Spesies Baru Katak-pohon Sematkan Nama Herpetolog Indonesia

Azenobia
3 min read
2024-11-06 17:02:01
Iklan
Belum ada deskripsim Lorem ipsum dolor sit amet, corrupti tempore omnis esse rem.



Gardaanimalia.com - Baru-baru ini, herpetolog Indonesia mempublikasikan penemuan spesies baru melalui jurnal dengan tajuk "A New Species of tree frog (Amphibia, Anura, Rhacoporidae) from Central Java, Indonesia".

Dalam publikasinya, peneliti memaparkan terkait taksonomi, biosistematika, serta memberikan penjelasan deskripsi lengkap terkait penemuan Zhangixalus faritsalhadii.

Katak-pohon farits alhadii (Zhangixalus faritsalhadi) ditemukan pertama kali di daerah Gunung Slamet, Jawa Tengah.

Penelitian dilakukan selama dua tahun lamanya (2020-2022). Katak-pohon ini diberikan nama Farits Alhadii sebagai bentuk penghormatan kepada herpetolog Indonesia yang mengumpulkan spesimen pertama kalinya. Melalui karyanya, banyak peneliti muda dan mahasiswa yang terbantukan.

Semasa hidupnya, Almarhum Farits Alhadii memiliki kontribusi dalam dunia herpetologi Indonesia.

Salah satu karya besar yang diinisiasi oleh Almarhum Farits Alhadii adalah Buku Amfibi Pulau Jawa- Panduan Bergambar dan Identifikasi yang diterbitkan pada Oktober 2021 lalu.

Saat pencuplikan data, sejauh ini Z. faritalhadii  hanya ditemukan di dataran tinggi Gunung Slamet, Jawa Tengah.

Di sana, ia ditemukan di hutan rasamala (Altingia excelsa) yang dekat dengan rawa-rawa, jaraknya hanya sekitar 10 meter dari sungai utama.

Habitat Z. faritsalhadii dikelilingi oleh genangan air kecil yang terbentuk dari air yang mengalir.

Diperkirakan Z. faritsalhadii dapat ditemukan di daerah dataran rendah lainnya di Gunung Slamet. Hal tersebut muncul dalam basis data citizen science tercatat pada Februari 2020 oleh Khafizh

Morfologi Katak-pohon Farits Alhadii


Z. faritalhadii memiliki ukuran tubuh 37,6–40,7 milimeter untuk jantan, dan 50,7–54,5 milimeter untuk betina. Ukuran tersebut lebih kecil dibandingkan dengan Z. prominanus dengan ukuran tubuh 44,4–58,5 milimeter untuk jantan, dan 60,5–70,7 milimeter untuk betinanya.

Perbedaan di antara kedua spesies ini terletak pada bentuk mulut. Z. faritalhadii memiliki bentuk mulut lebih oval dibandignkan Z. prominanus.

Selain itu, morfologi dari Z. faritsalhadii yang dapat dilihat jelas, yaitu pada bagian kelopak mata, kepala, dan daerah lubang hidung yang terdapat bitnik-bintik menonjol.

Ujung jari tangan dan kaki, bagian pangkal paha, siku bagian dalam dan lutut memiliki warna kebiruan.

Z. faritsalhadii memiliki kemiripan jarak genetik sebanyak 3,1 persen hingga 3,3 persen dengan A. prominanus yang persebarannya di Semenanjung Malaya dan Sumatra.

Spesiasi jenis ini bersifat alopatrik, artinya spesiasi alopatrik dapat terjadi karena adanya populasi terisolasi secara geografis terhadap spesies satu sama lain yang ada di daratan Sunda.

Spesies lainnya yang ditemukan di daratan Sunda, yaitu Z. prominanus; Z. achantharrhena; dan Z. dulitensis.

Tags :
penelitian spesies baru herpetologi herpetolog Zhangixalus faritsalhadii katak pohon
Writer: Azenobia
Pos Terbaru
Orangutan Viral di Kawasan Tambang Akhirnya Dievakuasi
Orangutan Viral di Kawasan Tambang Akhirnya Dievakuasi
Berita
17/02/25
Beruang Madu di Perbebunan, BKSDA: Itu Habitatnya
Beruang Madu di Perbebunan, BKSDA: Itu Habitatnya
Berita
17/02/25
Konflik Gajah di Aceh Barat Terulang, Perubahan Habitat Menyulitkan Penghalauan
Konflik Gajah di Aceh Barat Terulang, Perubahan Habitat Menyulitkan Penghalauan
Berita
15/02/25
Akhirnya, Enam Pemburu Badak Jawa Divonis 11 dan 12 Tahun Penjara
Akhirnya, Enam Pemburu Badak Jawa Divonis 11 dan 12 Tahun Penjara
Berita
15/02/25
Dikirim Tanpa Dokumen, 67 Satwa Diamankan di Pelabuhan Tanjung Priok
Dikirim Tanpa Dokumen, 67 Satwa Diamankan di Pelabuhan Tanjung Priok
Berita
14/02/25
Memisahkan dengan Jelas: Pemeliharaan Satwa Liar Bukan Penyelamatan!
Memisahkan dengan Jelas: Pemeliharaan Satwa Liar Bukan Penyelamatan!
Opini
13/02/25
Tiga Orangutan Kelaparan Mencari Makan di Kebun Sawit, BKSDA Lakukan Pemantauan
Tiga Orangutan Kelaparan Mencari Makan di Kebun Sawit, BKSDA Lakukan Pemantauan
Berita
13/02/25
Harimau yang Masuk Kandang Jebak di Aceh Timur akan Direlokasi
Harimau yang Masuk Kandang Jebak di Aceh Timur akan Direlokasi
Berita
13/02/25
Lagi, Seekor Dugong Mati Terdampar di Kupang
Lagi, Seekor Dugong Mati Terdampar di Kupang
Berita
10/02/25
Relasi Harmonis Gajah-Manusia dalam Sejarah dan Tradisi Budaya di Aceh
Relasi Harmonis Gajah-Manusia dalam Sejarah dan Tradisi Budaya di Aceh
Edukasi
07/02/25
Pagar Terbuka! 15 Rusa Timor Berlari Bebas di TN Baluran
Pagar Terbuka! 15 Rusa Timor Berlari Bebas di TN Baluran
Berita
07/02/25
Dagangkan Cula Badak dan Gading Gajah, Dua Terdakwa Divonis 4 Tahun
Dagangkan Cula Badak dan Gading Gajah, Dua Terdakwa Divonis 4 Tahun
Berita
06/02/25
Terjerat Jaring, Lumba-Lumba di Kenjeran Berhasil Kembali ke Laut
Terjerat Jaring, Lumba-Lumba di Kenjeran Berhasil Kembali ke Laut
Berita
06/02/25
Bayi Bekantan Terpisah dari Induk, Diduga karena Habitat Rusak
Bayi Bekantan Terpisah dari Induk, Diduga karena Habitat Rusak
Berita
06/02/25
Kesalahan Penanganan Diduga Sebabkan Kematian Orangutan yang Tersengat Listrik
Kesalahan Penanganan Diduga Sebabkan Kematian Orangutan yang Tersengat Listrik
Berita
05/02/25
Cegah Zoonosis, Pengamatan Tidak Langsung Manfaatkan Ekolokasi Kelelawar Pemakan Serangga
Cegah Zoonosis, Pengamatan Tidak Langsung Manfaatkan Ekolokasi Kelelawar Pemakan Serangga
Edukasi
05/02/25
Petugas Amankan 30 Kilogram Sisik Trenggiling di Atas Kapal Cepat
Petugas Amankan 30 Kilogram Sisik Trenggiling di Atas Kapal Cepat
Berita
04/02/25
Soa Payung, Kadal dengan Leher Berjumbai yang Unik
Soa Payung, Kadal dengan Leher Berjumbai yang Unik
Edukasi
03/02/25
Dugong Fitri yang Terjerat Jaring Berhasil Dilepasliarkan
Dugong Fitri yang Terjerat Jaring Berhasil Dilepasliarkan
Berita
03/02/25
Gajah Betina Berusia 8 Tahun Ditemukan Mati di Aceh Timur
Gajah Betina Berusia 8 Tahun Ditemukan Mati di Aceh Timur
Berita
03/02/25