Fenomena Maraknya Kemunculan Ular di Mamuju

Gardaanimalia.com - Fenomena maraknya kemunculan reptil jenis ular di Kabupaten Mamuju disebut karena habitat satwa kian terancam.
Kanit Rescue Damkar Mamuju, Jubair mengatakan, bahwa dalam sebulan terakhir ini timnya telah melakukan evakuasi sebanyak 20 ekor ular di Kecamatan Simboro dan Mamuju.
Ia menyebut, jumlah yang tercatat itu belum termasuk yang ditangkap sendiri oleh warga. Seperti tiga hari yang lalu, jelasnya, warga menangkap dua ekor piton dengan panjang hingga 7 meter.
Reptil sepanjang 7 meter tersebut kemudian dikuliti warga setelah kedapatan memakan seekor anjing di Jalan Andi Makkasau, pada Senin (19/9).
"Tapi masih ada yang lebih besarnya, ini karena kami prediksi masih ada lagi (yang berkeliaran)," ujar Jubair di kantornya di Jalan Ahmad Yani, Rabu (21/9) dikutip dari Kompas.
Dia menjelaskan, selain ular piton, pihaknya juga melakukan evakuasi terhadap beberapa jenis lainnya, yaitu ular sanca, kobra, dan boiga.
Jubair: Satwa Lebih Dulu Tinggal di Sana
Ramainya kemunculan reptil tidak berkaki dan bertubuh panjang tersebut di kawasan permukiman, ucap Jubair, dikarenakan habitat satwa liar tersebut sedang terancam.
Pasalnya, menurut Jubair, saat ini banyak habitat ular yang dijadikan sebagai bangunan permukiman oleh masyarakat. Padahal, ujarnya, satwa liar lebih dulu tinggal di sana.
"Sebelum kita kan, mereka (ular) memang yang duluan di sana," tegas Jubair.
Laki-laki yang akrab disapa Bimo tersebut mengaku punya kendala ketika mengevakuasi satwa liar. Selain kasusnya yang semakin banyak, satwa itu juga harus diamankan terlebih dulu di kantor Damkar Mamuju.
Hal itu dinilai sulit lantaran di tempat kerja mereka tidak mempunyai tempat penangkaran. Sehingga, reptil ditumpuk di salah satu ruangan yang juga berisiko terhadap keselamatan petugas.
Ia menceritakan, bahwa penumpukan terjadi karena pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) baru mengambil ular setelah disimpan selama 2-3 hari di kantor Damkar Mamuju.
"Yang kami utamakan penangkaran. Karena kalau dapat 1-2 ekor kewalahan kami. Jadi kami imbau teman-teman BKSDA kalau bisa dipercepat," harapnya.

WN Tiongkok jadi Tersangka Perdagangan Cula Badak di Manado
02/05/25
Uji Lab Buktikan Keaslian Cula Badak asal Tiongkok yang Disita di Manado
16/04/25
Hendak Jual Cula Badak dan "Kerupuk Udang", Empat Tersangka Diringkus Polisi
15/04/25
Orangutan Terpotret di Jendela Rumah di Thailand, Polisi Rencanakan Investigasi
14/04/25
Seorang Pria Paruh Baya Ditangkap setelah Ketahuan Berdagang Penyu
26/03/25
Petugas Gabungan Sita 72 Satwa Dilindungi di Mimika
22/03/25
Tiga Ekor Kanguru Tanah Diselundupkan di Pelabuhan Jayapura

Telaga Paring, Orangutan yang Terjebak Banjir Besar di Kalteng Berhasil Dilepasliarkan

Sebelum Indonesia Merdeka, Ternyata Trenggiling Sudah Jadi Satwa Dilindungi

Tiga Individu Baru Badak Jawa Terdeteksi di Ujung Kulon

Ternyata Amir Simatupang Pernah Tawarkan Taring Harimau Seharga Rp50 Juta

Kabar Baik, Dua Ekor Harimau Lahir di Suaka Barumun!

Hampir setiap Malam Beruang Madu Berkeliaran di Kabupaten Abdya

WN Tiongkok jadi Tersangka Perdagangan Cula Badak di Manado

Pembangunan Suaka Badak Sumatera di Aceh Timur Segera Rampung

Saksi Nyatakan Sisik Trenggiling Tidak Terdaftar sebagai Barbuk di Polres Asahan

Bukan hanya Sisik, Alex Tanyakan Kulit Harimau pada 2 Anggota TNI

Tahap Kedua Pelepasliaran, 182 Ekor Kura-Kura Moncong Babi kembali ke Alam

Dua Pelaku Perdagangan Organ Satwa Dilindungi Diserahkan ke JPU

Seri Macan Tutul Jawa: Upaya Yayasan SINTAS Selamatkan Predator Puncak Tersisa di Jawa

Perburuan Burung di TN Ujung Kulon Berujung 2 Tahun Pidana

Bripka Alfi Siregar ‘Amnesia’ di Pengadilan, Hakim Dorong Penetapannya jadi Tersangka

Batal Vonis Bebas, Willy Pembeli Cula Badak Dibui 1 Tahun

Kabar Baru, Pria asal AS Dijatuhkan Hukuman atas Kasus Penyiksaan Monyet

Jadi Saksi Ahli, Hinca Panjaitan Pakai Kaos Save Trenggiling ke Pengadilan

Konflik kembali Terjadi, Ternak Warga Ditemukan Mati di Area Sawah
