Susah Cari Makan, Beruang Madu Berkeliaran di Pekarangan Warga

3 min read
2020-07-16 18:05:41
Iklan
Belum ada deskripsim Lorem ipsum dolor sit amet, corrupti tempore omnis esse rem.

Gardaanimalia.com - Beberapa waktu lalu, kemunculan Beruang madu atau Helarctos malayanus dilaporkan terjadi di Kalimantan Tengah di tiga lokasi berbeda, yaitu Desa Bangkal dan Desa Selunduk, Kecamatan Seruyan Raya, Kabupaten Seruyan serta Desa Sebabi, Kecamatan Telawang, Kabupaten Kotawaringin Timur.

Meski ukurannya relatif kecil, hanya sekitar 1-1,5 meter saja, namun beruang madu adalah binatang yang agresif. Jika merasa terganggu, ia bisa menyerang dengan gigi dan kuku yang tajam, dan mengakibatkan lawannya mengalami luka serius.

Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Kalimantan Tengah di Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, menerima laporan dari masyarakat tentang kemunculan Beruang madu sejak awal bulan Juli. Warga melapor karena khawatir beruang madu semakin sering muncul dan menyerang. Sejauh ini isi laporan serupa, beruang muncul dianggap merusak pohon atau tanaman dan memakan buah milik warga.

"Kenapa banyak laporan beruang mendekati pemukiman? Kejadian berulang tiap tahun karena musim kemarau, satwa liar biasanya masuk ke sekitar pemukiman, ladang atau kebun untuk mencari makan dan minum," kata Muriansyah, Komandan Jaga BKSDA Pos Sampit pada Minggu (10/7) seperti dikutip dari Antara.

Sampah yang dibuang sembarangan juga ternyata dapat mengundang beruang mencari makan. Muriansyah juga menghimbau warga, terutama warga yang tinggal di perumahan di pinggiran Kota Sampit yang masih banyak semak belukarnya agar tidak membuang sampah sembarangan.

Sebelumnya, warga kampung Sengkemang, Kecamatan Koto Gasib, Kabupaten Siak, Riau, juga dikagetkan dengan 'kunjungan' dua ekor beruang madu. Beruang-beruang itu berkeliaran di pemukiman penduduk dan telah memangsa tujuh ekor ayam milik warga.



Bahkan, kedua satwa langka ini juga sudah bersarang di sebuah pohon manggis yang hanya berjarak 10 meter dari rumah warga.

Warga yang merasa resah juga sudah menghubungi Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau. Pihak BBKSDA Riau, lalu segera mengerahkan tim dan memasang perangkap di sekitar lokasi munculnya beruang madu.

Kepala BBKSDA Riau, Surharyono juga meminta agar warga setempat tidak panik dan segera menghubungi petugas jika melihat satwa yang diduga induk-anak ini masuk perangkap. Ia juga meminta warga untuk melapor jika ada lokasi kemunculan baru.

Mengenal Beruang Madu


Dari kecil, masyarakat luas pasti mengenal sosok beruang madu berwarna kuning yang bersahabat dengan manusia, Winnie The Pooh. Namun, meski sama-sama mengonsumsi madu, penampilan beruang madu di Indonesia sama sekali berbeda dengan tokoh kartun terkenal itu.

Melansir GoodnewsfromIndonesia, Beruang madu yang ada di Indonesia identik dengan warna rambut hitam dengan sedikit corak kuning di bagian leher. Karena corak yang bentuknya menyerupai matahari terbit itulah, beruang ini juga dipanggil dengan nama Sun Bear.

Jenis beruang ini adalah satu-satunya spesies beruang yang bisa ditemui di Indonesia. Uniknya, satwa ini merupakan jenis beruang terkecil di dunia, lho!

Tubuhnya hanya setinggi 1-1,5 meter dengan bobot jantan sekitar 75 kilogram dan betina lebih kecil lagi. Jika dibandingkan dengan beruang coklat di Amerika Utara dan Eurasia yang biasanya berbobot 700 kilogram, tentu ukuran Beruang madu sangat jauh lebih kecil.

Mereka bisa ditemukan di dataran rendah dan perbukitan di Sumatera dan Kalimantan. Selain di Indonesia, beruang jenis ini juga bisa ditemukan di negara-negara ASEAN serta negara dengan iklim tropis-subtropis lainnya.

Sesuai namanya, beruang ini biasanya hidup dengan mengonsumsi madu. Meski sebenarnya, ia juga sering memakan serangga, buah-buahan hingga pucuk daun. Walau begitu, makanan favorit mereka tetap sarang lebah yang penuh madu.

Beruang Madu Terancam Punah


Meski dapat ditemukan di banyak negara dan bisa bertahan hidup dengan memakan apa saja, hewan omnivora ini tak luput dari ancaman kepunahan. Dengan semakin kecilnya lahan hutan yang tersedia, otomatis habitat mereka menjadi semakin terdesak.

Hutan-hutan yang dialihfungsikan menjadi lahan perkebunan hingga pembangunan, membuat para beruang ini terpaksa kehilangan rumah dan makanan. Tidak heran, saat ini, Beruang madu sudah masuk daftar merah Uni Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN) dengan status rentan atau Vulnerable.

Di Indonesia, beruang madu juga termasuk salah satu satwa yang dilindungi dalam PermenLHK No. P106 Tahun 2018 tentang Tumbuhan dan Satwa Dilindungi. Beruang madu juga sudah masuk dalam Appendix 1 oleh CITES yang artinya, satwa ini tidak bisa diperjual-belikan secara internasional baik dalam kondisi mati maupun hidup, baik utuh maupun hanya bagian-bagian tubuhnya saja.

Tags :
beruang madu
Writer:
Pos Terbaru
Tiga Ekor Kanguru Tanah Diselundupkan di Pelabuhan Jayapura
Tiga Ekor Kanguru Tanah Diselundupkan di Pelabuhan Jayapura
Berita
09/05/25
Telaga Paring, Orangutan yang Terjebak Banjir Besar di Kalteng Berhasil Dilepasliarkan
Telaga Paring, Orangutan yang Terjebak Banjir Besar di Kalteng Berhasil Dilepasliarkan
Berita
09/05/25
Sebelum Indonesia Merdeka, Ternyata Trenggiling Sudah Jadi Satwa Dilindungi
Sebelum Indonesia Merdeka, Ternyata Trenggiling Sudah Jadi Satwa Dilindungi
Berita
09/05/25
Tiga Individu Baru Badak Jawa Terdeteksi di Ujung Kulon
Tiga Individu Baru Badak Jawa Terdeteksi di Ujung Kulon
Berita
06/05/25
Ternyata Amir Simatupang Pernah Tawarkan Taring Harimau Seharga Rp50 Juta
Ternyata Amir Simatupang Pernah Tawarkan Taring Harimau Seharga Rp50 Juta
Berita
06/05/25
Kabar Baik, Dua Ekor Harimau Lahir di Suaka Barumun!
Kabar Baik, Dua Ekor Harimau Lahir di Suaka Barumun!
Berita
06/05/25
Hampir setiap Malam Beruang Madu Berkeliaran di Kabupaten Abdya
Hampir setiap Malam Beruang Madu Berkeliaran di Kabupaten Abdya
Berita
05/05/25
WN Tiongkok jadi Tersangka Perdagangan Cula Badak di Manado
WN Tiongkok jadi Tersangka Perdagangan Cula Badak di Manado
Berita
02/05/25
Pembangunan Suaka Badak Sumatera di Aceh Timur Segera Rampung
Pembangunan Suaka Badak Sumatera di Aceh Timur Segera Rampung
Berita
02/05/25
Saksi Nyatakan Sisik Trenggiling Tidak Terdaftar sebagai Barbuk di Polres Asahan
Saksi Nyatakan Sisik Trenggiling Tidak Terdaftar sebagai Barbuk di Polres Asahan
Berita
02/05/25
Bukan hanya Sisik, Alex Tanyakan Kulit Harimau pada 2 Anggota TNI
Bukan hanya Sisik, Alex Tanyakan Kulit Harimau pada 2 Anggota TNI
Berita
02/05/25
Tahap Kedua Pelepasliaran, 182 Ekor Kura-Kura Moncong Babi kembali ke Alam
Tahap Kedua Pelepasliaran, 182 Ekor Kura-Kura Moncong Babi kembali ke Alam
Berita
30/04/25
Dua Pelaku Perdagangan Organ Satwa Dilindungi Diserahkan ke JPU
Dua Pelaku Perdagangan Organ Satwa Dilindungi Diserahkan ke JPU
Berita
30/04/25
Seri Macan Tutul Jawa: Upaya Yayasan SINTAS Selamatkan Predator Puncak Tersisa di Jawa
Seri Macan Tutul Jawa: Upaya Yayasan SINTAS Selamatkan Predator Puncak Tersisa di Jawa
Liputan Khusus
29/04/25
Perburuan Burung di TN Ujung Kulon Berujung 2 Tahun Pidana
Perburuan Burung di TN Ujung Kulon Berujung 2 Tahun Pidana
Berita
29/04/25
Bripka Alfi Siregar ‘Amnesia’ di Pengadilan, Hakim Dorong Penetapannya jadi Tersangka
Bripka Alfi Siregar ‘Amnesia’ di Pengadilan, Hakim Dorong Penetapannya jadi Tersangka
Berita
28/04/25
Batal Vonis Bebas, Willy Pembeli Cula Badak Dibui 1 Tahun
Batal Vonis Bebas, Willy Pembeli Cula Badak Dibui 1 Tahun
Berita
28/04/25
Kabar Baru, Pria asal AS Dijatuhkan Hukuman atas Kasus Penyiksaan Monyet
Kabar Baru, Pria asal AS Dijatuhkan Hukuman atas Kasus Penyiksaan Monyet
Berita
27/04/25
Jadi Saksi Ahli, Hinca Panjaitan Pakai Kaos Save Trenggiling ke Pengadilan
Jadi Saksi Ahli, Hinca Panjaitan Pakai Kaos Save Trenggiling ke Pengadilan
Berita
26/04/25
Konflik kembali Terjadi, Ternak Warga Ditemukan Mati di Area Sawah
Konflik kembali Terjadi, Ternak Warga Ditemukan Mati di Area Sawah
Berita
25/04/25