Perlukah Pemusnahan Kelelawar Dilakukan Demi Cegah Corona?

3 min read
2020-04-01 16:32:00
Iklan
Belum ada deskripsim Lorem ipsum dolor sit amet, corrupti tempore omnis esse rem.



Gardaanimalia.com - Infeksi COVID-19 yang disebarkan oleh virus SARS-CoV-2 menimbulkan ketakutan di kalangan masyarakat luas. Tak hanya warga biasa, pemerintah pun ketar ketir melakukan upaya pencegahan masuknya virus yang berasal dari Wuhan, China ini ke Indonesia.

Sayangnya, ketakutan akan virus ini membuat munculnya kebijakan yang kurang efektif dalam pencegahan penyebaran virus COVID-19. Seperti adanya kebijakan pemusnahan kelelawar di Surakarta dan Subang.

Padahal pemusnahan kelelawar ini dapat menyebabkan penyakit baru karena kerusakan ekosistem lingkungan.

Seperti yang disampaikan oleh Sigit Wiantoro, peneliti biosistematika vertebrata Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Menurutnya upaya pembasmian kelelawar malah dapat memberikan efek yang berlawanan terhadap penyebaran penyakit.

“Justru perubahan ekosistem yang disebabkan oleh manusialah yang menjadi penyebab utama kemunculan penyakit-penyakit yang dapat ditularkan dari satwa liar ke manusia,” ujarnya.

Perubahan ekosistem seperti rusaknya rantai makanan, terganggungnya kehidupan satwa liar dan hilangnya habitat dapat memicu penyebaran virus berbahaya, seperti virus corona yang diduga kuat berasal dari kelelawar.

Padahal, lanjut Sigit, Kelelawar sangat penting bagi ekosistem dan kehidupan manusia. Kelelawar pemakan buah memiliki peran penting sebagai penyerbuk bunga.

“Kelelawar pemakan serangga berperan dalam pengendalian hama di lahan pertanian dan perkebunan, selain itu juga berfungsi sebagai pengendali populasi serangga yang berpotensi sebagai vektor penyakit, misalnya nyamuk,” terang Sigit.

Kebijakan pemusnahan satwa liar yang tidak bersalah harus dihentikan demi mencegah munculnya kebijakan lain yang merugikan lingkungan.

Dilansir dari Kompas.com, Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Kota Surakarta bersama Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jateng memusnahkan kelelawar di Pasar Depok, Solo, Jawa Tengah, dengan cara dibakar pada Sabtu (14/3/2020). Pemusnahan kelelawar dilakukan sebagai langkah antisipatif mencegah penyebaran virus corona atau Covid-19.

Pemusnahan ini didasari oleh hasil uji laboratorium yang menunjukkan bahwa kotoran kelelawar mengandung Virus Beta Corona. Namun, berbeda dengan virus SARS-CoV-2, virus jenis ini belum dapat menginfeksi manusia secara langsung.

Sementara Bupati Kabupaten Subang mengeluarkan surat edaran mengenai pemusnahan kelelawar di wilayahnya demi menghilangkan sumber penyebaran virus COVID-19 pada 16 Maret 2020. Meskipun surat edaran ini telah dianulir pada tanggal 23 maret 2020.

Infeksi virus SARS-CoV-2 telah menyebabkan kasus kematian yang cukup tinggi. Indonesia menempati peringkat ke-4 dengan kasus kematian tinggi di dunia. Per tanggal 1 April 2020, Kasus manusia yang terjangkiti virus ini meningkat signifikan, tercatat sebanyak1,528 kasus positif COVID – 19 di Indonesia, dengan 81 orang telah sembuh dan 136 dinyatakan meninggal dunia

Tags :
kelelawar covid19 virus corona
Writer:
Pos Terbaru
Seri Macan Tutul Jawa: Agung Ganthar Kusumanto, Macan Tutul itu Keren!
Seri Macan Tutul Jawa: Agung Ganthar Kusumanto, Macan Tutul itu Keren!
Liputan Khusus
16/04/25
[Infografis] Hiu Tutul dan Kemunculannya di Jawa Timur
[Infografis] Hiu Tutul dan Kemunculannya di Jawa Timur
Berita
16/04/25
Uji Lab Buktikan Keaslian Cula Badak asal Tiongkok yang Disita di Manado
Uji Lab Buktikan Keaslian Cula Badak asal Tiongkok yang Disita di Manado
Berita
16/04/25
Seri Macan Tutul Jawa: Mengamati Macan Tutul dari Prau sampai Sanggabuana
Seri Macan Tutul Jawa: Mengamati Macan Tutul dari Prau sampai Sanggabuana
Liputan Khusus
15/04/25
Hendak Jual Cula Badak dan "Kerupuk Udang", Empat Tersangka Diringkus Polisi
Hendak Jual Cula Badak dan "Kerupuk Udang", Empat Tersangka Diringkus Polisi
Berita
15/04/25
Orangutan Terpotret di Jendela Rumah di Thailand, Polisi Rencanakan Investigasi
Orangutan Terpotret di Jendela Rumah di Thailand, Polisi Rencanakan Investigasi
Berita
14/04/25
Jejak Buaya Muara Pulau Bacan: Didagangkan Hidup-Hidup ke Negeri Singa
Jejak Buaya Muara Pulau Bacan: Didagangkan Hidup-Hidup ke Negeri Singa
Liputan Khusus
14/04/25
Puluhan Anak Penyu Belimbing Dilepas di Pantai Along, Aceh
Puluhan Anak Penyu Belimbing Dilepas di Pantai Along, Aceh
Berita
11/04/25
FATWA: Evolusi Ubur-Ubur di Danau Kakaban
FATWA: Evolusi Ubur-Ubur di Danau Kakaban
Edukasi
11/04/25
Gajah Mati di Sawah Warga, Kabel Listrik Ditemukan di Sekitar Lokasi
Gajah Mati di Sawah Warga, Kabel Listrik Ditemukan di Sekitar Lokasi
Berita
11/04/25
Berkarya dengan Visi: Merekam Kekerasan di Balik Topeng
Berkarya dengan Visi: Merekam Kekerasan di Balik Topeng
Feature
07/04/25
FATWA: Taring Babirusa dapat Membunuh Dirinya Sendiri!
FATWA: Taring Babirusa dapat Membunuh Dirinya Sendiri!
Edukasi
07/04/25
Bangkai Gajah Ditemukan di Perbatasan Kebun Sawit dan TN Gunung Leuser
Bangkai Gajah Ditemukan di Perbatasan Kebun Sawit dan TN Gunung Leuser
Berita
07/04/25
Tiga Opsetan Tanduk Rusa Diamankan saat Arus Balik Mudik
Tiga Opsetan Tanduk Rusa Diamankan saat Arus Balik Mudik
Berita
05/04/25
Seorang Pria Paruh Baya Ditangkap setelah Ketahuan Berdagang Penyu
Seorang Pria Paruh Baya Ditangkap setelah Ketahuan Berdagang Penyu
Berita
26/03/25
Macan Dahan yang Masuk Gudang di OKU sudah Dievakuasi
Macan Dahan yang Masuk Gudang di OKU sudah Dievakuasi
Berita
26/03/25
Berpacu dengan Kepunahan [3]
Berpacu dengan Kepunahan [3]
Liputan Khusus
25/03/25
Ambulans untuk Harimau Sumatera [2]
Ambulans untuk Harimau Sumatera [2]
Liputan Khusus
25/03/25
Bisnis Cuan Berbalut Kepahlawanan [1]
Bisnis Cuan Berbalut Kepahlawanan [1]
Liputan Khusus
25/03/25
Belasan Gajah Liar Masuk Sawah, Warga Berharap ada Solusi
Belasan Gajah Liar Masuk Sawah, Warga Berharap ada Solusi
Berita
25/03/25