Ikan Raja Laut, Spesies Ikan Purba yang Sempat Dinyatakan Punah

3 min read
2021-05-31 10:28:08
Iklan
Belum ada deskripsim Lorem ipsum dolor sit amet, corrupti tempore omnis esse rem.



Gardaanimalia.com - Ikan raja laut atau coelacanth sulawesi (Latimeria menadoensis) merupakan salah satu dari dua spesies ikan purba Coelacanth. Spesies ini sempat dinyatakan punah namun kemudian ditemukan lagi secara tidak sengaja pada tahun 1998 di perairan Manado Tua, Sulawesi Utara. Pulau ini termasuk dalam kawasan Taman Nasional Bunaken. Pada awalnya, ikan ini tidak sengaja tertangkap oleh nelayan setempat. Kemudian Mark Erdmann selaku peneliti biologi kelautan dari Amerika yang saat itu tinggal di Manado melihatnya dan kemudian meneliti lebih lanjut. Sebenarnya ikan ini telah lama dikenal oleh para nelayan di tempat tersebut, namun belum dikenal banyak dalam ilmu pengetahuan.

Sebaran Ikan Raja Laut di Indonesia

Sebaran dari spesies ini diketahui di sebelah utara Laut Sulawesi, yaitu di Manado Tua (September 1997 dan Juli 1998), Teluk Manado (Mei 2007), Teluk Dondo (November 1999), dan Tanjum Kandi (Juni 2006). Namun pada tahun 2018 Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memastikan bahwa telah ditemukan spesies ini di Raja Ampat, Papua Barat. Loka Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut (PSPL) Sorong bersama dengan UPT Kementerian Kelautan dan Perikanan Sorong dan Politeknik Kelautan dan Perikanan Sorong menganalisis lebih lanjut mengenai hewan yang tidak sengaja ditemukan di perairain Waigeo ini.



Hasil dari analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa spesimen Raja Ampat ini merupakan populasi yang berbeda dengan populasi di Manado. Berdasarkan hal itu, maka di Indonesia terdapat dua subgrup untuk ikan coelacanth ini, yaitu subgrup Manado dan subgrup Raja Ampat, dan apabila ingin menentukan bahwa populasi Raja Ampat merupakan spesies baru maka diperlukan spesimen yang utuh untuk analisisnya.

Hewan ini termasuk dalam ordo Coelacanthiformes yang pertama kali muncul sekitar 400 juta tahun lalu (zaman Devonian). Seluruh anggota Coelacanthiformes awalnya diperkirakan punah dan hanya meninggalkan fosil sejak 65-70 juta tahun yang lalu (akhir masa Kretaseus). Namun, pada tahun 1938 jenis Latimeria chalumnae ditemukan di Afrika Selatan. Semenjak ditemukannya ikan hidup dari ordo Coelacanthiformes, ikan ini dijuluki sebagai ikan fosil.

Morfologi, Habitat dan Cara Reproduksi

Ikan raja laut ini memiliki fisik yang berbeda dengan ikan pada umumnya. Ikan ini memiliki warna kecoklatan dengan bercak putih tidak merata pada sisiknya, memiliki tujuh sirip berlobi daging, terdapat sirip tambahan pada sirip ekornya, memiliki sambungan intrakkranial pada bagian atas kepalanya, serta memiliki notokorda atau tulang rawan berisi cairan yang berfungsi untuk menyangga tubuhnya. Panjang dari ikan ini mencapai dua meter, dan berat dari ikan ini dapat mencapai 100 kilogram, namun pada umumnya memiliki berat rata-rata 30kg. Ikan ini juga tergolong berumur cukup panjang yaitu mencapai antara 80-100 tahun.

Baca juga: Mengenal 4 Jenis Buaya Dilindungi yang Hidup di Indonesia

Habitat dari ikan yang diduga nokturnal ini yaitu perairan bersuhu 12-20 derajat Celcius dan tinggal dalam cekungan vulkanik berbentuk gua yang tedapat pada kedalaman 100-400 meter sebagai tempat perlindungannya. Ikan ini pun dapat ditemukan pada kedalaman 90-100 meter. Selain itu, ikan ini merupakan karnivora yang memakan krustase, dan jenis ikan lainnya.

Ikan purba ini memiliki sistem reproduksi yang unik, yaitu pembuahan di dalam tubuh berupa telur berwarna oranye, setelah itu telur tersebut menetas di dalam saluran telur kemudian anakan dilahirkan. Pada Latimeria chalumnae telur yang dihasilkan tidak banyak, selain itu butuh waktu kurang lebih satu tahun setelah pembuahan sebelum akhirnya anakan dilahirkan. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat reproduksi dari spesies ini tergolong rendah.

Perlindungan dan Ancaman Populasi

Di Indonesia, ikan ini termasuk hewan yang dilindungi berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Kehutanan No P. 106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018 dan termasuk dalam daftar Apendiks I CITES sejak tahun 2000. Berdasarkan IUCN, spesies ini termasuk dalam kategori Rentan (Vulnerable) sejak tahun 2008 dengan dugaan populasi individu dewasa kurang dari 10 ribu, dan tren populasi yang tidak diketahui karena belum adanya studi populasi.

Ancaman utama yang dihadapi oleh hewan ini adalah bycatch atau adanya penangkapan secara tidak sengaja diluar spesies target, dimana ikan ini sering tidak sengaja terperangkap dalam jala untuk menangkap kakap laut dalam. Tingkat reproduksi dan kesuburan yang rendah juga merupakan salah satu ancaman dari keberlangsungan spesies ini. Selain itu, ancaman lainnya berkaitan dengan pencemaran air laut, yaitu polusi sampah pelastik yang semakin lama semakin banyak di lautan.

Tags :
ikan raja laut Manado Latimeria menadoensis
Writer:
Pos Terbaru
Persidangan Ungkap Fakta, 1,2 Ton Sisik Diduga Berasal dari Gudang Polres
Persidangan Ungkap Fakta, 1,2 Ton Sisik Diduga Berasal dari Gudang Polres
Berita
18/04/25
Menyoroti Kaburnya Monyet di BPBD Kabupaten Tangerang dan Pentingnya Kesejahteraan Satwa Liar
Menyoroti Kaburnya Monyet di BPBD Kabupaten Tangerang dan Pentingnya Kesejahteraan Satwa Liar
Berita
18/04/25
Seri Macan Tutul Jawa: Agung Ganthar Kusumanto, Macan Tutul itu Keren!
Seri Macan Tutul Jawa: Agung Ganthar Kusumanto, Macan Tutul itu Keren!
Liputan Khusus
16/04/25
[Infografis] Hiu Tutul dan Kemunculannya di Jawa Timur
[Infografis] Hiu Tutul dan Kemunculannya di Jawa Timur
Berita
16/04/25
Uji Lab Buktikan Keaslian Cula Badak asal Tiongkok yang Disita di Manado
Uji Lab Buktikan Keaslian Cula Badak asal Tiongkok yang Disita di Manado
Berita
16/04/25
Seri Macan Tutul Jawa: Mengamati Macan Tutul dari Prau sampai Sanggabuana
Seri Macan Tutul Jawa: Mengamati Macan Tutul dari Prau sampai Sanggabuana
Liputan Khusus
15/04/25
Hendak Jual Cula Badak dan "Kerupuk Udang", Empat Tersangka Diringkus Polisi
Hendak Jual Cula Badak dan "Kerupuk Udang", Empat Tersangka Diringkus Polisi
Berita
15/04/25
Orangutan Terpotret di Jendela Rumah di Thailand, Polisi Rencanakan Investigasi
Orangutan Terpotret di Jendela Rumah di Thailand, Polisi Rencanakan Investigasi
Berita
14/04/25
Jejak Buaya Muara Pulau Bacan: Didagangkan Hidup-Hidup ke Negeri Singa
Jejak Buaya Muara Pulau Bacan: Didagangkan Hidup-Hidup ke Negeri Singa
Liputan Khusus
14/04/25
Puluhan Anak Penyu Belimbing Dilepas di Pantai Along, Aceh
Puluhan Anak Penyu Belimbing Dilepas di Pantai Along, Aceh
Berita
11/04/25
FATWA: Evolusi Ubur-Ubur di Danau Kakaban
FATWA: Evolusi Ubur-Ubur di Danau Kakaban
Edukasi
11/04/25
Gajah Mati di Sawah Warga, Kabel Listrik Ditemukan di Sekitar Lokasi
Gajah Mati di Sawah Warga, Kabel Listrik Ditemukan di Sekitar Lokasi
Berita
11/04/25
Berkarya dengan Visi: Merekam Kekerasan di Balik Topeng
Berkarya dengan Visi: Merekam Kekerasan di Balik Topeng
Feature
07/04/25
FATWA: Taring Babirusa dapat Membunuh Dirinya Sendiri!
FATWA: Taring Babirusa dapat Membunuh Dirinya Sendiri!
Edukasi
07/04/25
Bangkai Gajah Ditemukan di Perbatasan Kebun Sawit dan TN Gunung Leuser
Bangkai Gajah Ditemukan di Perbatasan Kebun Sawit dan TN Gunung Leuser
Berita
07/04/25
Tiga Opsetan Tanduk Rusa Diamankan saat Arus Balik Mudik
Tiga Opsetan Tanduk Rusa Diamankan saat Arus Balik Mudik
Berita
05/04/25
Seorang Pria Paruh Baya Ditangkap setelah Ketahuan Berdagang Penyu
Seorang Pria Paruh Baya Ditangkap setelah Ketahuan Berdagang Penyu
Berita
26/03/25
Macan Dahan yang Masuk Gudang di OKU sudah Dievakuasi
Macan Dahan yang Masuk Gudang di OKU sudah Dievakuasi
Berita
26/03/25
Berpacu dengan Kepunahan [3]
Berpacu dengan Kepunahan [3]
Liputan Khusus
25/03/25
Ambulans untuk Harimau Sumatera [2]
Ambulans untuk Harimau Sumatera [2]
Liputan Khusus
25/03/25