Rusaknya Habitat Satwa Liar Meningkatkan Penyebaran Virus Corona

3 min read
2020-04-01 12:17:32
Iklan
Belum ada deskripsim Lorem ipsum dolor sit amet, corrupti tempore omnis esse rem.



Gardaanimalia.com – Kerusakan habitat satwa liar memicu penyebaran virus berbahaya, seperti virus corona yang diduga kuat berasal dari kelelawar.

Pembukaan lahan hutan dapat membuka akses manusia lebih dekat dengan satwa liar, sehingga meningkatkan penyebaran virus secara zoonosis, yaitu melalui satwa ke manusia.

Mudahnya akses manusia menuju hutan meningkatkan kegiatan perburuan dan perdagangan satwa liar, kemudian satwa-satwa liar dikirim ke pasar-pasar di perkotaan, sehingga dapat mengancam kehidupan manusia meski jauh dari hutan.

Hal itu terjadi dengan virus SARS-CoV2 penyebab COVID-19, yang dipercaya menyebar pertama kali di Pasar hewan Wuhan, China sebuah tempat yang menjual berbagai jenis daging satwa liar untuk dikonsumsi.

Penulis buku Spillover: Animal Infections and the Next Pandemic, David Quammen dalam tulisannya di New York Times mengatakan Bahwa hutan tropis menampung begitu banyak jenis satwa dan tumbuhan yang berpotensi menyimpan banyak virus baru.

“Kita tebang pohon, kita bunuh satwa atau tangkap mereka dan mengirimnya ke pasar. Kita mengganggu ekosistem, dan memisahkan virus dari inang alami mereka. Ketika itu terjadi, virus-virus itu membutuhkan inang baru. Seringkali, inang itu adalah kita (manusia),” tulisnya.

Menurutnya, keadaan perdagangan satwa liar untuk makanan saat ini, dengan rantai pasokan membentang dari Asia, Afrika hingga Amerika Serikat, dapat meningkatkan potensi penyebaran virus.

"Perdagangan itu sekarang telah dilarang di Tiongkok, untuk sementara waktu, tetapi dilarang juga selama SARS, kemudian kembali diizinkan untuk dibuka, dan wabah kembali terjadi. Ini yang harus dihentikan," ujarnya.

Hal senada juga diutarakan oleh Ahli Kesehatan Hewan, Kesehatan Masyarakat, Veteriner, dan Karantina Hewan, drh. Tri Satya Putri Naipospos, Mphil, PhD. tentang kaitan antara kerusakan biodiversitas dan penyebaran COVID-19.

“Peristiwa seperti Covid-19 ini dapat terjadi apabila manusia berburu satwa liar atau merusak habitatnya, sehingga virus dan patogen lainnya melompat antar spesies.” Ujarnya dikutip dari Kompas.com

Menurutnya penyebaran COVID-19 dapat terjadi karena adanya gangguan manusia pada hutan seperti penebangan hutan, penambangan, pembangunan jalan di lokasi terpencil, perburuan dan perdagangan satwa liar.

"Para peneliti meyakini Covid-19 dianggap dipicu dari kerusakan biodiversitas ini terjadi. Bukan satwa liar yang harus dimusnahkan, tapi manusialah yang harus menjaga keseimbangan alam," tegasnya

Upaya menjaga kesimbangan alam dan kelestarian habitat satwa liar dapat mengurangi potensi penyebaran virus zoonosis di masa mendatang.

Tags :
satwa liar kelelawar pasar hewan covid19 virus corona
Writer:
Pos Terbaru
Telaga Paring, Orangutan yang Terjebak Banjir Besar di Kalteng Berhasil Dilepasliarkan
Telaga Paring, Orangutan yang Terjebak Banjir Besar di Kalteng Berhasil Dilepasliarkan
Berita
09/05/25
Sebelum Indonesia Merdeka, Ternyata Trenggiling Sudah Jadi Satwa Dilindungi
Sebelum Indonesia Merdeka, Ternyata Trenggiling Sudah Jadi Satwa Dilindungi
Berita
09/05/25
Tiga Individu Baru Badak Jawa Terdeteksi di Ujung Kulon
Tiga Individu Baru Badak Jawa Terdeteksi di Ujung Kulon
Berita
06/05/25
Ternyata Amir Simatupang Pernah Tawarkan Taring Harimau Seharga Rp50 Juta
Ternyata Amir Simatupang Pernah Tawarkan Taring Harimau Seharga Rp50 Juta
Berita
06/05/25
Kabar Baik, Dua Ekor Harimau Lahir di Suaka Barumun!
Kabar Baik, Dua Ekor Harimau Lahir di Suaka Barumun!
Berita
06/05/25
Hampir setiap Malam Beruang Madu Berkeliaran di Kabupaten Abdya
Hampir setiap Malam Beruang Madu Berkeliaran di Kabupaten Abdya
Berita
05/05/25
WN Tiongkok jadi Tersangka Perdagangan Cula Badak di Manado
WN Tiongkok jadi Tersangka Perdagangan Cula Badak di Manado
Berita
02/05/25
Pembangunan Suaka Badak Sumatera di Aceh Timur Segera Rampung
Pembangunan Suaka Badak Sumatera di Aceh Timur Segera Rampung
Berita
02/05/25
Saksi Nyatakan Sisik Trenggiling Tidak Terdaftar sebagai Barbuk di Polres Asahan
Saksi Nyatakan Sisik Trenggiling Tidak Terdaftar sebagai Barbuk di Polres Asahan
Berita
02/05/25
Bukan hanya Sisik, Alex Tanyakan Kulit Harimau pada 2 Anggota TNI
Bukan hanya Sisik, Alex Tanyakan Kulit Harimau pada 2 Anggota TNI
Berita
02/05/25
Tahap Kedua Pelepasliaran, 182 Ekor Kura-Kura Moncong Babi kembali ke Alam
Tahap Kedua Pelepasliaran, 182 Ekor Kura-Kura Moncong Babi kembali ke Alam
Berita
30/04/25
Dua Pelaku Perdagangan Organ Satwa Dilindungi Diserahkan ke JPU
Dua Pelaku Perdagangan Organ Satwa Dilindungi Diserahkan ke JPU
Berita
30/04/25
Seri Macan Tutul Jawa: Upaya Yayasan SINTAS Selamatkan Predator Puncak Tersisa di Jawa
Seri Macan Tutul Jawa: Upaya Yayasan SINTAS Selamatkan Predator Puncak Tersisa di Jawa
Liputan Khusus
29/04/25
Perburuan Burung di TN Ujung Kulon Berujung 2 Tahun Pidana
Perburuan Burung di TN Ujung Kulon Berujung 2 Tahun Pidana
Berita
29/04/25
Bripka Alfi Siregar ‘Amnesia’ di Pengadilan, Hakim Dorong Penetapannya jadi Tersangka
Bripka Alfi Siregar ‘Amnesia’ di Pengadilan, Hakim Dorong Penetapannya jadi Tersangka
Berita
28/04/25
Batal Vonis Bebas, Willy Pembeli Cula Badak Dibui 1 Tahun
Batal Vonis Bebas, Willy Pembeli Cula Badak Dibui 1 Tahun
Berita
28/04/25
Kabar Baru, Pria asal AS Dijatuhkan Hukuman atas Kasus Penyiksaan Monyet
Kabar Baru, Pria asal AS Dijatuhkan Hukuman atas Kasus Penyiksaan Monyet
Berita
27/04/25
Jadi Saksi Ahli, Hinca Panjaitan Pakai Kaos Save Trenggiling ke Pengadilan
Jadi Saksi Ahli, Hinca Panjaitan Pakai Kaos Save Trenggiling ke Pengadilan
Berita
26/04/25
Konflik kembali Terjadi, Ternak Warga Ditemukan Mati di Area Sawah
Konflik kembali Terjadi, Ternak Warga Ditemukan Mati di Area Sawah
Berita
25/04/25
Disebut Dapat ‘Bagian’ dari Perdagangan Sisik Trenggiling, Hakim Minta Kanit Polres Asahan Dipanggil
Disebut Dapat ‘Bagian’ dari Perdagangan Sisik Trenggiling, Hakim Minta Kanit Polres Asahan Dipanggil
Berita
25/04/25