Berita

Kasus Anak Gajah Tertabrak Truk di Malaysia, Pembangunan Tak Boleh Hambat Pergerakan Gajah

15 Mei 2025|By Irvan Sjafari
Featured image for Kasus Anak Gajah Tertabrak Truk di Malaysia, Pembangunan Tak Boleh Hambat Pergerakan Gajah

Gardaanimalia.com - Seekor anak gajah jantan ditabrak sebuah truk hingga tewas di kilometer 80 ruas Gerik–Jeli, Jalan Raya Timur-Barat, negara bagian Perak. Peristiwa memilukan pada dini hari 11 Mei 2025 ini menjadi viral dan mendapat simpati dari warganet.

Dalam tayangan video yang beredar, induk gajah terus menunggu anaknya yang sudah tak bernyawa di samping truk hingga lima jam sebelum dievakuasi.

Kapolres Gerik Kombes Pol Zulkifli Mahmood mengatakan, berdasarkan hasil penyelidikan awal, kawasan tersebut dalam kondisi berkabut saat kejadian pukul 02.50. Ia juga mencatat bahwa jalan tersebut tidak memiliki penerangan jalan.

Seperti dilansir kantor berita Malaysia Bernama, Zulkifli sebelumnya melaporkan bahwa anak gajah tersebut tiba-tiba menyeberang jalan. Supir truk berusia 28 tahun yang sedang mengangkut unggas tidak bisa mengelak kemunculan anak gajah yang tiba-tiba. 

Induk gajah yang enggan pergi dari lokasi kejadian akhirnya dievakuasi dengan cara bius pada pukul 09.00 waktu setempat. Sementara, anak gajah berusia lima tahun itu dikubur oleh otoritas terkait. 

Seekor gajah dewasa pun muncul di sekitar lokasi kecelakaan pada Kamis (15/5/2025) pagi, diduga adalah induk dari anak gajah yang tertabrak truk.

Persoalannya, apakah gajah itu salah melintas?

Pembangunan yang Mengedepankan Jalur Jelajah Gajah

Pakar gajah dari Universitas Gadjah Mada Wisnu Nurcahyo mengatakan bahwa gajah memiliki jalur tetap antara tempat mencari makan, minum dan tempat sosialisasi. 

Fragmentasi habitat akibat pembangunan jalan akan sangat mengganggu pola pergerakan gajah menuju tempat-tempat yang disukainya, misalnya sumber air atau sumber pakan.

Jalur yang biasa dilalui itu diakuinya sebagai wilayah kekuasaannya, sehingga gajah merasa sudah nyaman di jalur tersebut tanpa memikirkan bahaya yang mengancam.

“Seharusnya pembangunan jalan memikirkan jalur gajah ini. Misalnya, dibuatkan koridor tersendiri yang aman seperti membuat jembatan dan pagar jalan raya sehingga tidak mengganggu jalur migrasi gajah tersebut,” ucap Wisnu kepada Garda Animalia, Kamis (15/5/2025). 

Menurut Wisnu, kejadian ini tidak dapat diterima karena seharusnya home range area gajah sudah dipikirkan sejak awal pembangunan.

Dia meminta kasus itu dijadikan pelajaran agar pembangunan infrastruktur harus mengedepankan konservasi satwa, sebagai makhluk hidup yang lebih dahulu mendiami daerah tersebut.

Menteri Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Malaysia Nik Nazmi Nik Ahmad membenarkan bahwa perlu adanya koridor ekologi yang menghubungkan habitat satwa liar sebagai salah satu langkah jangka panjang yang dapat dilaksanakan untuk menangani konflik antara manusia dan mamalia.

Seperti dikutip dari The Malaysia Reserve, Nik Nazmi mengatakan perusahaan perkebunan kelapa sawit juga perlu bekerja sama untuk menciptakan jaringan koridor mini di dalam perkebunan masing-masing. 

Nik Nazmi juga berjanji memasang lampu jalan raya di lokasi tempat gajah kerap melintas. Namun. untuk itu diperlukan kerja sama antar negara bagian. Dia mengakui bahwa lokasi kecelakaan adalah area berisiko konflik gajah-manusia.

Satwa Mati di Jalanan

Menanggapi kematian gajah di jalan raya ini, NGO Malaysia Rimba Watch melalui akun Instagramnya pada 14 Mei 2025, menyoroti ke arah krisis yang lebih luas: hampir 2.400 kematian satwa liar telah terjadi di jalan-jalan Malaysia sejak 2020, termasuk spesies yang terancam punah.

Jalan raya seperti ruas Gerik-Jeli melintasi habitat purba seperti Royal Belum dan Temengor — beberapa hutan dengan keanekaragaman hayati tertinggi di Asia Tenggara. Bagi hewan seperti gajah, harimau, dan tapir, jalan-jalan ini adalah bagian dari hutan.

Kasus gajah tertabrak mobil bukan sekali ini saja. Selang tiga hari setelah kejadian di Perak, pada 14 Mei 2025, sekitar pukul 21.20 waktu setempat, sepasang suami istri yang sedang berkendara dari Kota Tinggi ke Mersing bertabrakan dengan seekor gajah di KM 50 Jalan Johor Bahru-Mersing.

Kepala polisi Kota Tinggi Yusof Othman mengatakan pasangan tersebut, yang berusia 40 dan 38 tahun, sedang bepergian dengan sebuah Perodua Alza ketika empat ekor gajah tiba-tiba menyeberang jalan.

“Pengemudi tidak dapat menghindari mereka dan menabrak salah satu hewan tersebut. Akibat tabrakan tersebut, bagian depan kendaraan pasangan tersebut rusak parah. Namun, keduanya tidak terluka,” ungkapnya pada Bernama.

Gajah-gajah tersebut, termasuk yang tertabrak, diyakini telah kembali ke hutan terdekat setelah insiden tersebut.

Pihak berwenang diimbau untuk meningkatkan pengawasan di area tersebut, karena rute tersebut sering digunakan oleh satwa liar, terutama pada malam hari.

Irvan Sjafari

Irvan Sjafari

Belum ada deskripsi

Related Articles