Dua Ekor Lumba-Lumba Mati, Diduga Akibat Eksploitasi

3 min read
2021-11-30 21:33:48
Iklan
Belum ada deskripsim Lorem ipsum dolor sit amet, corrupti tempore omnis esse rem.

Gardaanimalia.com - Dua ekor lumba-lumba di Bali Exotic Marine Park, Denpasar, Bali dikabarkan menghilang. Awal mula terdengar informasi raibnya satwa tersebut ialah melalui laporan aktivis satwa Koalisi Anak Negeri untuk Lumba-Lumba.

Pinneng Sulungbudi, Koordinator Koalisi Anak Negeri mengungkapkan, peristiwa lenyapnya satwa dilindungi itu diketahui setelah pihaknya melakukan kunjungan ke Bali Exotic Marine Park di Pedungan, Denpasar Selatan waktu lalu.

Menurut Pinneng, di sana terdapat beberapa lumba-lumba lain yang ditempatkan di kolam dengan melebihi kapasitas seharusnya.

"Sebelumnya sudah ada lima lumba-lumba. Ditambah tujuh ekor lagi. Jadi kolamnya enggak akan layak menampung semuanya," terangnya, Senin (29/11) dilansir dari iNewsid.

Lain daripada itu, Pinneng juga mengungkapkan bahwa terdapat tiga kolam di Bali Exotic Marine Park, yang mana ada satu kolam berisi lima ekor lumba-lumba hasil evakuasi BKSDA Bali yang berasal dari Dolpin Lodge Bali.

Sementara itu, lanjut Pinneng, kondisi kolam berdasarkan pengamatan salah satu perwakilan koalisi, ukurannya kecil dan dangkal. Saat berada di kolam tersebut, hewan air itupun akan secara terus menerus terpapar matahari.

Kemudian, yang cukup mengagetkan adalah pihaknya menemukan sesuatu yang janggal terkait jumlah lumba-lumba yang mestinya ada tujuh, namun terpantau hanya ada lima. "Ke mana dua lumba-lumba itu? Kita harus dapat jawaban dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan," ujar Pinneng.

Pinneng juga menyampaikan bahwa pihaknya sudah membuat petisi untuk membebaskan sang lumba-lumba dan sampai hari ini mereka telah mendapatkan 75.000 tanda tangan. "Kami mendesak lumba-lumba itu direhabilitasi ke laut," tutupnya.

Tidak lama setelah adanya laporan, dilakukanlah penyelidikan oleh pihak kepolisian setempat terkait hilangnya dua lumba-lumba, sehingga kemudian didapatkan hasil bahwa lumba-lumba tersebut telah mati.

Menanggapi peristiwa tersebut, Sumarsono, Kepala Seksi Konservasi Wilayah I BKSDA Bali mengatakan bahwa mamalia laut yang disita dari Dolphin Lodge Bali milik PT Piayu Samudra Bali sebagian kondisinya sudah tidak sehat.

Saat evakuasi pada April lalu, ujar Sumarsono, keadaan tujuh ekor lumba-lumba memang sudah tidak sehat. Hal tersebut diamati pihaknya ketika melihat mata satwa dilindungi itu berwarna kekuningan yang disangka menderita penyakit hepatitis akut.

"(Itu) dilihat dari warna mata yang agak kekuningan, karena sudah habis-habisan dieksploitasi oleh pemilik lama secara berlebihan. (Kemudian) ditunggangi Lucinta Luna dan kawan-kawan dan sebagainya," papar Sumarsono dikutip dari Newsdetik.

Dijelaskan pula, satwa yang suka menolong manusia itu dalam kondisi yang diduga kekurangan gizi akibat menurunnya asupan makanan.

Pasalnya, kata Sumarsono, itu dikarenakan sepinya pengunjung saat pandemi Covid-19. Lebih buruknya lagi tidak pernah dilakukan cek kesehatan pada lumba-lumba.

"Tidak pernah dicek kesehatan. Medical record yang bener tidak ada, sehingga ketika kami rampas, ada beberapa yang sakit walau kelihatan sehat," lanjutnya.

Ia juga menegaskan bahwa mamalia air tersebut mati bukan karena dibunuh. "Saya enggak baca hasil nekropsi/otopsinya. Tapi yang jelas mati bukan karena dibunuh. Wong sudah kami rawat intens, kami sayang-sayang, kami pantau," ujar Sumarsono, Senin (29/11) dilansir dari Kompas.

Sumarsono juga menyebut bahwa pihaknya yang dibantu oleh Universitas Udayana telah melakukan yang terbaik untuk pemulihan kesehatan satwa tersebut.

"Wong sudah kami rawat intens, kami sayang-sayang, kami pantau. Keeper-nya siang malam nungguin jangan sampai mati, teman Universitas Udayana bolak-balik bantuin karena sayang aset negara. Tapi gimana lagi, wong dari awal disita sudah sakit," tuturnya.

Untuk diketahui, lumba-lumba adalah salah satu mamalia laut yang dilindungi berdasarkan UU No. 5 Tahun 1990 dan dijabarkan dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.106 Tahun 2018.

Berdasarkan IUCN Red List, saat ini status konservasi hewan air yang terkenal cerdas tersebut ialah termasuk spesies dengan risiko rendah atau least concern.

Tags :
Lumba-lumba
Writer:
Pos Terbaru
Pembangunan Suaka Badak Sumatera di Aceh Timur Segera Rampung
Pembangunan Suaka Badak Sumatera di Aceh Timur Segera Rampung
Berita
02/05/25
Saksi Nyatakan Sisik Trenggiling Tidak Terdaftar sebagai Barbuk di Polres Asahan
Saksi Nyatakan Sisik Trenggiling Tidak Terdaftar sebagai Barbuk di Polres Asahan
Berita
02/05/25
Bukan hanya Sisik, Alex Tanyakan Kulit Harimau pada 2 Anggota TNI
Bukan hanya Sisik, Alex Tanyakan Kulit Harimau pada 2 Anggota TNI
Berita
02/05/25
Tahap Kedua Pelepasliaran, 182 Ekor Kura-Kura Moncong Babi kembali ke Alam
Tahap Kedua Pelepasliaran, 182 Ekor Kura-Kura Moncong Babi kembali ke Alam
Berita
30/04/25
Dua Pelaku Perdagangan Organ Satwa Dilindungi Diserahkan ke JPU
Dua Pelaku Perdagangan Organ Satwa Dilindungi Diserahkan ke JPU
Berita
30/04/25
Seri Macan Tutul Jawa: Upaya Yayasan SINTAS Selamatkan Predator Puncak Tersisa di Jawa
Seri Macan Tutul Jawa: Upaya Yayasan SINTAS Selamatkan Predator Puncak Tersisa di Jawa
Liputan Khusus
29/04/25
Perburuan Burung di TN Ujung Kulon Berujung 2 Tahun Pidana
Perburuan Burung di TN Ujung Kulon Berujung 2 Tahun Pidana
Berita
29/04/25
Bripka Alfi Siregar ‘Amnesia’ di Pengadilan, Hakim Dorong Penetapannya jadi Tersangka
Bripka Alfi Siregar ‘Amnesia’ di Pengadilan, Hakim Dorong Penetapannya jadi Tersangka
Berita
28/04/25
Batal Vonis Bebas, Willy Pembeli Cula Badak Dibui 1 Tahun
Batal Vonis Bebas, Willy Pembeli Cula Badak Dibui 1 Tahun
Berita
28/04/25
Kabar Baru, Pria asal AS Dijatuhkan Hukuman atas Kasus Penyiksaan Monyet
Kabar Baru, Pria asal AS Dijatuhkan Hukuman atas Kasus Penyiksaan Monyet
Berita
27/04/25
Jadi Saksi Ahli, Hinca Panjaitan Pakai Kaos Save Trenggiling ke Pengadilan
Jadi Saksi Ahli, Hinca Panjaitan Pakai Kaos Save Trenggiling ke Pengadilan
Berita
26/04/25
Konflik kembali Terjadi, Ternak Warga Ditemukan Mati di Area Sawah
Konflik kembali Terjadi, Ternak Warga Ditemukan Mati di Area Sawah
Berita
25/04/25
Disebut Dapat ‘Bagian’ dari Perdagangan Sisik Trenggiling, Hakim Minta Kanit Polres Asahan Dipanggil
Disebut Dapat ‘Bagian’ dari Perdagangan Sisik Trenggiling, Hakim Minta Kanit Polres Asahan Dipanggil
Berita
25/04/25
Serka Yusuf dan Serda Dani Jemput 1,2 Ton Sisik Trenggiling dari Polres Asahan di Malam Hari
Serka Yusuf dan Serda Dani Jemput 1,2 Ton Sisik Trenggiling dari Polres Asahan di Malam Hari
Berita
24/04/25
Terdakwa Kasus 292,3 Kilogram Sisik Trenggiling Divonis Bebas!
Terdakwa Kasus 292,3 Kilogram Sisik Trenggiling Divonis Bebas!
Berita
24/04/25
Penyelundupan Ratusan Reptil Ilegal Berhasil Digagalkan di Pelabuhan Bakauheni
Penyelundupan Ratusan Reptil Ilegal Berhasil Digagalkan di Pelabuhan Bakauheni
Berita
23/04/25
Muncul di Kuningan, BKSDA Sarankan Pengusiran Mandiri
Muncul di Kuningan, BKSDA Sarankan Pengusiran Mandiri
Berita
22/04/25
Niagakan 165 Kilogram Sisik Trenggiling, 1 Tersangka Ditangkap dan Lainnya dalam Pengejaran
Niagakan 165 Kilogram Sisik Trenggiling, 1 Tersangka Ditangkap dan Lainnya dalam Pengejaran
Berita
21/04/25
Persidangan Ungkap Fakta, 1,2 Ton Sisik Diduga Berasal dari Gudang Polres
Persidangan Ungkap Fakta, 1,2 Ton Sisik Diduga Berasal dari Gudang Polres
Berita
18/04/25
Menyoroti Kaburnya Monyet di BPBD Kabupaten Tangerang dan Pentingnya Kesejahteraan Satwa Liar
Menyoroti Kaburnya Monyet di BPBD Kabupaten Tangerang dan Pentingnya Kesejahteraan Satwa Liar
Berita
18/04/25