para Pendaki di Habitat Macan Tutul Jawa
Seri Macan Tutul Jawa: Gunung Favorit Para Pendaki di Habitat Macan Tutul Jawa
Liputan Khusus
13/05/25
Perdagangkan Siamang, Pelaku Ditangkap di Bojonggede
Perdagangkan Siamang, Pelaku Ditangkap di Bojonggede
Berita
13/05/25
Tiga Ekor Kanguru Tanah Diselundupkan di Pelabuhan Jayapura
Tiga Ekor Kanguru Tanah Diselundupkan di Pelabuhan Jayapura
Berita
09/05/25
Telaga Paring, Orangutan yang Terjebak Banjir Besar di Kalteng Berhasil Dilepasliarkan
Telaga Paring, Orangutan yang Terjebak Banjir Besar di Kalteng Berhasil Dilepasliarkan
Berita
09/05/25
Sebelum Indonesia Merdeka, Ternyata Trenggiling Sudah Jadi Satwa Dilindungi
Sebelum Indonesia Merdeka, Ternyata Trenggiling Sudah Jadi Satwa Dilindungi
Berita
09/05/25
Tiga Individu Baru Badak Jawa Terdeteksi di Ujung Kulon
Tiga Individu Baru Badak Jawa Terdeteksi di Ujung Kulon
Berita
06/05/25
Ternyata Amir Simatupang Pernah Tawarkan Taring Harimau Seharga Rp50 Juta
Ternyata Amir Simatupang Pernah Tawarkan Taring Harimau Seharga Rp50 Juta
Berita
06/05/25
Kabar Baik, Dua Ekor Harimau Lahir di Suaka Barumun!
Kabar Baik, Dua Ekor Harimau Lahir di Suaka Barumun!
Berita
06/05/25
Hampir setiap Malam Beruang Madu Berkeliaran di Kabupaten Abdya
Hampir setiap Malam Beruang Madu Berkeliaran di Kabupaten Abdya
Berita
05/05/25
WN Tiongkok jadi Tersangka Perdagangan Cula Badak di Manado
WN Tiongkok jadi Tersangka Perdagangan Cula Badak di Manado
Berita
02/05/25
Pembangunan Suaka Badak Sumatera di Aceh Timur Segera Rampung
Pembangunan Suaka Badak Sumatera di Aceh Timur Segera Rampung
Berita
02/05/25
Saksi Nyatakan Sisik Trenggiling Tidak Terdaftar sebagai Barbuk di Polres Asahan
Saksi Nyatakan Sisik Trenggiling Tidak Terdaftar sebagai Barbuk di Polres Asahan
Berita
02/05/25
Bukan hanya Sisik, Alex Tanyakan Kulit Harimau pada 2 Anggota TNI
Bukan hanya Sisik, Alex Tanyakan Kulit Harimau pada 2 Anggota TNI
Berita
02/05/25
Tahap Kedua Pelepasliaran, 182 Ekor Kura-Kura Moncong Babi kembali ke Alam
Tahap Kedua Pelepasliaran, 182 Ekor Kura-Kura Moncong Babi kembali ke Alam
Berita
30/04/25
Dua Pelaku Perdagangan Organ Satwa Dilindungi Diserahkan ke JPU
Dua Pelaku Perdagangan Organ Satwa Dilindungi Diserahkan ke JPU
Berita
30/04/25
Seri Macan Tutul Jawa: Upaya Yayasan SINTAS Selamatkan Predator Puncak Tersisa di Jawa
Seri Macan Tutul Jawa: Upaya Yayasan SINTAS Selamatkan Predator Puncak Tersisa di Jawa
Liputan Khusus
29/04/25
Perburuan Burung di TN Ujung Kulon Berujung 2 Tahun Pidana
Perburuan Burung di TN Ujung Kulon Berujung 2 Tahun Pidana
Berita
29/04/25