Menjarah
Menjarah
Menjarah
Berita

Pulau Bawean Kini Menjadi Habitat Baru Penyu Sisik

2018
×

Pulau Bawean Kini Menjadi Habitat Baru Penyu Sisik

Share this article
Ilustrasi penyu sisik (Eretmochelys imbricata). | Foto: Yayasan Penyu Indonesia
Ilustrasi penyu sisik (Eretmochelys imbricata). | Foto: Yayasan Penyu Indonesia

Gardaanimalia.com – Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Pulau Bawean mengajak masyarakat setempat untuk mulai peduli terhadap penyu karena wilayah itu kini menjadi habitat baru satwa tersebut.

Nur Syamsi, Kepala Resort Konservasi Wilayah (RKW) 11 BKSDA Pulau Bawean mengatakan, beberapa minggu lalu seorang warga menemukan dua ekor penyu sisik yang berasal dari tangkapan jaring nelayan.

pariwara
usap untuk melanjutkan

Dua ekor satwa berjenis kelamin jantan itu kemudian dirawat di rumah warga lebih kurang 15 hari, lalu dilepaskan di Pantai Dusun Pajinggahan, Desa Tanjungori, Kecamatan Tambak Pulau Bawean.

“Kami bersama warga serta aktivis perkumpulan peduli konservasi Bawean dan Masyarakat Adat Bawean (MAB) melepas dua penyu sisik itu,” ujar Syamsi.

Ia bercerita, sebelum dilepasliarkan, dua ekor satwa dengan nama ilmiah Eretmochelys imbricata telah dilakukan pengukuran terlebih dahulu.

Hasil pengukuran menunjukkan, bahwa berat satwa tersebut 3,4 kg, ukuran kerapas (panjang 34 cm lebar 31), panjang dari kepala 45 cm, panjang kaki depan 17 cm, dan kaki belakang 10 cm.

“Satunya berat 5,4 kg, ukuran kerapas (panjang 40 cm lebar 37), panjang dari kepala 53 cm, panjang kaki depan 21 cm, kaki belakang 13 cm,” jelasnya.

Sementara itu, Yusra, Kepala Bidang Penelitian, Pendidikan, Pengembangan SDM dan Inovasi Perkumpulan Peduli Konservasi Bawean menyebut, bahwa penyu laut merupakan satwa dengan masa hidup yang sangat panjang.

“Waktu yang dibutuhkan untuk menjadi dewasa sangat lama, dan kebanyakan jenis penyu berpindah-pindah dari habitat satu ke yang lainnya selama periode tertentu,” ungkap Yusra.

Ketika melakukan migrasi, lanjutnya, jarak yang ditempuh oleh satwa tersebut sangat jauh, baik saat menjadi tukik dan remaja, ataupun ia dewasa. Di mana hal itu merupakan fenomena umum yang terjadi pada penyu laut.

Karena hal itulah, menurut Yusra, akhirnya satwa dilindungi itu ditemukan di Pulai Bawean. “Sebab status Bawean itu di tengah-tengah antara Pulau Jawa dan Pulau Kalimantan, sehingga wajar saja kalau Pulau Bawean dikelilingi oleh lautan, dan menjadi tempat migrasi,” tuturnya.

Yusra berharap masyarakat Pulau Bawean mempunyai kepedulian terhadap penyu seiring ditemukan penyu dalam keadaan tukik, remaja dan dewasa.

“Bahkan ini cukup bagus, sebab pantai di Pulau Bawean menjadi habitat penyu laut bertelur,” kata Yusra.

Kemudian, seorang bernama Ahen, Perwakilan dari Masyarakat Adat Bawean menyambut baik upaya untuk mendorong warga lokal agar lebih peduli terhadap satwa tersebut.

“Kami juga sudah memasang spanduk sosialisasi dan ajakan sadar lingkungan bagi masyarakat sekitar,” pungkasnya.

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments