Menjarah
Menjarah
Menjarah
Berita

Usai Rehabilitasi Bertahun-tahun, Siamang Akhirnya Kembali ke Alam Liar

1418
×

Usai Rehabilitasi Bertahun-tahun, Siamang Akhirnya Kembali ke Alam Liar

Share this article
Dua pasang siamang dilepasliarkan ke habitatnya usai menjalani masa rehabilitasi dan habituasi di Lembaga Konservasi Khusus Pusat Rehabilitasi Satwa Kalaweit Sumatera Supayang. | Foto: BKSDA Sumbar
Dua pasang siamang dilepasliarkan ke habitatnya usai menjalani masa rehabilitasi dan habituasi di Lembaga Konservasi Khusus Pusat Rehabilitasi Satwa Kalaweit Sumatera Supayang. | Foto: BKSDA Sumbar

Gardaanimalia.com – Empat ekor siamang (Symphalangus syndactilus) kini telah dibebaskan ke alam liar, tepatnya di areal kawasan High Conservation Value (HCV) PT Kencana Sawit Indonesia, Kabupaten Solok Selatan.

Dua pasang satwa dilindungi yang dilepasliarkan oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat pada Selasa (22/2) tersebut bernama Nampoleon dan Ita, serta Amin dan Kajol.

pariwara
usap untuk melanjutkan

Ardi Andono, Kepala BKSDA Sumatera Barat mengatakan empat ekor siamang yang dikembalikan ke habitatnya itu rata-rata berusia 10 tahun.

Sebelumnya diketahui bahwa Napoleon, Ita, Amin, dan Kajol telah menjalani masa rehabilitasi selama 3-5 tahun di  Lembaga Konservasi Khusus Pusat Rehabilitasi Satwa Kalaweit Sumatera Supayang.

Menurut keterangannya, usai direhabilitasi, dua pasang satwa langka tersebut juga menjalani proses habituasi selama 3 bulan.

Hal itu dilakukan untuk menjaga perilaku dan sifat liarnya, sampai keempat siamang tersebut dinyatakan benar-benar sehat dan layak untuk dikembalikan ke habitat aslinya.

“Sepasang siamang yang diberi nama Napoleon dan Ita, Amin dan Kajol ini telah menjalani rehabilitasi terlebih dahulu di Lembaga Konservasi Khusus Pusat Rehabilitasi Satwa Kalaweit Sumatera Supayang selama 3-5 tahun,” kata Ardi, Rabu (23/2).

Pelepasliaran siamang di areal yang memiliki luas 1.700 ha tersebut bukan pertama kalinya. Sebelumnya juga telah dilakukan pelepasliaran sebanyak 9 pasang di kawasan itu, dan kemudian terpantau telah berkembang biak sebanyak 4 ekor.

Pengembalian satwa langka tersebut dilakukan secara daring melalui aplikasi zoom meeting yang dapat diikuti rimbawan dan pecinta lingkungan, serta sebagai media pembelajaran bersama terkait upaya pelestarian satwa liar.

Tak lupa, Ardi juga menyampaikan terima kasih kepada Pusat Rehabilitasi Satwa Kalaweit Sumatera Supayang dan PT terkait karena telah turut berperan aktif dalam pelestarian satwa liar di Sumatera Barat.

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments