Cyrtodactylus Jatnai, Tokek Jenis Baru yang Diduga Endemik Bali

Gardaanimalia.com - Pulau Bali tak hanya memiliki banyak destinasi wisata populer tetapi juga menyimpan banyak keragaman biodiversitas. Secara biogeografi, flora dan fauna yang ada di Pulau Bali cenderung mirip dengan jenis yang ada di Pulau Jawa karena posisinya yang sama-sama tergolong dataran Sunda. Namun, Pulau Bali memiliki keragaman genetik yang luas dengan banyak spesies endemik dikarenakan populasi di pulau ini telah terisolasi dalam waktu yang lama.
Khusus Herpetofauna, jenis ini sangat dipengaruhi oleh iklim lembab tropis. Di Pulau Bali, herpetofauna paling baru yang tercatat hanyalah satu spesies tokek bengkok (bent-toed Gecko), Cyrtodactylus fumosus (Muller, 1895). Setelah diteliti lebih lanjut, genus Cyrtodactylus ternyata jauh lebih beragam dari yang selama ini telah tercatat. Hasil taksonomis terbaru telah menyatakan suatu spesies tanpa nama menjadi spesies baru genus Cyrtodactylus. Setelah dilakukan uji DNA dan pengukuran morfologi serta analisis taksonomis terhadap beberapa holotype yang ditemukan di Taman Nasional Bali Barat (TNBB), spesies ini kemudian dinamakan Cyrtodactylus jatnai sp. nov.
Berikut adalah beberapa karakter yang membedakan spesies ini dengan spesies lain yang pernah ditemukan: jantan dewasa mencapai panjang SVL (snout-vent length) 66,8 mm dan betina 64,8 mm; 9–11 supralabial; 8 atau 9 infralabial; tubuh dan anggota badan (limb) memiliki tuberkel kuat, lipatan lateral dengan tuberkel, tuberkel di bagian anterior ekor; tuberkel memanjang dari tengkuk ke pinggang dan membesar di posterior; 24-29 baris tuberkulum punggung; 40–48 baris ventral halus; sisik femoralis yang jelas membesar dalam dua baris, memanjang ke daerah precloacal; 40–43 pori-pori femoro-precloacal terus menerus pada pria; enam baris sisik post precloacal yang diperbesar; 17–19 lamela subdigital pada jari keempat; tidak ada subcaudal median yang membesar; tidak ada pola reticulated di kepala; bercak-bercak gelap berpasangan membentuk bentuk V pada tengkuk; dorsum bernoda.
Variasi antara individu jantan dan betina pada spesies ini selain panjang bagian-bagian tubuh adalah keberadaan pori pada prekoakal (femoro-precloacal pores) yang hanya dimiliki oleh individu jantan. Warna untuk masing-masing bagian tubuh bisa dilihat pada gambar berikut:
Nama“jatnai” diambil dari nama seorang professor dalam bidang konservasi, ekologi, dan primata dari Universitas Indonesia, Prof. Jatna Supriatna. Ia berasal dari Bali, dimana spesies baru ini ditemukan. Karena kegigihannya dalam dunia konservasi, Prof. Jatna mendapat julukan “The Conservation Warrior of Indonesia” dari Conservation International serta “Nuh dari Sejarah Modern” oleh masyarakat lokal.
Baca juga: Sering Jadi Korban Bycatch, Inilah 4 Jenis Paus Berparuh Dilindungi di Indonesia
Di Pulau Bali, spesies ini ditemukan pada berbagai tipe habitat seperti pada hutan tropis basah, hutan musim, hutan desidua kering, singkapan karang di tepi pantai atau di tepi sungai, serta semak di tepi pantai dengan ketinggian antara 20–130 mdpl. Semua spesies yang diobservasi pada penelitian ini ditemukan pada ketinggian kurang dari tiga meter dari daratan pada malam hari.
Secara taksonomis, Cyrtodactylus jatnai memiliki kesamaan paling dekat dengan spesies C. batucolus, C. darmandvillei, C. jellesmae, C. kimberleyensis, C. petani, C. sadleiri dan C. seribuatensis. Namun, semuanya memiliki perbedaan morfologi yang dapat dilihat pada tabel berikut.
Spesies baru ini juga berbeda dari Cyrtodactylus lainnya seperti C. boreoclivus, C. cavernicolus, C. elok, C. equitris, C. ingeri, C. matsuii, C. sermowaensis, dan C. yoshii dengan memiliki skla femoro-precloacal yang membesar (vs tidak membesar); dari C. durio dan C. jarakensis dengan memiliki transisi yang tiba-tiba antara deretan sisik postfemoralis dan ventral femoralis besar dan kecil (vs tidak ada); dari C. astrum, C. aurensis, C. australotitiwangsaensis C. bintangrendah, C. bintangtinggi, C. brevipalmatus, C. leegrismeri, C. lengkawiensis, C. macrotubercularus, C. peguensis, C. pulchellus, C. rex, dan C. trilatofasciatus dengan tidak adanya subcaudal median yang membesar secara transversal (vs membesar).
Pada akhirnya, jika dikaitkan secara morfologi, spesies ini paling dekat dengan C. seribuatensis yang ditemukan di Pulau Seribuat, Malaysia Barat. Temuan ini mengindikasikan bahwa mungkin ada hubungan antara populasi di Pulau Bali dengan Peninsular Malaysia dibanding dengan pada pulau di dataran Sunda lainnya.
Spesies Cyrtodactylus jatnai sp. nov. adalah satu-satunya spesies Cyrtodactylus yang ditemukan di Bali Barat dan diduga endemik pulau tersebut. Akan lebih menarik jika dilakukan penelitian pada Pulau Jawa, khususnya Jawa bagian timur untuk mengetahui adakah keterkaitan antara spesies ini dengan spesies yang berada di Pulau Jawa, the former island.
Sumber:
Amarasinghe A. A. T., Riyanto A., Mumpuni, Grismer L. (2020). A new Bent-Toed Gecko Species of The Genus Cyrtodactylus Gray, 1827 (Squamata: Gekkonidae) from The West Bali National Park, Bali, Indonesia, TAPROBANICA, 9 (01):59-70, urn:lsid:zoobank.org:act:343A46B9-2219-4D6E-81E4-C627FA0CD917
Müller, F. (1895). Reptilien und Amphibien aus Celebes, volume II. Bericht. Verhandlungen der Naturforschenden Gesellschaft in Basel, 10: 862–869

Tiga Opsetan Tanduk Rusa Diamankan saat Arus Balik Mudik
05/04/25
Seorang Pria Paruh Baya Ditangkap setelah Ketahuan Berdagang Penyu
26/03/25
Sebanyak 5 Penyu Diamankan dari Penyelundupan, 1 dalam Kondisi Stres
18/03/25
Alih Fungsi Lahan, Salah Satu Faktor Konflik Monyet di Bali
04/07/24
Penyu Korban Perdagangan Memiliki Luka Tusuk Tembus
02/04/24
Dua Paus Terdampar, Satu Tak Dapat Diselamatkan
23/02/24
Masa Depan Durian Ternate dan Hewan Penyerbuknya

Hutan Hilang, Penyakit Datang: Hubungan Deforestasi dan Zoonosis

Belum Disetujui Kejati, Tuntutan Kasus Penjualan Sisik Trenggiling di PN Kisaran Batal Dibacakan

Di Balik Layar "Lobi-Lobi Lobster", Merekam Kebijakan Tutup-Buka Ekspor BBL

Bagaimana, sih, Kondisi Burung di Indonesia Saat Ini?

Celah Menahun Pelabuhan Tanjung Perak, 19 Elang Paria Gagal Diselundupkan

Ingin Ungkap Penyalahgunaan Elpiji, Polisi malah Temukan 10 Satwa Dilindungi

Seorang Pria di Thailand Ditangkap karena Jual Dua Bayi Orangutan

Tanah Haram untuk Kawanan Gajah di Kebun Ban Michelin

Penjara Gajah di Tepi Kebun Karet Ban Michelin

Kasus Anak Gajah Tertabrak Truk di Malaysia, Pembangunan Tak Boleh Hambat Pergerakan Gajah

Seri Macan Tutul Jawa: Riwayat para Kucing Besar Tanah Jawa

FATWA: Burung Wiwik yang Enggan Menetaskan Telurnya

Seri Macan Tutul Jawa: Gunung Favorit Para Pendaki di Habitat Macan Tutul Jawa

Perdagangkan Siamang, Pelaku Ditangkap di Bojonggede

Tiga Ekor Kanguru Tanah Diselundupkan di Pelabuhan Jayapura

Telaga Paring, Orangutan yang Terjebak Banjir Besar di Kalteng Berhasil Dilepasliarkan

Sebelum Indonesia Merdeka, Ternyata Trenggiling Sudah Jadi Satwa Dilindungi

Tiga Individu Baru Badak Jawa Terdeteksi di Ujung Kulon

Ternyata Amir Simatupang Pernah Tawarkan Taring Harimau Seharga Rp50 Juta
