Cerecet Jawa, Burung Terkecil dengan Suara Merdu dan Berirama
3 min read

Belum ada deskripsim Lorem ipsum dolor sit amet, corrupti tempore omnis esse rem.
Gardaanimalia.com - Cerecet jawa (Psaltria exilis) atau yang memiliki nama Inggris pygmy tit merupakan burung endemik asal Pulau Jawa yang terkenal sangat kecil.
Keberadaannya cukup umum ditemukan di area lembab seperti hutan pegunungan, hutan konifer, hutan cemara, serta di lokasi buatan seperti perkebunan milik warga.
Disebutkan, cerecet jawa memiliki ukuran yang sama seperti burung terkecil di dunia yaitu bee hummingbird dengan ukuran tubuh sepanjang 8 cm.
Ukuran tubuhnya yang mungil membuat burung ini kerap disapa dengan si biji nangka. Burung kecil dengan kicau merdu dan berirama.
Adapun kicauannya berbunyi, “trrr… trrr… trrr…” serta apabila dalam mode melengking, kicauan akan terdengar seperti, “ti-ti-tii-tii”.
Perilaku dan Ciri Fisik
Tubuh cerecet jawa diselimuti oleh bulu berwarna abu-abu kecokelatan dengan bagian bawah berwarna putih sedikit buram. Pada bagian matanya tampak garis berwarna kuning yang mengelilingi pupil hitam satwa dilindungi tersebut.
Ekor yang dimiliki oleh burung kecil ini tergolong panjang, yaitu mencapai dua per tiga dari ukuran tubuhnya. Ia memiliki kemiripan dengan long-tailed tit dalam hal tingkah laku, suara, dan bentuk sarang.
Hal itu kemudian menyebabkan cerecet jawa turut dikelompokkan ke dalam keluarga Aegithalidae, sehingga burung ini menjadi satu-satunya keluarga Aegithalidae yang tinggal di Indonesia.
Dalam beraktivitas, cerecet jawa kerap berada dalam kelompok kecil dengan jumlah mencapai 15 ekor burung. Burung-burung ini akan mengunjungi dahan pepohonan yang berada di pinggir jalan.
Sesekali mereka akan turun ke tanah mencari makan dengan menggunakan paruhnya yang tebal dan pendek. Diketahui bahwa cerecet jawa mengonsumsi beberapa jenis serangga kecil, salah satunya yaitu kutu loncat.
Pakan lainnya yang biasa dikonsumsi oleh satwa mungil dan lucu ini adalah laba-laba dan beberapa jenis biji-bijian sebagai upaya untuk bertahan hidup.
Umumnya musim kawin terjadi pada bulan Maret-Mei dan Agustus-September. Ketika musim kawin tiba, cerecet jawa kerap memisahkan diri dari kelompoknya.
Lalu, ia akan terlihat berdua bersama pasangannya membuat sarang berbentuk kantung menggantung dengan diameter 6-8,5 sentimeter yang terbuat dari rumput dan daun.
Sarang tersebut kemudian diberi lubang kecil dan dilapisi oleh lumut. Telur yang dihasilkan oleh cerecet jawa berjumlah dua sampai tiga butir telur dengan ciri-ciri berwarna putih berbintik merah.
Status Konservasi
Persebaran cerecet jawa saat ini sebagian besar berada di area hutan pegunungan Jawa Barat dan Jawa Tengah dengan ketinggian lebih dari 1000 mdpl. Namun, di beberapa area khususnya di Banten, Kabupaten Pandeglang habitat cerecet jawa juga dapat ditemukan.
Status cerecet jawa dalam daftar merah International Union for Conservation of Nature (IUCN) yaitu decreasing atau mengalami penurunan dengan status konservasi Least Concern yang berarti tingkat risikonya rendah.
Untuk saat ini, jumlah populasi cerecet jawa masih belum diketahui angka pastinya, namun diyakini masih jauh dari batas kerentanan berdasarkan perkembangan populasi.
Menurut tren populasi, satwa dapat dikatakan berada di angka rentan apabila mengalami penurunan lebih dari 30% selama sepuluh tahun terakhir. Sedangkan dalam sepuluh terakhir, cerecet jawa hanya mengalami penurunan kurang lebih 10%.((https://www.iucnredlist.org/species/22712032/94316107))
Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018, cerecet jawa masuk ke dalam daftar satwa yang dilindungi.
Walaupun keberadaannya masih dapat kita jumpai di pepohonan, bukan berarti kita bisa seenaknya untuk mengusik kehidupan dan habitatnya.
Pun begitu, informasi mengenai burung ini tergolong sangat minim, sehingga banyak orang yang masih belum bisa mengidentifikasi atau bahkan mengenali keberadaan dari burung tersebut.
Mari terus menjaga dan melestarikan satwa liar, baik yang dilindungi maupun yang tidak. Tujuannya sederhana, yaitu untuk menjaga keseimbangan ekosistem bumi dan untuk memberikan satu pemahaman bahwa kita tidak hidup sendiri, melainkan ada satwa dan lingkungan yang harus dijaga.
Tags :
Writer:
Pos Terkait
Belum ada pos terkait
Pos Terbaru

Tiga Ekor Kanguru Tanah Diselundupkan di Pelabuhan Jayapura
Berita
09/05/25
Telaga Paring, Orangutan yang Terjebak Banjir Besar di Kalteng Berhasil Dilepasliarkan
Berita
09/05/25
Sebelum Indonesia Merdeka, Ternyata Trenggiling Sudah Jadi Satwa Dilindungi
Berita
09/05/25
Tiga Individu Baru Badak Jawa Terdeteksi di Ujung Kulon
Berita
06/05/25
Ternyata Amir Simatupang Pernah Tawarkan Taring Harimau Seharga Rp50 Juta
Berita
06/05/25
Kabar Baik, Dua Ekor Harimau Lahir di Suaka Barumun!
Berita
06/05/25
Hampir setiap Malam Beruang Madu Berkeliaran di Kabupaten Abdya
Berita
05/05/25
WN Tiongkok jadi Tersangka Perdagangan Cula Badak di Manado
Berita
02/05/25
Pembangunan Suaka Badak Sumatera di Aceh Timur Segera Rampung
Berita
02/05/25
Saksi Nyatakan Sisik Trenggiling Tidak Terdaftar sebagai Barbuk di Polres Asahan
Berita
02/05/25
Bukan hanya Sisik, Alex Tanyakan Kulit Harimau pada 2 Anggota TNI
Berita
02/05/25
Tahap Kedua Pelepasliaran, 182 Ekor Kura-Kura Moncong Babi kembali ke Alam
Berita
30/04/25
Dua Pelaku Perdagangan Organ Satwa Dilindungi Diserahkan ke JPU
Berita
30/04/25
Seri Macan Tutul Jawa: Upaya Yayasan SINTAS Selamatkan Predator Puncak Tersisa di Jawa
Liputan Khusus
29/04/25
Perburuan Burung di TN Ujung Kulon Berujung 2 Tahun Pidana
Berita
29/04/25
Bripka Alfi Siregar ‘Amnesia’ di Pengadilan, Hakim Dorong Penetapannya jadi Tersangka
Berita
28/04/25
Batal Vonis Bebas, Willy Pembeli Cula Badak Dibui 1 Tahun
Berita
28/04/25
Kabar Baru, Pria asal AS Dijatuhkan Hukuman atas Kasus Penyiksaan Monyet
Berita
27/04/25
Jadi Saksi Ahli, Hinca Panjaitan Pakai Kaos Save Trenggiling ke Pengadilan
Berita
26/04/25
Konflik kembali Terjadi, Ternak Warga Ditemukan Mati di Area Sawah
Berita
25/04/25Bacaan Populer
Baca berita terbaru seputar satwa liar di sini

1
Wajib Tahu! 13 Jenis Biawak Dilindungi di Indonesia
09/03/20
2
Pemilik Kura-kura Impor yang Ditangkap Tipidter Bareskrim Mabes Polri Dijerat UU Karantina Hewan
01/08/18
19904
3
Selundupkan Murai Batu ke Malaysia, Patrum Dihukum 3 Bulan Penjara dan Denda 100 juta
11/10/19
17245
4
5 Jenis Burung Takur Dilindungi di Indonesia yang Masih Diperdagangkan
15/04/21
17148
5
Kenali Jenis Otter yang Tidak Boleh Dipelihara di Indonesia
10/12/20
15963
6
Sering Dianggap Sama, Inilah Perbedaan Rusa dan Kijang
03/08/21
15488
7
Kejanggalan Penangkaran Harimau Benggala Milik Alshad Ahmad
14/01/20
14542
8
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P106 Tahun 2018
30/01/19
14225
9
Kenali 4 Jenis Ikan Belida yang Dilindungi
15/03/21
13529
10
Binturong, Musang Besar yang Menjadi Spesies Kunci Ekosistem
07/12/18
12476