Berpacu dengan Kepunahan

Betty Herlina
3 min read
2024-03-26 12:48:24
Iklan
Ilustrasi harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae). | Foto: Nyonyofoto/Wikimedia Commons



Gardaanimalia.com - "Rugi. Tidak ada harga lagi barangnya. Bulan lalu ada yang tawarkan 08, tapi saya tolak dan suruh jual ke Palembang. Barangnya dari Sekayu [Sumatra Selatan]," kata Sam.

Sam, bukan nama sebenarnya, mengaku kalau bisnis satwa liar tak lagi menggiurkan sejak pandemi Covid-19 merebak. Selain minim permintaan, harganya juga anjlok. Padahal, tak sampai lima tahun lalu harganya masih di angka belasan juta rupiah.

"Beda pengepul beda harga. Terakhir harga jualnya cuma Rp18 juta pada 2018. Waktu itu [jual] ke Lampung," ujar Rozi, warga Ulu Rawas, Musi Rawas, Sumatra Selatan ketika diwawancarai pada Minggu, 19 Juni 2022.

Meski tak lagi jadi primadona di kalangan pemburu satwa liar, harimau tetap berada di ambang kepunahan. Dalam IUCN Red List–indikator global yang digunakan untuk keanekaragaman hayati–statusnya terancam kritis (critically endangered).

Konflik dengan manusia jadi salah satu penyebabnya. Sepanjang 2019 hingga 2021 saja, sedikitnya terdapat 20 konflik antara manusia dengan harimau. Sebagian di antaranya mengakibatkan korban dari pihak manusia maupun satwa.

Sementara itu, data petugas patroli menemukan sedikitnya ada 3.285 jerat di 6 lanskap habitat harimau pada 2012-2019.

"Salah satu ancaman langsung dan terberat bagi harimau ya konflik dengan manusia. Ada juga perburuan dengan senjata, sehingga beberapa harimau terjerat," kata Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu-Lampung Donal Hutasoit.

Konflik harimau dengan manusia tak bisa dilepaskan dengan maraknya alih fungsi hutan menjadi perkebunan. Donal menyebut, hal itu menyebabkan lokasi jelajah harimau semakin sempit dan sumber makanan terus berkurang.

"Tidak sedikit harimau yang akhirnya keluar, karena berkurangnya satwa yang dapat dimangsa. Ini memaksa harimau mencari mangsa di kawasan permukiman. Tahun lalu, kasus kematian babi cukup banyak akibat demam babi afrika, itu juga menyebabkan sumber makanan harimau berkurang drastis," imbuhnya.

Demam babi afrika atau dikenal dengan African Swine Fever (ASF), memang tidak menjangkiti harimau, tetapi sangat mematikan bagi babi hutan. Walhasil, populasi babi hutan sebagai pakan utama harimau sumatera turut terdampak.

Kasus ASF pada babi hutan telah terkonfirmasi di Taman Nasional Way Kambas. Temuan kematian babi hutan secara masif di beberapa wilayah lain mengindikasikan telah adanya sebaran ASF pada babi hutan di habitat harimau sumatera.

Terpisah, Kepala Seksi Konservasi Wilayah I Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu-Lampung Said Jauhari mengaku, pihaknya hingga saat ini terus melakukan sosialisasi untuk mencegah perburuan harimau.

Hingga tahun 2021 lalu, pihaknya belum menerima laporan adanya perburuan yang kembali aktif.



"Belum ada lagi laporan, kalau ada di mana? Rata-rata perburuannya orang-orang itu saja, dan beberapa sudah mengaku bertobat. Kita gencar melakukan sosialisasi dan beberapa tim siaga di tempat seperti di Mukomuko dan TNKS. BKSDA juga bekerja sama dengan NGO untuk mengantisipasi perburuan ini," terangnya.

Tahun 2016, Population Viability Analysis (PVA) Harimau Sumatera mencapai 568 ekor, dengan jumlah minimal yang dapat sitas di satu bentang alam 35 ekor (satu bentang alam kapasitas 70 individu).

Pada 2010, kajian di 33 bentang alam menunjukkan keberadaan harimau di 27 bentang alam. Namun, di tahun 2016, tanda keberadaan harimau hanya ada di 23 bentang alam dari 27 bentang tersebut.

"Ada 5 lanskap besar di antaranya adalah lanskap Kerinci Seblat, 8 lanskap sedang dan terdapat 10 lanskap kecil," kata Erni Suyanti Musabine, Ketua Forum Harimau Kita.

Kantong habitat terakhir harimau sumatera dengan kategori besar (daya dukung lingkungan lebih dari 70 individu) meliputi Leuser-Ulu Masen, Batan Gadis, Rimbang Baling, Batang Hari, Kerinci Seblat.

Sementara itu, habitat kategori sedang dengan daya dukung lingkungan kurang dari 70 individu, meliputi Dolok Surungan, Batang Toru, Barumun, Rimbo Panti/Pasaman, Bukit Tiga Puluh, Hutan Harapan, Bukit Balai Rejang Selatan, dan Bukit Barisan Selatan.

Adapun habitat dengan kategori kecil yang biasanya berupa rawa gambut, meliputi Senepis-Buluhala, Giam Siak Kecil, Tesso Nilo, Kampar, Kerumutan, Bramitam, Bukit Dua Belas, Dangku, Berbak Sembilang, dan Way Kambas.

Erni mengatakan bahwa deforestasi, perburuan, dan konflik merupakan ancaman utama bagi keberadaan harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae).

"Populasi harimau di lanskap kecil memiliki peluang kepunahan tinggi, yakni 100 persen. Hanya populasi harimau di lanskap besar dan sebagian di lanskap sedang yang mampu bertahan dengan kepunahan rata-rata 31 persen. Namun, bila ancaman dihilangkan, peluang kepunahan pada salah satu lanskap sedang dan semua lanskap besar dapat berkurang. Contohnya pada lanskap Batang Hari dan Bukit Barisan Selatan," imbuhnya.

Serial Penjagal Raja Rimba: (1) Bisnis Cuan Berbalut Kepahlawananan, dan (2) Ambulans untuk Harimau Sumatera.

***

*Liputan investigasi ini merupakan hasil kolaborasi dalam Program Bela Satwa Project yang diinisiasi oleh Garda Animalia dan Auriga Nusantara.

Tags :
harimau sumatera konflik satwa liar hewan langka kerusakan habitat
Writer: Betty Herlina
Pos Terbaru
Orangutan Viral di Kawasan Tambang Akhirnya Dievakuasi
Orangutan Viral di Kawasan Tambang Akhirnya Dievakuasi
Berita
17/02/25
Beruang Madu di Perbebunan, BKSDA: Itu Habitatnya
Beruang Madu di Perbebunan, BKSDA: Itu Habitatnya
Berita
17/02/25
Konflik Gajah di Aceh Barat Terulang, Perubahan Habitat Menyulitkan Penghalauan
Konflik Gajah di Aceh Barat Terulang, Perubahan Habitat Menyulitkan Penghalauan
Berita
15/02/25
Akhirnya, Enam Pemburu Badak Jawa Divonis 11 dan 12 Tahun Penjara
Akhirnya, Enam Pemburu Badak Jawa Divonis 11 dan 12 Tahun Penjara
Berita
15/02/25
Dikirim Tanpa Dokumen, 67 Satwa Diamankan di Pelabuhan Tanjung Priok
Dikirim Tanpa Dokumen, 67 Satwa Diamankan di Pelabuhan Tanjung Priok
Berita
14/02/25
Memisahkan dengan Jelas: Pemeliharaan Satwa Liar Bukan Penyelamatan!
Memisahkan dengan Jelas: Pemeliharaan Satwa Liar Bukan Penyelamatan!
Opini
13/02/25
Tiga Orangutan Kelaparan Mencari Makan di Kebun Sawit, BKSDA Lakukan Pemantauan
Tiga Orangutan Kelaparan Mencari Makan di Kebun Sawit, BKSDA Lakukan Pemantauan
Berita
13/02/25
Harimau yang Masuk Kandang Jebak di Aceh Timur akan Direlokasi
Harimau yang Masuk Kandang Jebak di Aceh Timur akan Direlokasi
Berita
13/02/25
Lagi, Seekor Dugong Mati Terdampar di Kupang
Lagi, Seekor Dugong Mati Terdampar di Kupang
Berita
10/02/25
Relasi Harmonis Gajah-Manusia dalam Sejarah dan Tradisi Budaya di Aceh
Relasi Harmonis Gajah-Manusia dalam Sejarah dan Tradisi Budaya di Aceh
Edukasi
07/02/25
Pagar Terbuka! 15 Rusa Timor Berlari Bebas di TN Baluran
Pagar Terbuka! 15 Rusa Timor Berlari Bebas di TN Baluran
Berita
07/02/25
Dagangkan Cula Badak dan Gading Gajah, Dua Terdakwa Divonis 4 Tahun
Dagangkan Cula Badak dan Gading Gajah, Dua Terdakwa Divonis 4 Tahun
Berita
06/02/25
Terjerat Jaring, Lumba-Lumba di Kenjeran Berhasil Kembali ke Laut
Terjerat Jaring, Lumba-Lumba di Kenjeran Berhasil Kembali ke Laut
Berita
06/02/25
Bayi Bekantan Terpisah dari Induk, Diduga karena Habitat Rusak
Bayi Bekantan Terpisah dari Induk, Diduga karena Habitat Rusak
Berita
06/02/25
Kesalahan Penanganan Diduga Sebabkan Kematian Orangutan yang Tersengat Listrik
Kesalahan Penanganan Diduga Sebabkan Kematian Orangutan yang Tersengat Listrik
Berita
05/02/25
Cegah Zoonosis, Pengamatan Tidak Langsung Manfaatkan Ekolokasi Kelelawar Pemakan Serangga
Cegah Zoonosis, Pengamatan Tidak Langsung Manfaatkan Ekolokasi Kelelawar Pemakan Serangga
Edukasi
05/02/25
Petugas Amankan 30 Kilogram Sisik Trenggiling di Atas Kapal Cepat
Petugas Amankan 30 Kilogram Sisik Trenggiling di Atas Kapal Cepat
Berita
04/02/25
Soa Payung, Kadal dengan Leher Berjumbai yang Unik
Soa Payung, Kadal dengan Leher Berjumbai yang Unik
Edukasi
03/02/25
Dugong Fitri yang Terjerat Jaring Berhasil Dilepasliarkan
Dugong Fitri yang Terjerat Jaring Berhasil Dilepasliarkan
Berita
03/02/25
Gajah Betina Berusia 8 Tahun Ditemukan Mati di Aceh Timur
Gajah Betina Berusia 8 Tahun Ditemukan Mati di Aceh Timur
Berita
03/02/25