Menghitung Nilai Ekonomi Alam dan Kehidupan Liar

Gardaanimalia.com - Saat ini, nilai ekonomi dari ekosistem bumi mendasari upaya konservasi alam dan kehidupan liar di abad ke-21. Topik ini semakin memengaruhi pengambilan kebijakan ekonomi dan pemerintahan di seluruh dunia. Selain itu, issue ini sudah masuk ke dalam agenda WEF (Forum Ekonomi Dunia) yang membahas tentang deforestasi Amazon bulan Januari 2021 lalu, dan kemungkinan besar akan menjadi isu utama dalam rapat tentang keanekaragaman hayati oleh PBB di Tiongkok tahun 2021 ini.((Patrick Greenfield. The Guardian. (28 Januari 2020). How much is an elephatnt’s worth?. https://www.theguardian.com/environment/2021/jan/28/how-much-is-an-elephant-worth-meet-the-ecologists-doing-the-sums-aoe))
Upaya ini dimulai pada tahun 1996, ketika sebuah tim yang terdiri atas pakar ekologi dan ekonomi mencoba menghitung nilai finansial dari planet Bumi. Mereka memperkirakan bahwa nilai ekonomi dari alam Bumi mencapai $33 triliun (lebih dari Rp 5.000 triliun), atau hampir dua kali lipat dari PDB global pada tahun tersebut.((Robert Costanza, Stephen Farber et al. (15 Mei 1997). Nature. The value of world’s ecosystem services and natural capital. https://www.nature.com/articles/387253a0.epdf?sharing_token=CNXZEyxywYQSyVZV1AP-ctRgN0jAjWel9jnR3ZoTv0ObPuZcAKgfky6sGEcqVzes6VnTTi5pQHIDRkYFrQvv5QIMXkC9xcwxetKwTllbKc0IfKG85TeUtEKv7OePSSSKKUl3ffpEEqXxJNUzWMHGCR0mZJnakKSGQpHVDHxyh9QukfJy2foV2n4pIe5krqmt5aSFlPS64r7_QwMQ8bA37awXagDjw3qWGm0RstOWuSvk645qgoJNjBUMzP6r55I25yoodWqL1KDC_viDovpN-bFiuk9B00r-r1cEhA5A2NqoPFDFf2C3waTOb0b-jtiswePbJ2YKjDZi899NwfPZww%3D%3D&tracking_referrer=www.theguardian.com))
Pada tahun 2014, Robert Costanza (pakar ekonomi ekologi Australia) meningkatkan estimasi dari tahun 1996, bahwa nilai ekonomi dari ekosistem Bumi tiap tahunnya mencapai $125 triliun (lebih dari Rp 18 ribu triliun).((Robert Constanza, Rudolf de Groot et al. ScienceDirect. Changes in the global values of ecosystem services. https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S0959378014000685)) Lebih dari separuh PDB global, atau sekitar $42 triliun (lebih dari Rp 6.000 triliun rupiah), bergantung kepada keanekaragaman hayati yang utuh.((Damian Carrington.(12 Oktober 2020). The Guardian. Fifth of countries at risk of ecosystem collapse. https://www.theguardian.com/environment/2020/oct/12/fifth-of-nations-at-risk-of-ecosystem-collapse-analysis-finds)) Alam serta kehidupan liar yang hidup dan utuh adalah aset yang bernilai triliunan dolar atau sekitar ratusan hingga ribuan triliun rupiah.
Baca juga: Miris! 4 Satwa Dilindungi Ini yang Masih Sering Dibantai Untuk Dikonsumsi
Masing-masing satwa dan kehidupan liar pun juga adalah aset ekonomi yang bernilai jauh lebih tinggi ketika dalam keadaan hidup. IMF memperkirakan bahwa satu gajah hutan hidup menyediakan jasa yang bernilai $1,75 juta (lebih dari Rp 25,5 miliar). Nilai ini lebih tinggi $40 ribu dari yang didapat oleh para pemburu gading gajah.((IMF. The secrets work of elephants. https://www.imf.org/external/pubs/ft/fandd/2020/12/how-african-elephants-fight-climate-change-ralph-chami.htm)) Seekor paus rata-rata menyediakan jasa yang bernilai ekonomi sekitar dua juta dollar AS karena mampu menangkap karbon dioksida alam jumlah yang sangat tinggi.((IMF. Nature’s Solution to Climate Change. https://www.imf.org/external/pubs/ft/fandd/2019/12/natures-solution-to-climate-change-chami.htm))
Diestimasikan bahwa pariwisata kehidupan liar global menghasilkan pendapatan lima kali lipat lebih banyak daripada perdagangan kehidupan liar ilegal global.((Alexandra’s Africa. It’s official wildlife is worth far more alive than dead. https://www.alexandrasafrica.com/wildlife-is-worth-far-more-alive-than-dead/))
Shahid Naeem, Profesor Ekologi dari University of Columbia, menyatakan bahwa jasa-jasa ekosistem Bumi yang tidak terhitung nilainya mendorong manusia untuk memahami setiap flora dan fauna yang ada. Ia juga menyatakan bahwa hewan dan tumbuhan yang hidup bernilai jauh lebih tinggi bagi manusia dibandingkan hewan dan tumbuhan yang mati. Diestimasikan bahwa dunia akan menghabiskan $722-967 triliun, atau puluhan ribu triliun rupiah, tiap tahunnya, untuk mencegah kepunahan massal dan keruntuhan ekosistem besar-besaran sebelum tahun 2030.((The Nature Conservacy. (14 September 2020). Closing the Nature Funding Gap. https://www.nature.org/en-us/what-we-do/our-insights/perspectives/closing-nature-funding-gap-global-biodiversity-finance/))
Angka-angka tersebut seharusnya menyadarkan masyarakat dunia bahwa kejahatan terhadap satwa dan kehidupan liar tidak hanya menghancurkan tatanan alam Bumi, namun juga tatanan ekonomi dan perdagangan dunia. Siapapun akan takjub menghitung jasa-jasa hewan dan tumbuhan yang selama ini menopang kehidupan umat manusia tanpa pamrih. Yang diminta oleh alam dan kehidupan liar atas kontribusi mereka hanyalah perlindungan dari tangan jahat mereka yang tidak menghargai jasa dan keindahan kehidupan liar.

Pentingnya Satwa Liar bagi Orang Ternate
05/03/25
Bayi Orangutan: Penghuni Baru di Cagar Alam Jantho
24/07/24
Menyambut Kedatangan Burung Migran
30/10/23
Mamalia Bersisik Akhirnya Kembali ke Habitatnya
20/09/23
Naik Maskapai Garuda Indonesia, 6 Komodo Ditranslokasi ke NTT
16/08/23
Satwa Dilindungi Dilepasliarkan di Cagar Alam Pulau Sempu
25/05/23
Menyimpan Siamang, Pelaku Perdagangan Satwa Liar Ditangkap di Bojonggede

Tiga Ekor Kanguru Tanah Diselundupkan di Pelabuhan Jayapura

Telaga Paring, Orangutan yang Terjebak Banjir Besar di Kalteng Berhasil Dilepasliarkan

Sebelum Indonesia Merdeka, Ternyata Trenggiling Sudah Jadi Satwa Dilindungi

Tiga Individu Baru Badak Jawa Terdeteksi di Ujung Kulon

Ternyata Amir Simatupang Pernah Tawarkan Taring Harimau Seharga Rp50 Juta

Kabar Baik, Dua Ekor Harimau Lahir di Suaka Barumun!

Hampir setiap Malam Beruang Madu Berkeliaran di Kabupaten Abdya

WN Tiongkok jadi Tersangka Perdagangan Cula Badak di Manado

Pembangunan Suaka Badak Sumatera di Aceh Timur Segera Rampung

Saksi Nyatakan Sisik Trenggiling Tidak Terdaftar sebagai Barbuk di Polres Asahan

Bukan hanya Sisik, Alex Tanyakan Kulit Harimau pada 2 Anggota TNI

Tahap Kedua Pelepasliaran, 182 Ekor Kura-Kura Moncong Babi kembali ke Alam

Dua Pelaku Perdagangan Organ Satwa Dilindungi Diserahkan ke JPU

Seri Macan Tutul Jawa: Upaya Yayasan SINTAS Selamatkan Predator Puncak Tersisa di Jawa

Perburuan Burung di TN Ujung Kulon Berujung 2 Tahun Pidana

Bripka Alfi Siregar ‘Amnesia’ di Pengadilan, Hakim Dorong Penetapannya jadi Tersangka

Batal Vonis Bebas, Willy Pembeli Cula Badak Dibui 1 Tahun

Kabar Baru, Pria asal AS Dijatuhkan Hukuman atas Kasus Penyiksaan Monyet

Jadi Saksi Ahli, Hinca Panjaitan Pakai Kaos Save Trenggiling ke Pengadilan
