Kronologi Penemuan Pelanduk Kalimantan, Burung yang Hilang Selama 172 Tahun
3 min read

Belum ada deskripsim Lorem ipsum dolor sit amet, corrupti tempore omnis esse rem.
Gardaanimalia.com - Pada Selasa (2/3/2021) lalu, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mengumumkan penemuan burung pelanduk kalimantan (Malacocincla perspicillata). Ini menjadi sebuah penemuan bersejarah mengingat satwa endemik ini diduga sudah punah.
Sejak ditemukan pada tahun 1848, tidak ada lagi yang bisa menemukan pelanduk kalimantan ini selama kurang lebih 172 tahun. Akhirnya pada Oktober 2020 lalu ada dua warga Kalimantan Selatan, Muhammad Suranto and Muhammad Rizky Fauzan menemukan burung yang tidak dikenali. Burung tersebut ditemukan di luar kawasan konservasi.
Awal Penemuan
Untuk mengetahui lebih lanjut terkait penemuan ini, pada Kamis (4/3/2021) Garda Animalia menghubungi Panji Gusti Akbar dari Kelompok Ornitologi Indonesia Birdpacker yang merupakan penulis makalah terkait burung pelanduk kalimantan. Menurut Panji, pada bulan Oktober 2020 lalu, Suranto dan Fauzan menemukan burung yang tidak diketahui namanya. Lalu mereka bertanya kepada kelompok pemerhati burung BW Galeatus.
"Mereka berdua bertanya ke BW Galeatus tentang jenis burung yang mereka ditemukan. Kemudian, BW Galeatus berusaha mencari jawaban karena itu burungnya memang sangat tidak biasa. Dicari di data, banyak yang tidak cocok," ungkap Panji.
Baca juga: Polisi Amankan 2 Penjual Organ Tubuh Satwa Liar di Aceh
Setelah itu, ada orang dari BW Galeatus yang menghubungi Panji untuk membantu identifikasi burung tersebut. Setelah dicek dan dilihat dari sisi morfologi, Panji menduga itu adalah pelanduk kalimantan yang sudah lama hilang.
Panji juga sempat mencocokan dengan spesimen yang tersimpan di Belanda. Namun, ada sedikit perbedaan antara burung yang ditemukan oleh warga dengan spesimen tersebut. Ia menyebutkan perbedaan itu ada pada bagian mata.
"Di spesimen, bagian mata burung berwarna kuning sedangkan mata burung yang ditangkap ini berwarna merah," imbuhnya.
Untuk mendapatkan jawaban yang lebih pasti, Panji juga menghubungi beberapa ahli ornitologi. Mereka setuju bahwa burung yang ditemukan pada Oktober itu adalah pelanduk kalimantan. Menurutnya, ada kemungkinan spesimen yang ada di Belanda tidak sesuai dengan yang ada di alam.
"Mungkin datanya hilang atau tidak sempat diawetkan sehingga akhirnya diberi mata palsu berwarna kuning," kata Panji.
Tindak Lanjut dari Penemuan Pelanduk Kalimantan
Ketika ditanya tentang tindak lanjut dari penemuan penting ini, Panji mengatakan akan segera melakukan penelitian awal.
"Rencananya pertengahan tahun ini akan melakukan penelitian awal," tutur Panji.
Ia berharap nantinya data dan hasil penelitian yang didapatkan bisa diserahkan kepada pihak-pihak terkait termasuk pemerintah untuk dijadikan bahan pertimbangan terkait penentuan status perlindungan untuk pelanduk kalimantan.
Tags :
burung pelanduk kalimantan
Writer:
Pos Terkait

Perburuan Burung di TN Ujung Kulon Berujung 2 Tahun Pidana
29/04/25
Akan Dibawa ke Pulau Jawa, 34 Burung Diamankan di Sampit
24/03/25
Teka-Teki Keberadaan Baza Hitam si Predator Cilik
21/03/25
FLIGHT: Penyelundupan Burung Kicau sudah Seperti Minum Obat, Tiga Kali Sehari!
13/03/25
Burung-Burung Migran di Pantai Sasa dan Masa Depan Mereka
07/03/25
Empat Ekor Kakatua dari Seram Gagal Dibawa menuju Pulau Ambon
20/02/25Pos Terbaru

Tiga Ekor Kanguru Tanah Diselundupkan di Pelabuhan Jayapura
Berita
09/05/25
Telaga Paring, Orangutan yang Terjebak Banjir Besar di Kalteng Berhasil Dilepasliarkan
Berita
09/05/25
Sebelum Indonesia Merdeka, Ternyata Trenggiling Sudah Jadi Satwa Dilindungi
Berita
09/05/25
Tiga Individu Baru Badak Jawa Terdeteksi di Ujung Kulon
Berita
06/05/25
Ternyata Amir Simatupang Pernah Tawarkan Taring Harimau Seharga Rp50 Juta
Berita
06/05/25
Kabar Baik, Dua Ekor Harimau Lahir di Suaka Barumun!
Berita
06/05/25
Hampir setiap Malam Beruang Madu Berkeliaran di Kabupaten Abdya
Berita
05/05/25
WN Tiongkok jadi Tersangka Perdagangan Cula Badak di Manado
Berita
02/05/25
Pembangunan Suaka Badak Sumatera di Aceh Timur Segera Rampung
Berita
02/05/25
Saksi Nyatakan Sisik Trenggiling Tidak Terdaftar sebagai Barbuk di Polres Asahan
Berita
02/05/25
Bukan hanya Sisik, Alex Tanyakan Kulit Harimau pada 2 Anggota TNI
Berita
02/05/25
Tahap Kedua Pelepasliaran, 182 Ekor Kura-Kura Moncong Babi kembali ke Alam
Berita
30/04/25
Dua Pelaku Perdagangan Organ Satwa Dilindungi Diserahkan ke JPU
Berita
30/04/25
Seri Macan Tutul Jawa: Upaya Yayasan SINTAS Selamatkan Predator Puncak Tersisa di Jawa
Liputan Khusus
29/04/25
Perburuan Burung di TN Ujung Kulon Berujung 2 Tahun Pidana
Berita
29/04/25
Bripka Alfi Siregar ‘Amnesia’ di Pengadilan, Hakim Dorong Penetapannya jadi Tersangka
Berita
28/04/25
Batal Vonis Bebas, Willy Pembeli Cula Badak Dibui 1 Tahun
Berita
28/04/25
Kabar Baru, Pria asal AS Dijatuhkan Hukuman atas Kasus Penyiksaan Monyet
Berita
27/04/25
Jadi Saksi Ahli, Hinca Panjaitan Pakai Kaos Save Trenggiling ke Pengadilan
Berita
26/04/25
Konflik kembali Terjadi, Ternak Warga Ditemukan Mati di Area Sawah
Berita
25/04/25Bacaan Populer
Baca berita terbaru seputar satwa liar di sini

1
Wajib Tahu! 13 Jenis Biawak Dilindungi di Indonesia
09/03/20
2
Pemilik Kura-kura Impor yang Ditangkap Tipidter Bareskrim Mabes Polri Dijerat UU Karantina Hewan
01/08/18
19904
3
Selundupkan Murai Batu ke Malaysia, Patrum Dihukum 3 Bulan Penjara dan Denda 100 juta
11/10/19
17245
4
5 Jenis Burung Takur Dilindungi di Indonesia yang Masih Diperdagangkan
15/04/21
17150
5
Kenali Jenis Otter yang Tidak Boleh Dipelihara di Indonesia
10/12/20
15966
6
Sering Dianggap Sama, Inilah Perbedaan Rusa dan Kijang
03/08/21
15488
7
Kejanggalan Penangkaran Harimau Benggala Milik Alshad Ahmad
14/01/20
14542
8
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P106 Tahun 2018
30/01/19
14225
9
Kenali 4 Jenis Ikan Belida yang Dilindungi
15/03/21
13531
10
Binturong, Musang Besar yang Menjadi Spesies Kunci Ekosistem
07/12/18
12477