Menjarah
Menjarah
Menjarah
Berita

Menelan Korban, Konflik Harimau dan Manusia Kembali Terjadi

14
×

Menelan Korban, Konflik Harimau dan Manusia Kembali Terjadi

Share this article
Ilustrasi harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae). | Foto: Fir0002/Flagstaffotos diunduh dari Wikimedia Commons
Ilustrasi harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae). | Foto: Fir0002/Flagstaffotos diunduh dari Wikimedia Commons

Gardaanimalia.com – Konflik harimau sumatera dan manusia kembali terjadi. Warga dusun Kali Bata, Pekon Sukamarga, Kecamatan Suoh, Kabupaten Lampung Barat, Lampung ditemukan dalam kondisi tak bernyawa di perkebunan kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS).

Karim Yulianto (46) ditemukan tewas dengan kondisi tubuh tak utuh lagi. Saat ditemukan, kaki kanan dan tempurung kepala belakang korban telah hilang. Dari hasil pemeriksaan, Karim dinyatakan tewas akibat diserang harimau sumatera.

Menurut kesaksian keluarga korban, Sabtu (22/9/2024) pukul 01.30 WIB dini hari, korban pamit menuju kebun miliknya yang berada di dekat kawasan TNBBS.

Namun, hingga pukul 18.00 WIB, korban belum juga sampai ke rumah. Selanjutnya, pihak keluarga melaporkan hilangnya korban kepada pihak keamanan setempat.

Setelah 5 jam pencarian, Karim Yulianto ditemukan dengan kondisi tak bernyawa di kebun miliknya.

Kabid Humas Polda Lampung, Kombes Umi Fadillah Astutik, mengatakan korban memang ditemukan di kebun miliknya dengan kondisi tubuh penuh luka.

“Tadi malam ditemukan warga seorang petani meninggal dunia di kebunnya yang berada di kawasan hutan TNBBS. Dari hasil pemeriksaan di lokasi kejadian serta luka-luka yang dialami, korban atas nama Karim meninggal dunia setelah diserang oleh seekor harimau”, ujar Umi Fadillah Astutik, Minggu (22/9/2024).

Hal serupa disampaikan oleh ketua satgas penanganan konflik satwa sekaligus Komandan Kodim 422/LB, Letkol (inf) Rinto Wijaya yang dilansir dari Detiksumbangsel.com.

“Benar, tadi malam ditemukan seorang warga dalam keadaan meninggal dunia diserang oleh seekor harimau. Korban bernama Karim, warga Dusun Kali Bata, Pekon Sukamarga, Kecamatan Suoh”, ungkap Rinto Wijaya, Minggu (22/9/2024).

Menurut kesaksian Sulki yang juga merupakan petugas di kawasan TNBBS, beberapa malam sebelumnya memang terdengar suara harimau di sekitar kebun korban.

Jenazah korban selanjutnya telah dievakuasi dan dipulangkan ke rumah duka.

“Evakuasi mayat korban dan penyelidikan lebih lanjut sedang berlangsung. Pihak berwenang akan melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai langkah-langkah pencegahan menghadapi serangan binatang buas,” terang Kapolsek Bandar Negeri Suoh, Iptu Edward Panjaitan.

Penanganan Konflik Satwa dan Warga

Guna mencegah kembali timbulnya korban akibat konflik harimau dan manusia. Selama mitigasi berlangsung, masyarakat Pekon Sukamarga diimbau untuk tidak pergi ke kebun sendirian. Apabila memang diperlukan, dianjurkan untuk berkelompok.

Peratin Pekon Sukamarga, Jaimin, menjelaskan bahwa salah satu imbauan yang dikeluarkan adalah membatasi waktu beraktivitas di kebun.

“Hal ini mengingat daya jelajah harimau yang tidak bisa diprediksi, sehingga keberadaannya tidak terdeteksi,” ujarnya saat dihubungi pada Senin (23/9/2024).

Selanjutnya, pihak Polda telah berkoordinasi dengan pihak TNI, TNBBS, dan pihak BKSDA terkait serangan harimau.

Bersamaan dengan itu, pihak Humas TNBBS, Decis Maroba pada (23/9/2024) menjelaskan bahwa pihak TNBBS bersama tim gabungan telah memasang camera trap di lokasi ditemukannya korban meninggal.

“Tim gabungan langsung bergerak menyisir lokasi dan memasang camera trap sebanyak 4 unit”, ujar Decis Maroba saat dihubungi.

Catatan Konflik Manusia dan Harimau Sepanjang 2024

Konflik manusia dengan harimau sumatera bukan kali ini saja terjadi. Maret 2024 lalu, di kawasan yang sama warga desa Pekon Sukamarga, Kecamatan Suoh, Lampung Barat, Lampung, diserang satwa dilindungi ini saat berkebun. Beruntung, Samanan (41) berhasil melarikan diri setelah melakukan perlawanan.

Pada penanganan konflik satwa yang terjadi pada Februari hingga Maret 2024 lalu, ditemukan terdapat 2 ekor harimau yang memiliki daya jelajah hingga ke perbatasan desa. Salah satu dari mereka telah berhasil ditangkap pada (22/5/2024) lalu pasca konflik dengan 3 orang korban.

Menurut dugaan ketua satgas penanganan konflik satwa sekaligus Komandan Kodim 422/LB, Letkol (inf) Rinto Wijaya, konflik manusia dan harimau muncul sebagai akibat berubahnya perilaku dari satwa liar yang menghuni hutan di sekitar desa. Terlebih lagi, lokasi kejadiannya memang berada di dekat TNBBS.

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments