[caption id="attachment_16077" align="aligncenter" width="800"] Petugas BKSDA Sumatera Selatan Wilayah II Lahat tengah memasang perangkap beruang madu. | Foto: Antara/HO-BKSDA[/caption]
Gardaanimalia.com - Konflik beruang madu (Helarctos malayanus) di Kota Pagaralam dan sekitarnya yang terjadi belakangan ini disebut karena dipicu musim panen durian.
Hal tersebut dikonfirmasi oleh Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Selatan Wilayah II Lahat, Martialis Puspito.
Ia menjelaskan, bahwa konflik sudah terjadi sekitar dua pekan terakhir di bulan September. Di mana merupakan periode berlangsungnya panen durian di daerah setempat.
Selama dua minggu tersebut, pihak BKSDA telah menerima cukup banyak laporan dari warga Kota Pagaralam dan sekitarnya termasuk Kabupaten Lahat.
Ujar Martialis, dalam laporan itu masyarakat mengaku sering mendapati jejak beruang madu di sekeliling perkebunan milik mereka.
"Terbaru, bahkan sekitar dua hari yang lalu ada seekor beruang masuk ke rumah warga di Kecamatan Dempo Utara, Pagaralam untuk mencari makan," ungkapnya, Rabu (28/9) dilansir dari Antara.
Karena, lanjut Martialis, diketahui rumah tersebut ada menyimpan hasil panen durian. Selain itu, permukiman warga juga berdekatan dengan kawasan hutan lindung.
Secara peta kontur, jelasnya, konflik warga dengan beruang di dua daerah tersebut sangat mungkin terjadi. Karena sebagian besar masih merupakan hutan lindung yang menjadi habitatnya.
Akan tetapi, menurutnya, salah satu indikator utama satwa liar keluar kawasan dan menyasar permukiman penduduk adalah karena masa panen durian yang sedang berlangsung.
"Ya, itu (musim panen durian) salah satu yang memantik beruang madu keluar dari sarangnya. Karena pengamatan kami biasanya mereka paling berada melintas di sekitar kebun warga yang berbatasan dengan hutan," ucapnya.


Garda Animalia
Belum ada deskripsi