Gardaanimalia.com – #FATWA2 Ekolog Satwa Liar dan Research Associate Sunarto menyebut, harimau pada dasarnya tidak dapat hidup di area yang terdapat terlalu banyak aktivitas manusia. Mereka sangat sensitif terhadap gangguan manusia.
Kucing besar ini tidak dapat bertahan di tempat yang tidak ada tumbuhan bawah. Sunarto juga menyebut, penurunan habitat menjadi ancaman bagi harimau.
Selain itu, Ahli Konservasi Keanekaragaman Hayati Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Hendra Gunawan juga menjelaskan, penyempitan ruang habitat satwa akan berdampak pada penurunan jumlah pakan di alam.
“Ketika makanan di habitat alaminya kurang, maka satwa akan mencari makan di area-area manusia, seperti kebun dan bahkan permukiman,” ujarnya, dikutip dari CNN Indonesia. Hal itulah yang menjadi salah satu penyebab konflik harimau dan manusia kerap terjadi di berbagai daerah.
Sumber: Jurnal Biologi “Deforestation and it is Implications for Sumatran tigers in Bukit Barisan Selatan National Park, Sumatra”, CNN Indonesia, Virginia Tech News.