[caption id="attachment_2760" align="alignright" width="403"] Burung kakatua raja. Foto : Pixabay/ptrail[/caption]
Gardaanimalia.com - Burung kakatua raja dengan nama ilmiah Probosciger aterrimus (Gmelin, 1788) merupakan jenis burung kakatua terbesar di dunia. Hewan langka dan dilindungi ini dikenal dengan ciri khas bulunya yang dominan berwarna hitam dan jambul tegak di kepalanya.
Burung paruh bengkok ini memiliki julukan yang berbeda di setiap daerahnya. Nama-nama daerah yang digunakan antara lain alkai (Aru), awehie (Membramo), Kasmalas (Papua barat-laut), Mampais (Doreh), Sangya (Sorong), dan Siong (Andai). Dalam bahasa inggris burung ini dinamai Palm Cockatoo, Cape York Cockatoo, Great Palm Cockatoo, Black Macaw, Great Black Cockatoo, atau Goliath Cockatoo.
Burung kakatua raja tersebar di wilayah Papua, Kepulauan Aru, dan Peninsula Cape York di Australia Utara. Burung Kakatua Raja mendiami habitat hutan hujan tropis dataran rendah, hutan sekunder, dan kawasan tepi hutan hingga ketinggian 750 mdpl.
Terdapat 3 Sub-jenis Kakatua raja, terdiri atas Probosciger aterrimus aterrimus, ditemukan di wilayah Misool Papua, Kepulauan Aru, dan Australia Utara. Probosciger aterrimus goliath yang merupakan sub-jenis terbesar, ditemukan di Irian Barat dan Kepulauan di Papua, dan Probosciger aterrimus stenolopus dapat ditemukan Papua Nugini dan Irian Barat.
Secara perawakan, burung ini memiliki panjang tubuh berkisar antara 50-68 cm dengan berat 500 hingga 1100 gram. Kakatua ini memiliki warna tubuh hampir keseluruhan berwarna hitam. Selain bulu tubuhnya yang dominan hitam, burung ini juga memiliki paruh berwarna hitam. Bagian pipinya berwarna merah muda hingga merah terang. Antara jantan dan betina tidak memiliki perbedaan yang mencolok, namun dapat dibedakan dari ukuran paruhnya, paruh burung betina berukuran lebih kecil dibandingkan jantan. Pada mahkotanya terdapat jambul yang dapat berdiri tegak.
Tidak seperti jenis kakatua lain yang berkumpul dalam grup besar saat sedang mencari makan, Kakatua raja biasanya ditemukan dalam kelompok kecil yang terdiri dari 1 hingga 6 individu. Burung ini memakan biji-bijian seperti biji kenari, buah dan daun. Kadang-kadang mereka juga memakan serangga dan larva.
Pada masa Reproduksi, burung ini berkembang biak pada bulan Agustus hingga Januari. Kakatua raja tidak membuat sarangnya sendiri, melainkan bersarang dalam lubang pohon, seperti pohon palem. Biasanya lokasi lubang yang sama akan digunakan oleh pasangan Kakatua raja selama beberapa tahun.
Pasangan Kakatua akan bertelur satu butir setiap masa reproduksi, telur ini dierami selama 30 - 33 hari. Anak burung memerlukan waktu 100-110 hari untuk bertumbuh sebelum belajar terbang dan meninggalkan sarang.
Kakatua muda umumnya akan dirawat oleh kedua orangtuanya hingga 6 minggu untuk belajar terbang. Setelah itu, ia akan belajar hidup mandiri, namun Kakatua muda akan hidup dekat dengan orangtuanya hingga masa reproduksi selanjutnya.


Garda Animalia
Belum ada deskripsi
Artikel Lainnya
Read article: Polusi Mikroplastik Ancam Kesehatan Burung, Mulai Paru-Paru hingga Kerusakan Otak

Edukasi