Gardaanimalia.com – Konflik harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) kembali terjadi, kali ini di Kecamatan Bahorok, Kabupaten Langkat.
Konflik tersebut diketahui mengakibatkan satu ekor lembu milik warga Dusun Tusam Pinter, Desa Lau Damak, dan seekornya lagi milik warga Dusun Tegapen, Desa Batu Jongjong.
Kemunculan harimau sumatera dan matinya dua ekor ternak lembu milik warga di desa itupun membuat masyarakat menjadi resah, Rabu (2/2).
Menurut penuturan masyarakat setempat, ternak warga tersebut tewas pada waktu yang beriringan yaitu satu ekor pada Senin (31/1) dan seekor lagi pada Selasa (1/1) sore.
“Iya Bang, sudah dua ekor ternak lembu dimangsa harimau. Kami di sini sangat resah atas munculnya kembali harimau tersebut,” ujar Sada Ukur, salah seorang warga Bahorok dilansir dari GoSumut.
Selain Sada Ukur, warga lokal lainnya yang dikonfirmasi juga menyampaikan bahwa mereka merasa resah atas kemunculan satwa liar dilindungi yang memangsa ternak warga.
Hal itu dikarenakan mereka khawatir, jika pemerintah tidak bergerak cepat, maka bisa saja harimau dilindungi tersebut juga akan melakukan tindakan yang sama terhadap manusia.
Menanggapi peristiwa itu, Irzal Azhar, Plt Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumatera Utara mengatakan bahwa konflik itu memang benar terjadi di Desa Lau Damak dan Batu Jongjong, di Kecamatan Bahorok.
Ia mengatakan bahwa saat ini tim BKSDA, Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) bersama mitra telah turun ke lokasi yang diinformasikan oleh warga tersebut.
“Tim BKSDA, TNGL serta mitra sedang turun ke lapangan. Rencanannya akan memasang kandang jebakan dan camera trap,” pungkasnya.
