Harimau Sumatera, Si Kucing Indonesia yang Malang

Tak pernah terbayangkan jika kau hilang dan lenyap. Ku pastikan keturunan (ku kan akan) pernah melihatmu. Kau nampak gagah dan perkasa dibalut oleh kulitmu yang coklat berbelang hitam. Namun sayang kau hampir hilang dalam peradaban.
Indonesia dikaruniai oleh keanekaragaman hayati melimpah. Negeri di mana flora dan fauna hidup. Beberapa satwa yang terkenal di dunia juga asli Indonesia, salah satunya harimau sumatera yang memiliki banyak keunikan.
Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) merupakan satu dari enam sub-spesies harimau yang masih bertahan hidup hingga saat ini. Harimau Sumatera memiliki tubuh yang relatif paling kecil dibandingkan semua sub-spesies harimau yang hidup saat ini.
Hewan berkaki empat ini merupakan jenis yang pandai berenang di dalam air sebab terdapat selaput di sela-sela jari kakinya. Bahkan, penduduk kadang menjuluki mereka dengan istilah “kucing air”. Mereka juga mampu memanjat pohon demi mengejar mangsanya.
Warna kulit harimau sumatera merupakan yang paling gelap dari seluruh harimau, mulai dari kuning kemerah-merahan hingga oranye tua. Selain berwarna lebih gelap dengan pola hitam yang dominan dibandingkan harimau lainnya, Panthera tigris sumatrae memiliki tekstur belang yang tipis juga memiliki janggut ditumbuhi banyak rambut.
Harimau sumatera merupakan megafauna yang karismatik dan spesies kunci sebagai predator yang berada di puncak rantai makanan. Harimau berfungsi menjaga keseimbangan jumlah herbivor dan tumbuh-tumbuhan yang menjadi santapan para herbivor. Oleh karena itu dengan melindungi dan melestarikan harimau, kita juga membantu menjaga keanekaragaman hayati dan seluruh proses ekologis di dalam habitat. Namun, nyatanya nasib si gagah itu kian terancam.
Lembaga konservasi World Wide Fund for Nature (WWF) mencatat bahwa berdasarkan data tahun 2004 jumlah populasi harimau sumatera di Indonesia hanya sekitar 400 ekor saja. Hal ini sangat riskan mengingat hewan ini adalah hewan yang dilindungi dan satwa khas Indonesia. Meskipun telah ada larangan untuk memperjual belikan hewan ini. Namun perburuan dari hewan ini tidak dapat dihindarkan.
Harimau Sumatera berada di ujung kepunahan karena hilangnya habitat secara tak terkendali, berkurangnya jumlah spesies mangsa, dan perburuan. Dari hasil monitoring perdagangan yang dilakukan WWF dan lembaga TRAFFIC paling sedikit 50 ekor harimau sumatera telah diburu setiap tahunnya dalam kurun waktu 1998- 2002.
Tak hanya itu ancaman datang juga dari menghilangnya kawasan hidup untuk harimau sumatera. Karena pembangunan jalan, penebangan hutan, serta bergantinya hutan sebagai lahan pertanian. Hal ini sangat menyedihkan sekali, mengingat satwa asli Indonesia terpojokan oleh berbagai ancaman yang timbul karena kurang nya kepedulian terhadap hewan satu ini.
Meskipun pemerintah telah menyediakan tempat untuk menjaga kelestarian hewan yang satu ini, seperti Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, Bukit Balei Rejang Selatan dan habitat di lokai lain. Namun tanpa adanya kepedulian khusus dari kita, lambat laun akan membuat harimau sumatera punah. Terlebih hewan yang satu ini sangat rentan ketika kehilangan salah satu bagian tubuhnya seperti taringnya, karena taring adalah ujung tombak harimau untuk mendapatkan makan. Tanpa taring harimau sumatera akan mati kelaparan.
Dengan kepedulian kita terhadap kehidupan harimau sumatera, tentunya kan berdampak baik untuk anak cucu kita kelak. Karena dapat melihat hewan yang sangat istimewa dari ibu pertiwi yang elok ini.

Orangutan Viral di Kawasan Tambang Akhirnya Dievakuasi

Beruang Madu di Perbebunan, BKSDA: Itu Habitatnya

Konflik Gajah di Aceh Barat Terulang, Perubahan Habitat Menyulitkan Penghalauan

Akhirnya, Enam Pemburu Badak Jawa Divonis 11 dan 12 Tahun Penjara

Dikirim Tanpa Dokumen, 67 Satwa Diamankan di Pelabuhan Tanjung Priok

Memisahkan dengan Jelas: Pemeliharaan Satwa Liar Bukan Penyelamatan!

Tiga Orangutan Kelaparan Mencari Makan di Kebun Sawit, BKSDA Lakukan Pemantauan

Harimau yang Masuk Kandang Jebak di Aceh Timur akan Direlokasi

Lagi, Seekor Dugong Mati Terdampar di Kupang

Relasi Harmonis Gajah-Manusia dalam Sejarah dan Tradisi Budaya di Aceh

Pagar Terbuka! 15 Rusa Timor Berlari Bebas di TN Baluran

Dagangkan Cula Badak dan Gading Gajah, Dua Terdakwa Divonis 4 Tahun

Terjerat Jaring, Lumba-Lumba di Kenjeran Berhasil Kembali ke Laut

Bayi Bekantan Terpisah dari Induk, Diduga karena Habitat Rusak

Kesalahan Penanganan Diduga Sebabkan Kematian Orangutan yang Tersengat Listrik

Cegah Zoonosis, Pengamatan Tidak Langsung Manfaatkan Ekolokasi Kelelawar Pemakan Serangga

Petugas Amankan 30 Kilogram Sisik Trenggiling di Atas Kapal Cepat

Soa Payung, Kadal dengan Leher Berjumbai yang Unik

Dugong Fitri yang Terjerat Jaring Berhasil Dilepasliarkan

Gajah Betina Berusia 8 Tahun Ditemukan Mati di Aceh Timur
