Fakta Unik Trenggiling, si Mamalia Ompong

3 min read
2023-02-15 19:33:10
Iklan
Belum ada deskripsim Lorem ipsum dolor sit amet, corrupti tempore omnis esse rem.



Gardaanimalia.com - Nama hewan trenggiling berasal dari bahasa Melayu yang berarti pengguling atau sesuatu yang terus berguling-guling. Hal ini merujuk pada sikapnya yang ketika merasa terancam akan menggulungkan badannya.((https://www.rekoforest.org/id/warta-lapangan/memperingati-hari-trenggiling-sedunia-10-fakta-tentang-trenggiling/))

Nah, selain memiliki nama dan morfologi yang unik, trenggiling memiliki banyak fakta menarik lainnya.
Penasaran apa saja hal menarik yang dimiliki satwa ini? Yuk, kita simak dalam ulasan berikut!

Delapan Spesies yang Tersebar di Asia dan Afrika


Satwa yang dalam bahasa Inggris disebut pangolin ini terdiri dari delapan spesies. Empat di antaranya tersebar di Benua Asia dan empat lainnya di Benua Afrika.

Empat jenis hewan trenggiling yang menghuni Benua Kuning adalah trenggiling tiongkok (Manis pentadactyla), trenggiling india (Manis crassicaudata), trenggiling filipina (Manis culionensis), dan trenggiling sunda (Manis javanica).

Sementara, jenis trenggiling yang mendiami Benua Hitam adalah trenggiling pohon perut hitam (Phataginus tetradactyla), trenggiling raksasa (Smutsia gigantea), trenggiling tanah (Smutsia temminckii), dan trenggiling pohon perut putih (Phataginus tricuspis).

Masing-masing spesies memiliki ciri khusus, misalnya rata-rata panjang tubuhnya berkisar antara 30 hingga 50 sentimeter.

Namun, Smutsia gigantean menjadi trenggiling yang memiliki ukuran tubuh paling panjang, yaitu 75 hingga 80 sentimeter dengan berat maksimal hingga 33 kilogram.

Satu-Satunya Mamalia Bersisik




Trenggiling menjadi satu-satunya mamalia bersisik di dunia. Bahkan, 20 persen bobot tubuhnya berasal dari sisik mereka.

Seperti zat yang membentuk kuku manusia, tanduk pada badak dan cakar beruang, sisik trenggiling juga terbuat dari zat yang sama, yaitu keratin. Sisiknya memiliki bentuk yang besar, keras dan tersusun secara tumpang tindih di seluruh bagian tubuhnya.

Setelah kelahiran, induk trenggiling akan merawat anaknya di dalam sarang selama kurang lebih tiga hingga empat bulan. Nah, menariknya, induk trenggiling ternyata menggendong anaknya di ekor.

Meskipun tubuh satwa liar ini bersisik, itu tidak membuatnya kesulitan ketika membawa anaknya di atas pangkal ekornya.

Biasanya anaknya akan dibawa ketika induk trenggiling mencari makan. Ketika tidur atau merasa terancam, induknya juga akan menggulungkan badannya untuk melindungi anaknya.((https://www.rekoforest.org/id/warta-lapangan/memperingati-hari-trenggiling-sedunia-10-fakta-tentang-trenggiling/))

Memakan Serangga Sebanyak 70 Juta dalam Setahun


Satwa dari ordo Pholidota ini dikenal memiliki lidah panjang, bahkan panjang lidahnya bisa mencapai sepertiga bagian dari tubuhnya.

Lidah itu menjadi hal yang penting dalam proses mengolah makanan, terlebih karena satwa ini tidak memiliki gigi alias ompong. Biasanya, trenggiling dapat menjulurkan lidah hingga panjangnya mencapai 40 sentimeter.

Perlu diketahui bahwa akar lidah trenggiling ada di bagian rongga dada, sehingga saat sedang tidak digunakan, organ tersebut akan disimpan dalam rongga yang terletak di bagian dada, tepatnya menempel di bagian dinding perutnya.((https://www.rekoforest.org/id/warta-lapangan/memperingati-hari-trenggiling-sedunia-10-fakta-tentang-trenggiling/))

Makanan utamanya adalah serangga. Uniknya, karena hewan trenggiling tidak memiliki gigi, maka ketika menyendok serangga dengan lidahnya, ia juga menelan bebatuan kecil atau kerikil.

Kerikil tersebut digunakan untuk membantunya mencerna makanan di dalam perut. Proses tersebut terjadi dalam organ pencernaan khusus yang juga terbungkus keratin.((https://www.idntimes.com/science/discovery/ina-suraga/8-fakta-trenggiling-hewan-yang-paling-banyak-diperdagangkan-di-dunia-exp-c1c2?page=all))

Berkat air liurnya yang lengket, satwa dilindungi tersebut dapat mengambil makanan dalam jumlah yang besar, yaitu 200.000 semut dan rayap dalam sehari.

Artinya, dalam setahun hewan ini mampu memakan semut dan rayap hingga 70 juta jumlahnya. Inilah mengapa julukan Scaly anteater kemudian disandangnya.

Ketika mencari makanan, trenggiling akan menggunakan indra penciumannya yang tajam untuk mendeteksi keberadaan sarang semut atau gundukan rayap.

Ketika sedang makan, trenggiling akan melindungi hidung dan telinganya agar tidak dimasuki serangga dengan cara menyempitkan lubang tersebut.

Sementara untuk matanya, trenggiling memiliki kelopak mata yang tebal sehingga dapat mencegah gigitan serangga di bagian itu.((https://www.rekoforest.org/id/warta-lapangan/memperingati-hari-trenggiling-sedunia-10-fakta-tentang-trenggiling/))

Menggulung dan Berbau adalah Bentuk Pertahanan




Dalam keadaan terancam, badannya akan menggulung seperti bola, dengan bagian kepala dilindungi oleh kaki depan, persis seperti armadillo.

Selain itu, bentuk pertahanan lainnya adalah mengeluarkan bau. Hewan trenggiling memiliki kemampuan mengeluarkan cairan kimia yang berbau seperti sigung.

Cairan tersebut keluar dari sebuah kelenjar di bawah ekornya dan juga berfungsi untuk menandai wilayah mereka.((https://www.rekoforest.org/id/warta-lapangan/memperingati-hari-trenggiling-sedunia-10-fakta-tentang-trenggiling/))((https://www.idntimes.com/science/discovery/ina-suraga/8-fakta-trenggiling-hewan-yang-paling-banyak-diperdagangkan-di-dunia-exp-c1c2?page=all)) Karena merupakan hewan nokturnal, satwa ini akan bersembunyi dan beristirahat pada siang hari.

Jenis trenggiling terestrial akan bersarang dalam liang tanah atau lubang pohon yang menempel pada tanah. Sementara, untuk jenis arboreal akan bersarang di atas pohon.

Selain menggali lubang sendiri, terkadang trenggiling juga menempati lubang-lubang bekas hunian binatang lain.((https://www.mongabay.co.id/2020/07/06/perburuan-dan-perdagangan-ilegal-trenggiling-tidak-kenal-masa-pandemi/))((https://media.neliti.com/media/publications/227843-ukuran-morfometrik-dan-meristik-pada-tre-40bce908.pdf))

Hewan Trenggiling Memiliki Hari Peringatan Setiap Tahunnya


Sebagai salah satu bentuk upaya konservasi trenggiling, diperingatilah World Pangolin Day atau Hari Trenggiling Sedunia, yang jatuh pada Sabtu ketiga tiap bulan Februari.

Adapun tujuannya adalah untuk terus memberikan pengetahuan kepada masyarakat global akan eksistensi trenggiling dan meningkatkan kesadaran kolektif terhadap ancaman spesies ini.((https://www.rekoforest.org/id/warta-lapangan/memperingati-hari-trenggiling-sedunia-10-fakta-tentang-trenggiling/))

Di Indonesia, Manis javanica merupakan satwa yang dilindungi. Karena itu, siapa pun yang melakukan kejahatan terhadapnya akan diancam dengan Undang-Undang No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya,

Dalam Pasal 40 Ayat 2 Jo. Pasal 21 Ayat 2d tertulis ancaman pidana penjara paling lama 5 tahun dan denda paling banyak Rp100 juta.

Predator Utama Trenggiling adalah Manusia




Predator alami hewan trenggiling adalah anjing hutan, harimau, macan, dan ular piton. Namun, sebenarnya manusialah yang menjadi predator utama trenggiling.

Banyak sekali pemburu satwa liar yang mengincar trenggiling untuk diperdagangkan, baik dalam keadaan hidup maupun mati.

Melansir dari laman Greeners, manusia kerap memburu trenggiling karena hampir semua bagian tubuh trenggiling dapat dimanfaatkan. Misalnya, bagian dagingnya kerap menjadi bahan masakan, kemudian bagian sisik trenggiling dipercaya sebagai bahan obat.((https://www.greeners.co/flora-fauna/trenggiling-jawa-si-manis-yang-terancam-punah/))

Hal inilah yang menjadikan trenggiling sebagai mamalia yang paling banyak diperdagangkan secara ilegal.((https://www.idntimes.com/science/discovery/ina-suraga/8-fakta-trenggiling-hewan-yang-paling-banyak-diperdagangkan-di-dunia-exp-c1c2?page=all)) Bahkan, aturan dan hukum tidak juga menjadikan pelaku jera atau siapa pun merasa iba terhadap kelangsungan hidup trenggiling yang kini sudah sangat mengkhawatirkan.

Dari delapan spesies trenggiling, tiga jenis di antaranya berstatus critically endangered, yaitu Manis pentadactyla, Manis culionensis, dan Manis javanica.

Tiga lainnya berstatus endangered, yakni Manis crassicaudata, Smutsia gigantean, dan Phataginus tricuspis. Sementara dua sisanya berstatus vulnerable adalah Phataginus tetradactyla dan Smutsia temminckii.((https://www.iucnredlist.org/))

Nah, demikianlah fakta menarik dari satwa yang unik ini. Semoga menambah wawasan dan kesadaran pentingnya untuk menjaga kelestarian hewan trenggiling di masa depan, ya!

Tags :
satwa liar Trenggiling manis javanica hewan dilindungi pangolin trenggiling tiongkok Manis pentadactyla trenggiling india Manis crassicaudata trenggiling filipina Manis culionensis trenggiling sunda trenggiling pohon perut hitam Phataginus te
Writer:
Pos Terbaru
Orangutan Viral di Kawasan Tambang Akhirnya Dievakuasi
Orangutan Viral di Kawasan Tambang Akhirnya Dievakuasi
Berita
17/02/25
Beruang Madu di Perbebunan, BKSDA: Itu Habitatnya
Beruang Madu di Perbebunan, BKSDA: Itu Habitatnya
Berita
17/02/25
Konflik Gajah di Aceh Barat Terulang, Perubahan Habitat Menyulitkan Penghalauan
Konflik Gajah di Aceh Barat Terulang, Perubahan Habitat Menyulitkan Penghalauan
Berita
15/02/25
Akhirnya, Enam Pemburu Badak Jawa Divonis 11 dan 12 Tahun Penjara
Akhirnya, Enam Pemburu Badak Jawa Divonis 11 dan 12 Tahun Penjara
Berita
15/02/25
Dikirim Tanpa Dokumen, 67 Satwa Diamankan di Pelabuhan Tanjung Priok
Dikirim Tanpa Dokumen, 67 Satwa Diamankan di Pelabuhan Tanjung Priok
Berita
14/02/25
Memisahkan dengan Jelas: Pemeliharaan Satwa Liar Bukan Penyelamatan!
Memisahkan dengan Jelas: Pemeliharaan Satwa Liar Bukan Penyelamatan!
Opini
13/02/25
Tiga Orangutan Kelaparan Mencari Makan di Kebun Sawit, BKSDA Lakukan Pemantauan
Tiga Orangutan Kelaparan Mencari Makan di Kebun Sawit, BKSDA Lakukan Pemantauan
Berita
13/02/25
Harimau yang Masuk Kandang Jebak di Aceh Timur akan Direlokasi
Harimau yang Masuk Kandang Jebak di Aceh Timur akan Direlokasi
Berita
13/02/25
Lagi, Seekor Dugong Mati Terdampar di Kupang
Lagi, Seekor Dugong Mati Terdampar di Kupang
Berita
10/02/25
Relasi Harmonis Gajah-Manusia dalam Sejarah dan Tradisi Budaya di Aceh
Relasi Harmonis Gajah-Manusia dalam Sejarah dan Tradisi Budaya di Aceh
Edukasi
07/02/25
Pagar Terbuka! 15 Rusa Timor Berlari Bebas di TN Baluran
Pagar Terbuka! 15 Rusa Timor Berlari Bebas di TN Baluran
Berita
07/02/25
Dagangkan Cula Badak dan Gading Gajah, Dua Terdakwa Divonis 4 Tahun
Dagangkan Cula Badak dan Gading Gajah, Dua Terdakwa Divonis 4 Tahun
Berita
06/02/25
Terjerat Jaring, Lumba-Lumba di Kenjeran Berhasil Kembali ke Laut
Terjerat Jaring, Lumba-Lumba di Kenjeran Berhasil Kembali ke Laut
Berita
06/02/25
Bayi Bekantan Terpisah dari Induk, Diduga karena Habitat Rusak
Bayi Bekantan Terpisah dari Induk, Diduga karena Habitat Rusak
Berita
06/02/25
Kesalahan Penanganan Diduga Sebabkan Kematian Orangutan yang Tersengat Listrik
Kesalahan Penanganan Diduga Sebabkan Kematian Orangutan yang Tersengat Listrik
Berita
05/02/25
Cegah Zoonosis, Pengamatan Tidak Langsung Manfaatkan Ekolokasi Kelelawar Pemakan Serangga
Cegah Zoonosis, Pengamatan Tidak Langsung Manfaatkan Ekolokasi Kelelawar Pemakan Serangga
Edukasi
05/02/25
Petugas Amankan 30 Kilogram Sisik Trenggiling di Atas Kapal Cepat
Petugas Amankan 30 Kilogram Sisik Trenggiling di Atas Kapal Cepat
Berita
04/02/25
Soa Payung, Kadal dengan Leher Berjumbai yang Unik
Soa Payung, Kadal dengan Leher Berjumbai yang Unik
Edukasi
03/02/25
Dugong Fitri yang Terjerat Jaring Berhasil Dilepasliarkan
Dugong Fitri yang Terjerat Jaring Berhasil Dilepasliarkan
Berita
03/02/25
Gajah Betina Berusia 8 Tahun Ditemukan Mati di Aceh Timur
Gajah Betina Berusia 8 Tahun Ditemukan Mati di Aceh Timur
Berita
03/02/25