Gardaanimalia.com – Harimau sumatera berjenis kelamin betina bernama Puti Malabin dilepasliarkan di kawasan Suaka Margasatwa Bukit Baling, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau.
Upaya pengembalian Puti Malabin dilakukan pada Jumat (28/6/2024) oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Sumatra Barat dan Balai Besar KSDA Riau.
Lepas liar tersebut dilaksanakan setelah adanya kajian lokasi pelepasliaran bersama Centre for Orangutan Protection (COP) dan Yayasan Sintas Indonesia.
Lugi Hartanto, Kepala Balai KSDA Sumatra Barat menjelaskan, tahapan lepas liar adalah rapid assessment, lokasi pelepasliaran, dan ground check kesesuaian habitat asal.
“[Selain itu, juga dilakukan] inventarisasi ketersediaan pakan, survei daya dukung dan daya tampung populasi harimau sumatera, serta potensi ancaman dan gangguan melalui operasi sapu jerat,” ujarnya, Sabtu (29/6/2024).
Berdasarkan rekomendasi kajian tersebut, pihaknya menetapkan Rimbang Baling sebagai landscape yang memenuhi kriteria sebagai lokasi pelepasliaran.
“Puti Malabin sudah kita lepaskan sejak kemarin,” kata Lugi Hartanto.
Harimau yang Selamat dari Konflik
Hewan bernama ilmiah Panthera tigris sumatrae itu adalah harimau betina yang diselamatkan dari interaksi negatif yang terjadi pada 4 Februari 2024 di Kecamatan Tigo Nagari, Kabupaten Pasaman.
Usai penyelamatan itu, Puti Malabin diobservasi ke Taman Marga Satwa Budaya Kinantan (TMSBK) Bukittinggi.
“Setelah menjalani serangkaian pemeriksaan kesehatan dan diobservasi hampir lima bulan di TMSBK. [Tim medis] menyatakan Puti Malabin dalam kondisi sehat dengan sifat liar yang masih terjaga”.
Karena itulah, lanjut Lugi Hartanto, satwa dilindungi itu direkomendasikan untuk segera dikembalikan ke habitat alaminya.
Saat akan dilepasliarkan, Puti Malabin dibawa menggunakan helikopter NAS-332 Super Puma ke kawasan Suaka Margasatwa Bukit Baling, Kabupaten Kampar.
Helikopter itu di bawah kendali Komando Operasi Udara I Pangkalan TNI AU Roesmin Nurjadin Pekanbaru.
“Kita melepaskan Puti Malabin ke alam liar dengan mengunakan jalur udara. Karena pertimbangan lokasi pelepasliaran tidak dapat ditempuh jalur darat,” kata Lugi Hartanto.
Ia merasa beruntung karena adanya dukungan dari TNI AU Sumatra Barat dan TNI AU Riau. “Puti Malabin kita terbangkan dengan helikopter NAS-332 Super Puma milik Pangkalan TNI AU Roesmin Nurjadin Pekanbaru”.
Setelah dilepaskan, harimau sumatera tersebut akan terus dipantau. Balai KSDA Sumatra Barat, COP dan Sintas Indonesia akan melakukan monitoring.
Usaha untuk memonitor satwa dilindungi tersebut akan dijalankan selama satu bulan ke depan, imbuh Lugi Hartanto.
