Gardaanimalia.com – Anak-anak muda kreatif di Banda Aceh mengambil langkah unik untuk mengampanyekan perlindungan satwa liar dan lingkungan dengan cara yang menarik perhatian masyarakat luas.
Mereka melukis mural bertema satwa langka dan pesan konservasi di dinding lapangan Stadion Harapan Bangsa pada 13 sampai 15 Juni 2025.
Kegiatan ini digagas oleh Bumoe Fest berkolaborasi dengan komunitas Kanot Bu dan didukung oleh Yayasan Hutan Alam dan Lingkungan Aceh (HAkA).
Mural yang terdiri dari gambar harimau sumatera, orangutan sumatera, badak sumatera, gajah sumatera, dan berbagai burung endemik Aceh ini tidak hanya mempercantik area stadion, tapi juga menyampaikan pesan kuat agar masyarakat peduli terhadap kelestarian satwa dan habitatnya.
Sebanyak 20 orang peserta, para seniman muda, dan relawan, secara antusias menyumbangkan kreativitas mereka untuk memvisualisasikan isu lingkungan dengan cara yang unik dan inspiratif.
Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian acara Bumoe Fest dengan tema “Speak Up for Leuser” yang mengajak semua orang dari berbagai latar belakang untuk bersuara menjaga Leuser, harta karun keanekaragaman hayati Aceh yang harus dilestarikan.
“Semua orang dari berbagai latar belakang harus menyuarakan Leuser karena ini adalah harta karun keanekaragaman hayati Aceh yang harus kita lestarikan bersama,” ujar Raja Mulkan, sebagai panitia penyelenggara pada Minggu (15/6/2025).
Raja Mulkan juga menjelaskan, tema khusus untuk live mural ini adalah “Uteun Aceh Kon Lampoh Soh” yang bermakna “Hutan Aceh bukan tanah kosong yang gampang dieksploitasi secara berlebihan".
“Di sana ada masyarakat yang menggantungkan hidupnya pada hutan, ada pohon-pohon yang menyumbang oksigen dan mengatur air, serta satwa liar yang meregenerasi hutan dan menyeimbangkan ekosistem,” tambahnya
Melalui seni mural, anak muda ingin menyuarakan betapa pentingnya menjaga satwa liar yang menjadi bagian dari warisan alam Aceh.
Dia berharap, setiap orang yang melihat mural ini bisa terinspirasi untuk ikut menjaga dan melindungi satwa dari ancaman perburuan dan kerusakan habitat.
Foto sampul: Warna-warni kuas menggambarkan keanekaragaman satwa liar di Aceh sebagai bentuk kampanye oleh anak muda Aceh. | Foto: Bumoe Fest
Penulis: Mardili